Lowo merasa ada yang tidak beres dengan ekspresi seseorang yang dikatakan sebagai penyelamat mereka.
Pimpinan perlawanan Kelimutu pada Bhumi Maja itu memberanikan diri untuk mendekat, ke tempat dua perempuan beda usia yang sedang saling memandang.
Lowo tidak mengerti yang terjadi di antara keduanya. Yang dia pahami, dia harus menjelaskan yang sebenarnya terjadi.
Agar tidak menimbulkan kesalahan pada perempuan perkasa yang telah menyelamatkan seluruh gadis-gadis Ende.
"Dia ditinggalkan keluarga Tendu saat kami menjarah kereta mereka, kami hanya mengambil kesempatan," ucap Lowo tanpa ditanya.
Lowo teringat malam itu ketika dia dan kelompoknya berjaga-jaga setelah mendengar Kerajaan Ende yang ada di bawah mereka telah diserang Bhumi Maja.
Tiba-tiba kereta kuda yang sangat mencolok terlihat di tengah jalan. Rodanya masuk ke dalam lumpur.
Dua kusir yang berpakaian lengkap seperti ksatria meloncat keluar. Lowo menahan anak buahnya yang ingin melakukan serangan mendadak.
Kereta kuda itu adalah milik keluarga Tendu, seorang Tumenggung yang diberikan titah untuk menguasai Ende dan Kelimutu.
Lowo dan anak buahnya mengintai kereta kuda itu selama beberapa waktu. Kedua kusir yang telah pergi, tak jua kembali. Lalu terlihat gerakan dari dalam kereta kuda.
Sesosok anak perempuan keluar dengan kepala celingukan dan terlihat bingung.
Lowo dan Mano berpura-pura mencari rumput di dekat kereta kuda. Tanpa rasa takut, anak kecil itu bertanya-tanya tentang tempat asing yang baru didatanginya.
Setelah tahu anak itu ditinggalkan begitu saja, Lowo menangkapnya sebagai tahanan.
Rupanya anak itu sudah dua hari tidak diberi makan, jadi tidak memiliki tenaga untuk melawan. Bekas ikatan pun terlihat di tangan dan kakinya.
Lowo membiarkan tahanan yang dibawanya tidak diikat, namun dijaga dengan sangat ketat.
Lowo baru memaksa untuk mengikat tangan dan kaki tahanannya, karena anak perempuan itu berusaha kabur dan menyakiti rekan-rekannya.
Entah karena apa.
Sementara biasanya anak itu manut-manut saja, kecuali perihal makan yang sama sekali tak disentuh.
Mereka bisa memahami didikan sang Tuan Putri yang mesti waspada ketika diculik.
Mereka tidak memaksa Tuan Putri Bhumi Maja itu mesti menghabiskan makanan yang mereka buat, mereka tidak mau membuat Tuan Putri semakin tak nyaman.
Lowo melirik seorang perempuan dewasa yang sudah dijadikan pahlawan wanita oleh tetangga mereka, Kerajaan Ende.
Perempuan itu sedang mengusap lembut pipi kemerahan tahanannya.
Sang pahlawan wanita tampak peduli pada tahanan mereka. Bisa saja tujuan kedatangannya ke tempat mereka, sebenarnya adalah untuk menyelamatkan anak ini. Tuan Putri Bhumi Maja.
Jika benar demikian, mereka tidak memiliki kesempatan menang.
Satu orang berjenis kelamin perempuan saja, memiliki kekuatan yang sangat besar. Mereka berlima tidak akan mampu menang melawannya, meski kekuatan mereka disatukan.
Apalagi bila seluruh rangga —yang merupakan ksatria terbaik Bhumi Maja— mendatangi mereka, dapat dipastikan mereka akan hancur lebur.
Bahkan mungkin gunung akan diratakan, jika mereka menjadi tersangka yang melakukan kejahatan pada putri kesayangan Maharaja Bhumi Maja.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIKZ 2 [Terlempar ke Zaman Keemasan]
Fiction Historique⚠ Peringatan ⚠ Mengandung unsur 21+ Harap bijak dalam memilih bacaan. Dia terbangun dari komanya dan melupakan segala yang telah terjadi di sepanjang tidurnya. Dia lupa bahwa dia pernah berpindah ke zaman keemasan dan menjadi perempuan dengan deraja...