.
.
.
Darga menggeram frustasi ketika memasuki area hotel Shangrilla, langkahnya terburu-buru memasuki salah satu restoran di hotel tersebut. Darga semakin frustasi saat menemukan tiga orang dari peruasahaan China—Yue Corporation, sudah menunggu disana.
Mereka memang ada janji temu siang ini. Masalahnya Darga nyaris lupa dengan janji meeting ini. Sebenarnya dari tadi Nena sudah mengingatkan, tapi dari tadi dia malah ngotot ingin bermain game sebentar. Membuat mereka telat dan nyaris ugal-ugalan di jalan.
Darga menyalami vice presiden dari Yue Corporation itu dengan canggung. Masalahnya pria paruh baya di hadapannya ini sudah mulai mengomel dengan bahasa yang tak dia mengerti. Darga pun tak lupa meminta pengertian bahwa mereka mengalami macet di jalan. Alias ngeles.
Lalu saat Darga dan Nena sudah duduk disana. Mr. Zhang—VP dari Yue Corporation malah menanyakan keberadaan Satria yang membuat Darga mengerjap tak mengerti. Lalu saat dia berpandangan dengan Nena mereka baru sadar jika Satria belum hadir disana.
Darga sedikit heran, mengapa Satria belum juga muncul? Padahal biasanya sepupunya itu muncul tepat waktu jika ada meeting penting seperti ini. Tapi mengapa Satria tak menunjukkan batang hidungnya? Mungkinkah dia lupa?
Darga segera menyikut Nena, memberi kode agar sekertarisnya itu segera menghubungi Satria. Nena yang paham segera menyingkir dari meja. Mencari spot yang tepat untuk menelpon.
Berkali-kali Nena mencoba menghubungi Satria namun panggilannya tak juga dijawab. Hanya operator yang menjawab panggilannya. Nena menggeram frustasi, merasa kasihan dengan Darga yang menghandle meeting seorang diri. Apalagi Mr. Zhang tipikal orang yang gampang-gampang susah.
Bola mata Nena melebar saat satu ide tercetus dalam otaknya. Seharusnya dia menelpon Hirla saja! Bukankah temannya itu adalah sekertaris Satria di kantor. Ish! Kenapa gue nggak kepikiran dari tadi?
Nena segera men-dial nomor Hirla. "Hallo Hir, Satria dimana sih? Ini gue sama Darga udah sampe di Shangrilla, kok Satria belum dateng-dateng juga?"
Namun Hirla malah memghela nafas di seberang sana. "Gue juga bingung, Nen. Udah empat hari Pak Satria nggak ngantor. Ini kerjaan Pak Satria juga banyak benget. Gue bingung mau gimana."
Nena menggigit bibir. "Ya udah, thanks Hir."
Setelahnya Nena menutup telepon dan kembali duduk di samping Darga. Dia berbisik pada laki-laki itu.
"Hirla bilang udah empat hari Satria nggak ngantor." bisiknya.
Darga melotot tak percaya. Otaknya jadi berpikir keras, tidak biasanya Satria menghilang tanpa kabar. Apa yang terjadi pada sepupunya itu?
Dua jam kemudian Darga berhasil mengakhiri meeting tersebut meskipun agak alot. Mr. Zhang meminta untuk penanda-tanganan kontrak saat ini juga. Tapi itu tidak mungkin terjadi. Mereka tidak bisa melakukannya tanpa kehadiran Satria disini.
"Serius, Hirla bilang kalo Satria udah nggak ngantor empat hari?" tanya Darga saat mereka tergesa menuju parkiran.
Nena mengangguk di belakangnya. "Iya, Hirla bilang gitu. Dia juga ngeluh karena kerjaan Satria banyak banget."
Selama mengendarai pajero-nya Darga berpikir keras, mempertanyakan dimana keberadaan Satria saat ini. Tadi dia sudah mengirim boom chat berkali-kali. Tapi tak ada satupun yang terkirim. Semua hanya centang satu. Darga mengetuk-ngetuk dagunya mencoba berfikir. Baru saat lampu merah menyapa. Dia membuka ruang obrolan teman-temannya termasuk Satria di dalamnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/252754321-288-k56651.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You Got It
عاطفيةSatria Evandra Arbani, laki-laki itu hanya menginginkan bertemu kembali dengan Clara Regina Anandhina, perempuan yang dipacarinya enam tahun silam. Saat mereka masih merasakan indahnya, cinta di masa putih abu-abu. Sebuah peristiwa terjadi, mengaki...