96. Vidio Jofan

282 23 0
                                    

Seminggu sejak kejadian di kantin, Jofan seperti terlempar ke masa lalu. Dia mendapat perlakuan seperti saat ia SMP. Dirundung dan dipermalukan dimanapun. Jofan merasa sedih akan hal tersebut, terlebih saat dirinya tahu kalau Arghi juga diperlakukan tidak menyenangkan oleh siswa lainnya. Itu semua karena Jofan. Berkali-kali Jofan meminta maaf pada Arghi dan sebanyak itu juga Arghi mengatakan pada Jofan bahwa dia baik-baik saja. Justru Arghi mengkhawatirkan kondisi mental Jofan saat orang-orang terus menekan Jofan.

"Kita laporin aja ke kepala sekolah! Jadi mereka nggak bisa seenaknya sama kamu!"

Pagi ini, Arghi sudah sangat geram dengan perlakuan teman sekelasnya yang mencoret-coret meja Jofan. Tanpa sebab yaang jelas, mereka menggambar alat kelamin laki-laki dengan tulisan "gay" yang terpampang nyata. Arghi marah besar, tapi tidak bisa mengamuk karena semua orang di kelasnya sudah pergi ke lapangan untuk melaksanakan olahraga.

"Jangan, An. Aku baik-baik aja. Selama itu bukan kamu, aku baik-baik aja," ujar Jofan menahan amarah Arghi agar tak meletup-letup. Hubungan Arghi dengan Sila juga tak kalah buruk. Sejak kejadian di kantin itu, entah mengapa Sila menjauh dari Arghi. Membuat Jofan semakin merasa bersalah pada Arghi. Arghi tidak terlalu peduli pada Sila, dia lebih khawatir pada Jofan.

"Ya udah, ayo ke lapangan," ajak Arghi dan akhirnya mereka berdua ke lapangan untuk berolahraga. Hari ini penilaian lompat tinggi. Sepanjang olahraga Jofan merasa terus dibicarakan diam-diam. Ah, bahkan beberapa ada yang terang-terangan mengatainya gay. Jofan jadi takut. Takut kalau Ali menyebarkan vidionya di masa lalu. Takut kalau teman sekelasnya membicarakannya atas dasar vidio tersebut.

"Nggak usah didengerin. Fokus sama penilaian aja!" ujar Arghi menenangkan Jofan yang tampak mulai terganggu dengan sekitar mereka. Arghi tidak tuli, dia dengar dengan jelas sebutan yang mereka sematkan kepada Jofan. Dia juga tidak tahu siapa yang memulai ini semua. Tapi, pikirannya mulai menuduh Rio. Rio yang mengetahui cerita ini. Dan sekarang hubungannya dengan Rio buruk, bisa jadi Rio yang membocorkan rahasia Jofan yang satu ini. Betapa jahat kalau memang Rio yang melakukannya.

"Jadi dia beneran gay, 'kan! Jijik banget sih. Pantes Rio nggak mau deket-deket sama dia lagi!"

"Nggak kaget sih. Lihat aja kelakuannya yang selalu cari muka di deket Rio!"

"Untung diaudah nggak temenan sama si Rio lagi. Bisa-bisa Rio dihasut biar jadi pasangan gay dia!"

Jofan tidak tahan lagi dengan suara-suara di sekitarnya. Sebelum pelajaran olahraganya selesai, Jofan meminta izin ke kamar mandi. Dia tidak tahan pada gejolak di perutnya. Dia merasa mual dan pusing mendengar ucapan mereka. Arghi ingin menemani Jofan, tapi dia tidak diizinkan karena olahraga belum selesai. Memandang punggung Jofan yang menjauh dari lapangan.

Perasaan khawatir Arghi membuncah saat mendengar kabar bahwa Jofan dipanggil BK. Dia dengar Jofan terlibat masalah vidio syur. Tidak salah lagi! Pasti vidio yang pernah dibicarakan Jofan saat dirinya SMP. Arghi panik bukan main apalagi beberapa teman sekelasnya terus-menerus memutar vidio tersebut seolah mengolok dirinya yang berteman akrab dengan Jofan.

Arghi mencari-cari keberadaan Jofan yang tak kunjung menampakkan diri setelah izin dari pelajaran olahraga. Ini sudah akan masuk ke pelajaran selanjutnya. Terlebih, guru bk terus saja menanyainya keberadaan Jofan. Menganggap dirinya tahu keberadaan Jofan karena dia adalah sahabat Jofan.

Ali. Dia ingat nama remaja yang dulu mengganggu Jofan di kantin. Pasti remaja itu yang telah menyebarkan vidio Jofan itu. Hingga membuat sekolahnya ramai oleh berita buruk itu. Entah apa yang akan didapatkan Jofan atas tersebarnya vidio itu, yang pasti sekolah akan menindak tegas para pelaku yang terlibat di vidio itu.

Saat bel istirahat berbunyi, Arghi berjalan cepat menuju ke ruang kelas Ali. Dia harus memberi peringatan pada remaja itu. Entah guru bk tahu siapa yang menyebar vidio itu atau belum, Arghi belum tahu. Dia harus memastikannya sendiri.

QuerenciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang