[61] Morning Surprise [61]

4.8K 236 23
                                    

.

.

.

"Rain! Rain!"

Arrain yang baru menampakkan diri di rumah sakit pukul tujuh pagi ini mengernyit saat melihat Millie—rekannya sesama dokter berlarian menghampiri. Masih dengan kerutan tajam, Arrain menatap Millie heran.

"Ngapain sih lo lari-larian begini? Mau jogging muterin seisi rumah sakit?" Arrain tertawa.

"Bukan!" Millie menggeleng-geleng sembari mengatur nafasnya. "Gue punya berita hot buat lo!"

Arrain seketika mengernyit. "Berita apaan? Oh! Gue tahu!" tebaknya sembari menjetikkan jari. "Itu si Dokter Imam jadi cerai ya sama bininya. Beneran karena selingkuh?" lanjutnya berbisik.

Millie ganti mengernyit. "Kok malah Dokter Imam sih, bukanlah Rain!" perempuan itu menggeleng gemas.

"Lah, terus?"

"Eh, gebetan lo yang kita pernah ketemu itu di toko roti itu namanya Satria, kan?"

Arrain mengangguk pelan. Diikuti dengan kernyitan tak mengerti. Ada apa dengan Satria? Mengapa Millie tiba-tiba membahas soal laki-laki itu?

"Emang kenapa sama Satria?"

Millie kemudian menjetikkan jari senang. "Berarti bener kan, yang gue lihat tadi?"

Arrain menjadi semakin tidak mengerti. Dia lalu menggoyang-goyangkan lengan Millie gemas.

"Ada apaan sih Mill? Ada apaan? Jangan bikin gue penasaran dong?!"

Millie mengambil nafas. "Lo bilang gebetan lo yang kita ketemu di toko roti itu namanya Satria, kan?" Arrain kembali mengangguk. "Dan gue baru dapet info, kalo di VIP ada pasien yang namanya Satria. Masuk semalem karena kecelakaan. Pas gue cek and ricek ke VIP kayaknya itu beneran gebetan lo deh, Rain."

Arrain benar-benar terkejut mendengar berita itu. Kedua matanya melotot sempurna. Dia cengkeram lengan Millie erat. "Lo serius?"

Millie mengangguk. "Kayaknya sih bener, Rain."

Bola mata Arrain berputar sejenak. Kecelakaan. Satria mengalami kecelakaan. Tunggu, bukankah semalam dia sempat bertemu laki-laki itu? Satria terlihat baik-baik saja. Mengingat hal itu membuat Arrain menjadi cemas. Dia segera berlarian ke ruangannya.

"Thank you infonya ya Mill!" seru Arrain.

Arrain memasuki ruangannya dengan cepat. Dia masih punya waktu setidaknya 30 menit sebelum paktek pagi dimulai.

"Dokter mau kemana?" Rista—asisten Arrain berteriak saat melihat dokternya berlarian keluar ruangan.

"Sebentar Rista, gue ada urusan!" seru Arrain membuat perawat itu mengelengkan kepala.

Tak butuh waktu lama bagi Arrain untuk sampai di deret ruangan VIP. Menurut Millie, Satria menghuni ruang VIP 3. Arrain mengintip sejenak di dalam. Lalu perlahan membuka pintu itu, membuatnya bisa melihat jelas siapa pasien yang terbaring disana.

"Satria?!"

Arrain tak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat dia melihat sendiri Satria terbaring di ranjang dengan piyama khas rumah sakit. Masih dengan raut bengong tak percaya Arrain menghampiri laki-laki itu.

"Hai, Rain?"

Satria meringis saat melihat seseorang memasuki kamar rawatnya. Awalnya dia mengira Clara akan datang lagi. Namun dia sadar bahwa harapannya terlalu muluk. Karena yang menampakkan diri disana adalah Arrain dengan jas putihnya. Ah, Satria benar-benar lupa jika rumah sakit ini adalah tempat perempuan itu bekerja.

You Got ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang