86. Sukarelawan

201 12 0
                                    

Sudah dua minggu lalu sejak ujian akhir semester dilaksanakan. Kini mereka bisa mulai menikmati waktu liburan. Hubungan antara Rio dan Arghi tidak berubah sama sekali. Mereka berdua sama-sama tutup mulut dan tidak pernah berusaha untuk saling berbincang. Akibatnya Alvin dan Jofan juga ikut bungkam. Mereka berdua ada di antara dua orang yang tengah bersiteru, membuat mereka tidak bisa leluasa mengobrol. Bahkan akhir-akhir ini Alvin dan Jofan tidak mengobrol satu sama lain. Seolah ikut hanyut dalam perang dingin. Terpecah menjadi dua kubu secara alami.

Hubungan keduanya semakin sulit karena telah memasuki masa liburan. Mereka jadi sama-sama tidak pernah bertemu satu sama lain. Alvin juga tidak bisa keluar dari zonanya untuk mengajak mereka bertemu dan berjalan-jalan menikmati liburan bersama. Kalau sampai Rio tahu dia berhubungan diam-diam dengan kedua orang itu, maka Rio akan kembali mendiamkannya seperti dulu. Alvin tidak mau mengambil resiko itu dan memilih menjalani kehidupannya dengan sebuah rasa penyesalan. Harusnya sejak awal dia berusaha keras agar bisa menyatukan persahabatan. Bukan malah diam dan malah membiarkan semuanya berlarut-larut.

Hari ini, seperti hari-hari sebelumnya Rio datang ke rumahnya untuk sama-sama pergi ke yayasan. Dan hari ini juga, secara diam-diam Alvin meminta Jofan mengajak Arghi pergi ke yayasan. Memaksakan untuk membuat sebuah pertemuan yang tidak sengaja, mungkin dengan itu dia bisa menyatukan Rio dan Arghi.

Sampai di yayasan, Alvin melihat motor Arghi terparkir. Entah Rio sudah menyadarinya atau belum, ia harap semua berjalan sesuai rencananya. Dia masuk bersama Rio dengan rasa cemas. Tidak ada pembicaraan, Rio tampak sibuk menyapa beberapa anak-anak dengan suara rendah yang begitu ramah. Sangat berbeda dengan Rio yang selalu berbicara dengannya. Suaranya benar-benar berubah. Mungkin tidak mau membuat anak-anak itu takut padanya dan berlari menjauh.

Begitu masuk ke dalam ruang makan yang begitu luas, Alvin dengan segera mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan dua orang temannya dalam diam-diam. Rio sudah bergerak membantu beberapa orang pekerja yang membersihkan meja. Suasana ruang makan berantakan setelah beberapa jam lalu digunakan untuk sarapan.

Alvin memilih pergi ke dapur dan benar saja keduanya ada di dapur. Dengan berpura-pura kaget Alvin menyapa keduanya. Membuat seolah pertemuan itu terjadi secara tidak sengaja. Jofan juga bereaksi bagus dengan mendekap erat Alvin seolah menemukan jarum diantara tumpukan jerami.

"Kamu jadi relawan di sini juga, Na?" tanya Jofan terlihat sangat profesional memainkan perannya. Alvin mengangguk menjawab pertanyaan itu.

"Sebelum ujian aku ke sini, terus hari ini pengen ke sini lagi," bohong Alvin. Keduanya melirik Arghi yang sibuk mencuci sayur tampak tidak peduli dengan drama keduanya. Membuat kedua orang itu menjadi kikuk.

"Na, aku ke kel-...."

Suara Rio terhenti saat dia membuka pintu dapur dan melihat dua orang yang ia kenal berada di ruangan tersebut bersama Alvin. Dia menutup mulutnya dan tak melanjutkan ucapannya. Bergerak memutar kembali arah jalannya, keluar dari dapur membuat Alvin buru-buru menahannya.

"Yo..." panggilnya. Dia sampai terseret keluar dapur karena memegangi lengan Rio.

"Kamu sengaja kan, Jo?" tanya Arghi begitu dingin. Jofan berbalik menatap Arghi yang sudah mengeringkan tangannya dengan kain kering. Lantas keduanya saling bertatapan, "kamu gagalin rencana aku pergi sama Sila buat ketemu mereka? Kamu pikir ini lucu?" tanya Arghi terlihat marah. Jofan terpaku di tempatnya. Bukan maksudnya seperti itu, dia bahkan tidak tahu kalau Arghi ada rencana pergi bersama Sila hari ini. Dia pikir Arghi senggang sehingga mengajaknya ke tempat ini sesuai rencana Alvin.

"Maaf Ar, aku beneran nggak tahu ada mereka," cicit Jofan berbohong. Dia harap kebohongannya dipercaya oleh Arghi.

Sementara di luar ada dua orang yang tengah sibuk berdebat. Alvin dengan wajah memelas meminta Rio tidak pergi. Padahal maksud Rio bukan pergi dari yayasan melainkan pergi ke luar, ke ruang kelas yang tengah diadakan kelas menghias kue. Dia mendapat informasi itu dari pekerja, membuatnya tertarik dan ingin mencobanya.

QuerenciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang