[8] My Alarm [8]

8.2K 405 18
                                    

.

.

.

Clara tidak tahu sudah berapa lama dia kembali larut dalam pekerjaan hingga untuk kedua kalinya suara ketukan pintu mengganggunya. Clara mendongak dan kembali menemukan cengiran Dhania.

"Anu Mbak, Bu Djuwita dan keluarganya udah dateng." lapor gadis itu.

Clara mengerjap. "Ya udah kamu atur aja, Dhan."

Clara hendak beranjak namun ponselnya di atas meja kembali bergetar. Dia mengambil benda itu dan melihatnya sekilas. Ada satu pesan chat dari Lando.

My Alarm Lando

Aku oteweee, see you in 15 minute sayang~~~

Clara tanpa sadar tersenyum membaca pesan itu. Dengan cepat meraih ponsel dan beberapa barang untuk dimasukkan ke dalam tas. Clara mencangklongkan tasnya di pundak dan keluar menyusul Dhania.

Sesampainya di bawah, butiknya sudah ramai dengan para customer dan klien yang ingin mengurus pesanan mereka. Clara tersenyum tipis menikmati pemandangan itu. Tiga tahun lalu butik ini masih sepi. Bahkan dalam sehari mereka hanya melayani tidak lebih dari lima customer setiap harinya.

Namun dengan seiring berjalannya waktu, juga Clara yang terus belajar tentang manajemen dan marketing. Setidaknya hal itu membuahkan hasil. Jika dulu dia hanya memiliki Dhania sebagai pegawainya. Sekarang dia memiliki dua belas pekerja termasuk pengelola parkir dan kebersihan.

"Siang Mbak Clara, aduh maaf nih kalau saya ngerepotin. Minta buru-buru." Bu Djuwita yang mengenakan hijab hitam menyapa ramah sosok Clara.

Clara balas tersenyum. "Nggak apa-apa, Bu. Bagaimana Bu Djuwita, semuanya sudah pas dan sesuai?"

Bu Djuwita mengangguk senang. "Pas Mbak Clara, pas banget. Semuanya bagus banget. Desainnya, kebayanya. Semuanya sudah t o p b g t. Top banget."

"Syukurlah kalau semua sudah sesuai harapan." Clara tersenyum mendengar pujian yang dilontarkan kliennya. Kemudian dia menunduk saat merasakan ponselnya dalam tas bergetar lagi.

My Alarm Lando

Aku udah di depan.

Clara mengenyit membaca pesan itu. Dia mendongak menatap pintu kaca di luar. Samar-samar dia melihat mobil berwarna putih disana. Clara lalu beralih pada Bu Djuwita.

"Bu Djuwita, maaf sepertinya saya tidak bisa mendampingi Ibu sekeluarga untuk fitting. Saya sudah terlanjur ada janji."

"Nggak apa-apa, Mbak Clara. Silahkan kalau mau keluar," Bu Djuwita mengangguk mengerti.

Clara mengangguk lalu menatap Dhania. "Dhan, tolong semuanya diurus ya!"

"Siap Mbak!" Dhania menjawab dengan memberi tanda hormat.

Setelah itu Clara keluar dari butik. Dia mendapati range rover putih milik Lando sudah terparkir rapi. Si empunya tampak bersender di sisi mobil dan melambai penuh cinta ke arah Clara. Clara balas tersenyum dan melangkah cepat ke arah kekasihnya itu. Lando terlihat tampan dengan baju cassual dan rambut yang ditata sedemikian rupa menanggalkan jidatnya yang terekspose.

"Kok nggak masuk?" tanya Clara heran. Biasanya saat menjemput Clara, Lando akan langsung masuk dan duduk di sofa. Lalu dengan ramah dia akan mengajak ngobrol Dhania dan pegawai lainnya.

Lando menggeleng. "Kayaknya lagi rame banget. Aku takut ganggu." Tatapan laki-laki itu tertuju pada suasana Ra' Boutique dari pintu kaca. Clara ikut mengalihkan pandangannya.

Lando lalu menatap Clara sepenuhnya. "Berangkat sekarang?"

Saat Clara mengangguk Lando dengan sigap membukakan pintu mobil untuk pujaan hatinya. Perempuan itu tersenyum tipis merasakan perhatian Lando.

You Got ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang