.
.
.
Darga mulai gelisah, dia meminum air mineralnya beberapa kali. Laki-laki itu melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan. Sudah hampir satu jam Satria menghilang dengan mobilnya. Tapi mengapa sepupunya itu tak juga kembali? Tanpa sadar Darga menggigit bibir cemas. Entah mengapa perasannya menjadi tidak enak.
Darga melirik ke arah Arbin dan Arroyan yang sedang mengobrol seru dengan beberapa orang di arena. Menghela nafasnya, Darga pun menghampiri mereka.
Darga menepuk bahu Arroyan. Membuat temannya itu menoleh. "Satria kok nggak balik-balik ya? Udah hampir sejam."
Arroyan ikut melirik jam tangannya. Lalu bertatapan dengan Darga. "Iya juga ya, Dar."
Arroyan menatap sekeliling. Sedikit terkejut melihat beberapa mobil yang tadi menjadi lawan Satria sudah kembali lagi ke arena. "Lah, itu udah pada balik!" Arroyan menunjuk mobil-mobil itu. "Tapi si Satria kok nggak ada?"
Arroyan dan Darga berpandangan sesaat. Melalui tatapan mata, kedua lelaki itu seakan mengutarakan satu hal yang tiba-tiba mereka pikirkan. Arroyan buru-buru memanggil Arbin, membuat laki-laki pendek itu menatap kedua temannya tak mengerti.
"Ada apaan sih?" Arbin menatap Arroyan dan Darga bergantian.
"Satria kok belum balik-balik ya? Feeling gue jadi nggak enak." ucap Darga.
Arbin menatap sekeliling lalu menggarukkan kepala turut bingung. "Iya, iya, kemana dah tuh anak? Biasanya nggak gini."
"Woy, Dar!"
Suara Bang Jack terdengar begitu panik menatap Darga, Arbin maupun Arroyan. Laki-laki bertato itu menampilkan raut cemas yang membuat ketiga laki-laki itu mengernyit bingung.
"Ada apaan Bang?"
Bang Jack menetralkan nafasnya yang memburu. "Kata anak buah gue, Satria kecelakaan di ujung jalan sana!"
Darga, Arbin dan Arroyan terkejut mendengar berita itu. Kedua mata mereka kompak melebar.
"Eh, seriusan lo Bang?" Arbin sontak tak percaya.
Bang Jack mengangguk-angguk. "Itu kata anak buah gue! Tapi gue sendiri belum tahu keadaannya gimana sekarang."
Bang Jack menelpon anak buahnya. Tak lama kemudian dia langsung mendapatkan dimana lokasi kecelakaan tersebut. "Gue udah shareloc lokasinya ke lo, Dar. Kita sekarang kesana!"
Darga, Arbin dan Arroyan segera masuk ke dalam mobil Arroyan. Mereka pergi mencari dimana Satria berada.
"Udah gue bilang, feeling gue buruk!" Darga berdecak di kursi belakang.
"Biasanya tuh nggak begini, kenapa sih dia?!" gerutu Arbin.
"Ini pasti ada hubungannya sama Clara!" Arroyan dan Arbin menatap Darga. "Tuh anak pasti frustasi karena Clara, apalagi coba!"
Arbin hanya mendesah. Arroyan fokus pada kemudi dengan raut cemas. "Semoga si Satria nggak apa-apa, deh."
Tak lama kemudian mereka sampai di tepi jalan yang dimaksudkan. Darga, Arbin dan Arroyan segera keluar begitu mendapati mobil modifikasi milik Satria menubruk pembatas jalan dengan kap mobil setengah terbuka diikuti kepulan asap membumbung.
"Sat!"
Darga melompat turun dari mobil dan segera membuka pintu kemudi mobil tersebut. Mereka terkejut mendapati Satria tak sadarkan diri dengan pelipis dan pipi penuh darah.
"Satria!"
Mereka semua berteriak panik. Darga dan Arbin segera mengeluarkan Satria dari dalam mobil. Arroyan membukakan pintu mobilnya, agar Darga dan Arbin bisa memasukkan Satria ke dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Got It
RomanceSatria Evandra Arbani, laki-laki itu hanya menginginkan bertemu kembali dengan Clara Regina Anandhina, perempuan yang dipacarinya enam tahun silam. Saat mereka masih merasakan indahnya, cinta di masa putih abu-abu. Sebuah peristiwa terjadi, mengaki...