[65] She Has New Family [65]

5.8K 297 21
                                    

.

.

.

Satria keluar dari kamar orang tuanya saat mamanya sudah mulai tenang. Dia menatap sekeliling menemukan suasana rumahnya tampak sepi. Ah, dia ingat tadi menyuruh Zahra untuk membawa Andhara ke kamarnya.

Satria akhirnya menuju dua pintu di sebelah kamar orang tuanya. Mendapati pintu kamar adiknya itu meringis membuat Satria bisa mengintip ke dalam.

Di sana Satria mendapati Zahra dan anaknya asyik duduk di lantai. Andhara terlihat sedang menceritakan sesuatu kepada Zahra sembari memainkan bonekanya. Zahra hanya menyimak sambil memakan es krim miliknya.

Satria diam-diam melangkah masuk. Namun Andhara lebih dulu menyadari kehadiran papanya. Gadis kecil itu pun berteriak.

"Papa!"

Teriakan Andhara membuat Zahra yang sedang menyuapkan es krim ke dalam mulut melotot kaget. Dia tolehkan kepala lebih kaget saat melihat sang kakak memasuki kamarnya. Astaga! Apa benar yang didengarnya kali ini?! Kakaknya sudah menjadi seorang ayah?! Zahra merasa es krim yang berada dalam mulutnya nyaris muncrat keluar.

Satria mendudukkan diri di samping Andhara. Dia menjunjung tubuh Andhara agar duduk di pangkuannya. Menciumi kepala anaknya yang sedang asyik memakan sekotak coklat.

"Rara lagi ngapain sama Aunty?" Satria bertanya lembut sembari mengelus rambut anaknya.

"Lagi bercerita, Papa! Rara cerita soal Ollaf. Aunty ceritain Rara soal film Moana, Rara pengin nonton. Aunty janjiin Rara buat nonton nanti." Andhara menjelaskan dengan semangat.

Satria mengangguk-angguk. Kemudian menatap Zahra yang terbengong menatap keduanya. Bola matanya mengedip tak percaya.

"Kamu kenapa, Dek?" Satria bertanya melihat Zahra bengong.

Zahra mengerjap lalu melotot kepada sang kakak. "Sumpah ya, BangSat! Gue masih nggak ngerti! Dia—" Zahra menunjuk Andhara. "Beneran anak lo?! Gue beneran udah jadi Tante?!"

Satria hanya mengangguk kalem. Membuat mulut Zahra ternganga lebar.

"Beneran anak lo?! Terbuat dari sperma lo?!"

"Zahra!" Satria menegur karena Zahra sudah mengeluarkan kata yang tidak-tidak di depan anaknya yang masih kecil. "Jangan ngomong yang aneh-aneh!"

"Ya kan, gue cuma nanya!" Zahra berdecak. "Beneran BangSat, beneran lo udah jadi bapak?!"

"Iya, Zahra." Satria pening tiba-tiba. Harus berapa kali dia menjelaskan.

"Terus mamanya siapa?" Zahra kembali menyelidik. "Nggak mungkin kan, lo punya anak, tapi yang ngelahirin anak lo pohon?! Siapa mamanya BangSat?!"

"Udah dibilang jangan ngomong yang aneh-aneh!" Satria mendesah panjang. "Mamanya Rara siapa, sayang?" Dia beralih menatap anaknya.

"Mama Clara." Andhara menjawab polos membuat Zahra kembali melotot.

"Clara?! Maksudnya Mbak Clara pacar lo itu BangSat?"

"Iya."

"Loh, bukannya Mbak Clara udah ninggalin lo?!"

Satria mengangguk lagi. "Clara ninggalin Kakak karena hamil. Jadi dia dibawa orang tuanya ke New York setelah lulus."

Zahra semakin kaget. Dia lalu menggeram frustasi mengacak-acak rambutnya. "Buset BangSat! Gue tahu kalo gue suka baca cerita CEO-CEO hot yang tiba-tiba punya anak gitu! Tapi gue nggak nyangka, kalo lo ternyata punya kisah yang sama. Huweee! Gimana ini, gue kirain yang tukang halu cuman penulis-penulis cerita hot doang," Zahra masih mengomel. "Ternyata abang gue sendiri udah bisa bikin cerita begituan! Di real life lagi! Huweee!"

You Got ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang