.
.
.
Clara membelokkan mini coopernya ke plataran parkir pro-market yang luas. Setelah memarkirkan mobilnya dengan rapi, Clara mendesah, menatap sekeliling. Mencari tanda-tanda kehadiran laki-laki itu. Akhirnya dia meraih ponsel dan mengecek. Tapi tidak ada pesan yang masuk. Khususnya dari laki-laki itu.
Clara tak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat beberapa jam yang lalu pesan singkat Satria masuk dalam ponselnya. Satria lagi-lagi mengajak mereka bertemu. Tapi tidak di rumah Clara. Sedikit penasaran dengan apa yang akan Satria bicarakan, Clara menyanggupinya.
Clara kembali menatap sekeliling. Tapi tak menemukan Satria membuat Clara mendesah. Dia keluar dan masuk ke dalam supermarket. Membeli snack dan minuman dingin. Clara akhirnya duduk di meja depan supermarket. Meminum juice kemasan yang dibelinya. Dia kembali menatap ponselnya. Baiklah Clara putuskan jika sampai 15 menit lagi Satria tak muncul juga. Maka dia akan pergi dan tak mau peduli lagi.
Clara baru saja akan beranjak saat matanya bertubrukan pada crv abu-abu yang baru memasuki area parkir. Sangat tahu siapa pemilik kendaraan itu. Membuat Clara kembali duduk di kursinya.
Satria baru saja keluar dari crv abu-abunya. Seketika kedua matanya langsung bertumbuk pada perempuan yang tengah duduk tenang di kursi. Satria tersenyum tipis melihat Clara sudah duduk disana. Terlihat cantik dengan dress selutut berawarna merah dengan jaket hitam. Sejenis dengan jaket kulit warna hitam yang dikenakan Satria.
"Kamu telat!" Clara menuding Satria saat laki-laki itu menghampirinya.
Satria mendesah lalu mendudukkan diri di kursi samping Clara. "Macet, Ra."
Clara menatap datar Satria. "Kamu mau ngomong apa? Aku nggak punya banyak waktu."
Satria mengatur nafas dan hatinya sejenak. Tatapannya lurus ke depan. "Aku udah denger, minggu depan kamu tunangan, kan?" Dia torehkan senyum penuh luka.
Clara merasa jantungnya berhenti berdetak. Tidak menyangka Satria akan membicarakan hal itu. "Bagus deh, kalo kamu udah tahu."
Clara menatap Satria datar. Apakah hanya itu yang ingin dibicarakan Satria?
Satria menoleh. Tersenyum kecil seolah menunjukkan kalau dirinya baik-baik saja. Tidak hancur seperti hatinya. "Aku cuma mau bilang, apa kamu udah pikirin hal ini baik-baik?" Karena ini bukan menyangkut tentang kamu aja. Ada anakku di dalamnya."
"Maksud kamu?" Clara mengerutkan kening tak mengerti.
Satria meremas kedua tangannya. "Apa laki-laki itu bener-bener baik buat kamu?"
Clara menelan ludahnya. "Baik, dia baik Satria." Ya, Lando begitu baik. Dia yang jahat karena sudah membohongi laki-laki itu.
Satria mengangguk-angguk. "Apa dia juga tahu—kalo kamu udah punya anak?"
Tubuh Clara menegang. Bola matanya bergetar hebat. Namun Clara masih bisa mengendalikannya. "T—tahu. Lando tahu soal Rara."
Satria kembali mengangguk-angguk. "Terus kapan rencana kalian buat menikah?"
Clara menahan nafas. Menatap Satria dengan tatapan berani. "Buat apa kamu nanya-nanya?!"
Satria mendengus. "Wajar kan aku nanya. Karena apa yang akan kamu lakukan ini berpengaruh pada anakku."
Clara memicingkan mata.
"Rara pasti bingung, dia punya papanya sendiri. Tapi kenapa papa dan mamanya nggak bersama."
Clara mendengus. "Banyak anak-anak lain yang ngalamin hal sama. Dan mereka baik-baik aja."
"Dan aku nggak mau anakku mengalami hal itu!" Satria mengambil nafas. "Batalkan Ra! Batalkan pertunangan kamu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Got It
RomanceSatria Evandra Arbani, laki-laki itu hanya menginginkan bertemu kembali dengan Clara Regina Anandhina, perempuan yang dipacarinya enam tahun silam. Saat mereka masih merasakan indahnya, cinta di masa putih abu-abu. Sebuah peristiwa terjadi, mengaki...