016 - MENAMBAH PENYAKIT DALAM TUBUH SEKARATNYA

170 34 0
                                    

Udelia membuka matanya kala rungunya telah memastikan seluruh langkah kaki -orang yang membawanya- menjauh dari tempatnya berbaring.

Ditatapnya kedua kakinya yang terbelenggu, tidak dapat bergerak sedikit pun. Ikatannya sangat kuat, hingga menyakiti kulitnya. Menimbulkan luka, yang mungkin akan membekas, bila tidak tepat dalam penanganan.

Tangan Udelia terikat di belakang tubuh. Dia dapat meloloskan tangannya dalam waktu sekejap. Kemudian dia membuka ikatan di kakinya dengan cekatan.

Setelah itu, dia mengambil jepit rambut biting, yang tersembunyi dalam rambut hitam legamnya. Pelan-pelan dan tanpa suara, dia membuka gembok sel yang mengurungnya.

Udelia berjalan mengendap-endap ke lorong, meninggalkan puluhan sel yang berjejer rapi. Tahanan lain baru saja terlelap, setelah menyantap makanan berat yang mengenyangkan.

Jadi, tidak akan ada keributan yang muncul akibat rasa iri, karena dirinya berhasil keluar dari penjara, yang dikatakan tidak akan pernah tertembus oleh kekuatan, kanuragan, dan sihir.

Udelia bersandar ke tembok -berusaha menyembunyikan dirinya- ketika mendengar langkah kaki mendekat. Dia menatap datar ke depan, menyamarkan detak jantungnya yang berdegup kencang.

Ketika tidak lagi ada suara langkah kaki, dia meneruskan pelariannya. Langkahnya melewati ruang wlaka yaitu ruang siksaan. Ruangan itu sangat luas sampai pada satu titik, Udelia mendapati jalan buntu di ujung ruang wlaka.

Udelia tersenyum kecil. Dia menginjak pelan tanah di depannya dengan beberapa ritme. Lantai yang diinjaknya bergerak ke atas, membuka jalan menuju ke lorong yang panjang.

Udelia meloncat ke dalam lorong yang gelap itu, kemudian pintu rahasia berupa kumpulan tanah kembali turun, menutup sempurna lubang sebesar tubuh orang dewasa yang menganga di jalan buntu. Tidak akan pernah ada orang yang menyadarinya, kecuali dia dan Maharaja.

"Bagaimana bisa tahanan kabur?!" berang Candra -salah satu paman kesayangan Maya.

Putri tercinta dari orang yang dia perhatikan, sudah sedemikian lama ditahan. Sangat tidak mungkin, satu kali pun tidak pernah disiksa, walau Maya sendiri yang berkata demikian.

Kini, sang penculik yang sudah menjadi tahanannya, di bawah pengawasannya, kabur dalam waktu yang singkat.

Nampaknya, negeri yang besar ini, sudah lama tidak berbenah. Sehingga penculik dari daerah yang kecil, dapat kabur dengan cepat.

Gigi Candra bergemelatuk. Tidak akan dia biarkan setiap orang yang menyakiti putri kakak tercintanya, kakak yang dia cintai dengan seluruh hatinya.

"Mohon maaf, tuan. Kami baru saja melakukan pergantian dan tidak terlihat ada tanda orang yang tinggal di sel ini ataupun tahanan yang menyelinap keluar dari sel ini. Gembok di pintu sel sama sekali tidak rusak," jawab pengawal bersimpuh di belakang Candra yang sedang memeriksa sel.

Tahanan baru yang menempati sel, sungguh sangat beruntung. Masuk saat para tahanan sedang makan di tempat mereka bekerja keras.

Para pengawal yang berjaga turut serta makan di tempat terpisah, lantas mereka berganti dengan kelompok penjaga baru.

Para tahanan diabsen ulang saat makan telah selesai. Tidak ada yang berani memasukkan nama tahanan yang dibawa orang-orang tinggi, jika tidak ada erintah yang keluar.

Biasanya orang yang berkuasa itu akan menghukum langsung si tahanan dan tidak mau ada campur baur oleh para penjaga kecil.

Candra memperhatikan seluruh tembok dan besi sel. Memang tidak terlihat tanda kerusakan ataupun jejak kekuatan. Tapi tidak ada yang patut dimaklumi atas sebuah keteledoran.

TIKZ 2 [Terlempar ke Zaman Keemasan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang