Sepulang sekolah Rio sudah siap dengan kaus oblong dan celana pendeknya. Hari ini adalah latihan pertama ekskul basket. Beberapa siswa juga sudah memasuki lapangan basket indoor. Rio meletakkan tas dan seragamnya di loker. Loker di ruang ruang ganti tersusun banyak. Sekitar seratus loker berukuran masing-masing 60x35x30 cm. Sedangkan ada 20 loker yang berukuran tiap pintu 180x45x38 cm. Rio sudah menebak itu adalah loker untuk pertandingan.
Begitu keluar dari ruang ganti Rio sudah mendapati para anggota basket berkumpul. Terlihat beberapa siswa yang menggunakan seragam basket yang sama, pasti kakak kelas. Ternyata ada seragam latihan juga. Rio pikir hanya ada seragam khusus bertanding.
Latihan dimulai dengan doa pembuka lantas dilanjut dengan pemanasan. Rio tidak berharap adanya latihan pertama yang santai. Di hari pertama ini nyatanya sang guru ingin melihat kemampuan tiap siswa yang mendaftarkan diri di ekskul basket.
"Ekskul ini terbuka untuk siapapun siswa di SMA Deraf tapi nantinya untuk yang ingin serius dan memiliki kemampuan yang lebih unggul bisa ikut seleksi tim basket sekolah. Tim basket ini latihannya sama dengan ekskul basket, hanya saja mereka difokuskan untuk bertanding. Alasan dibedakannya hal tersebut adalah beberapa ada yang hanya menggemari basket sebagai hobi, beberapa ada yang ingin mencetak penghargaan di bidang basket. Untuk ekskul basket sendiri ada kesempatan berlomba di tingkat sekolah. Biasanya mereka juga yang menjadi panitia saat kegiatan perlombaan di sekolah," jelas pak Niki. Dia mengatakan saat latihan pertama selesai dilakukan.
Mereka duduk melingkar dan sang guru berdiri menjelaskan di tengah lingkaran. Dia tampak aktif bergerak agar tidak membelakangi siswanya. Siswa kelas 10 yang baru kali pertama ikut latihan langsung menyesal tidak berlatih secara maksimal hari ini. Mereka tentu ingin menjadi tim inti dari klub basket sekolah ini.
"Seleksi dilaksanakan minggu depan, jadi latihan hari kamis silakan dimaksimalkan. Tentu semua orang ingin masuk tim inti," ujar pak Niki.
Setelah itu mereka dipernolehkan saling berkenalan dan menhobrol. Rio duduk bersebelahan dengan Anton. Hanya Anton yang Rio kenal karena dari SMP yang sama. Anggota tim basket di SMP mereka memencar sampai ada yang keluar kota.
Setelah hampir setengah jam saling mengobrol akhirnya mereka dipersilakan pulang. Rio mengambil tasnya di loker dan berjalan bersama Anton ke parkiran. Sekolah sudah sepi dan baru Rio sadari kalau langit sudah gelap. Dia mengecek jam tangannya, benar saja ini sudah jam setengah tujuh.
"Duluan, Bro!" seru Anton yang rumahnya berbeda arah dengan Rio. Rio mengklakson dan berkendara pulang. Menutup hari dengan menikmati jalanan kota Yogyakarta yang ramai. Mereka lebih suka menghabiskan hari saat malam. Kota ini jauh lebih hidup saat malam.
Pernak-pernik lampu kota memanjakan mata Rio, membuatnya berkendara dengan kecepatan lambat. Hidungnya tak henti-hentinya mencium aroma khas makanan pinggir jalan. Pandangannya segera menajam saat melihat seorang yang ia kenal tengah menuntun motornya.
Rio merapatkan motornya dan mengklakson. Membuat siswa yang tengah menuntun motornya terjingkat kaget dan menoleh kepadanya. Dia menaikkan kaca helmnya dan berdecak melihat siapa yang mengkagetinya.
"Kenapa motormu? Kehabisan bensin?" tanya Rio menahan gelak tawanya.
"Nggak bisa distater," sahut Arghi ketus. Dia kelelahan menuntun motornya dari sekolah. Hari ini dia juga ada ekstrakulikuler musik. Seharusnya pulang setengah jam lalu, tapi motornya tidak kunjung menyala. Melihat parkiran sepi dia dengan bersungut-sungut menuntun motornya.
Bahkan harus melewati bengkel karena tidak membawa uang sepersenpun. Tidak ada cara lain selain menuntun motornya pulang ke rumah. Jarak ke rumah masih sangat jauh, tapi mau bagaimana lagi? Salahnya yang lupa membawa uang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Querencia
Teen FictionBertemu dengan tiga orang sahabat adalah sebuah anugerah. Saat luka-luka yang aku lihat dari diri mereka perlahan mulai sembuh, membuat hatiku menghangat. Aku berguna bagi mereka dan mereka istimewa untukku. Melewati masa remaja bersama dengan berb...