.
.
.
Clara tahu cepat atau lambat malam ini akan datang juga. Malam dimana pertunangannya dengan Lando akan dihelat. Menghembuskan nafas panjang. Clara menatap pantulan dirinya di cermin. Menatap pantulan dirinya dengan gaun putih cantik yang menjuntai panjang hingga mata kaki. Gaun dengan taburan swarovski itu begitu cantik membalut tubuhnya.
Clara menatap dirinya yang terlihat cantik dengan hair do sedemikian rupa. Meski begitu, Clara tetap tak bisa menyembunyikan ketegangan di wajahnya. Membuat keringat dingin membasahi wajahnya.
"Duhhh, Mbak Clara kok keringetan lagi sih? Padahal acaranya belum mulai lho, Mbak." si penata rias sedikit mengomel dan sibuk mengusap wajah Clara dengan tissu. Sedikit membenahi make up di wajah Clara.
"Sayang, jangan terlalu gugup begitu. Rileks aja." Dena datang dan menepuk bahu Clara pelan.
Clara tersenyum tipis. Menatap bayangan Dena dari cermin. "Iya, Tante."
Clara bangkit dengan rasa gugup luar biasa. Berjalan lamat-lamat, dia menghampiri Lando yang menanti di ujung ruangan. Dia tersenyum tipis pada laki-laki itu.
Lando membalas dengan senyuman lebar. Laki-laki itu terlihat tampan dengan tuxedo berwarna hitam. Setangkai bunga terselip di sisi kanan jas.
"You look so beautiful tonight, my lovely young." Lando menyodorkan lengannya.
Clara menatap Lando sedikit lama. Perlahan-lahan menyelipkan tangannya di lengan laki-laki itu.
Lando tersenyum lebar. "You know, i really excited for tonight." bisik Lando. Clara hanya tersenyum. "Aku nggak bisa bayangin gimana meriahnya pesta pernikahan kita nanti. Kalau pertunangan saja sudah membuatku begitu excited."
Clara merasa jantungnya berhenti berdetak saat mendengar kata 'pernikahan' keluar dari mulut Lando. Membuat tubuhnya menegang hebat. Lalu tidak ada yang bisa Clara lakukan selain tersenyum tipis.
Clara dan Lando berjalan beriringan menuju hall tempat pertunangan mereka akan dihelat. Begitu memasuki hall Clara tak bisa menyembunyikan raut gugupnya saat ratusan orang yang hadir itu menaruh atensi mereka padanya.
Para tamu undangan bertepuk tangan meriah begitu Lando dan Clara memasuki ruangan.
Tak pelak hal itu membuat Clara gugup setengah mati. Berpasang-pasang mata ke arahnya membuatnya gugup dan tegang. Clara melirik cemas ke arah orang tuanya. Tapi Aldan dan Intan malah saling melempar senyum dengan kedua orang tua Lando di samping.
Clara mengambil nafas panjang. Mengatur jantungnya yang bergemuruh cepat. Bahkan suara MC yang membuka acara pun tak diperhatikan oleh Clara. Karena nafasnya tiba-tiba sesak entah mengapa.
Lalu saat sepasang cincin itu diletakkan di hadapan mereka. Clara harus mati-matian menahan kegugupan agar keringat dinginnya tidak membanjir.
Lando membuka kotak beludru bewarna biru itu menampilkan sepasang cincin berkilauan yang memanjakan mata.
Lando tersenyum lebar sembari mengambil salah satu cincin dari sana. Dia lalu meminta tangan Clara. "My lovely young, your hand, please!"
Clara menatap Lando dalam diam. Sembari menghembuskan nafas panjang, dia mengangkat perlahan tangan kirinya. Hingga Lando berhasil menangkap tangan kirinya dan memasangkan cincin berkilauan itu. Clara memaksakan seulas senyum saat cincin itu sudah menghiasi jari manisnya sebelah kiri.
"Your turn." ucap Lando.
Clara mengangguk. Perlahan mengambil cincin itu dari kotak. Kemudian memasangkan cincin itu pada jemari Lando. Laki-laki itu tersenyum lebar memamerkan jemari mereka yang sudah tersemat cincin berkilauan. Membuat para tamu bertepuk tangan meriah menyoraki mereka. Lando tersenyum lebar. Kontras dengan Clara yang hanya melengkungkan bibir sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Got It
RomanceSatria Evandra Arbani, laki-laki itu hanya menginginkan bertemu kembali dengan Clara Regina Anandhina, perempuan yang dipacarinya enam tahun silam. Saat mereka masih merasakan indahnya, cinta di masa putih abu-abu. Sebuah peristiwa terjadi, mengaki...