049 - DIA PENASARAN

130 35 8
                                    

"Tuan Mahapatih, saya mendapat laporan yang tidak mengenakan."

Seorang pria dengan belasan perhiasan menempel di raganya, duduk dengan gagah di atas kursi tahta tertinggi Bhumi Maja.

Dia menatap lurus Sang Mahapatih yang datang seorang diri. Masuk dan berjalan gagah menghadap Sang Maharaja.

Sengaja Maharaja memanggil Mahapatih terpisah dari menteri lainnya, sebab dia tidak terlalu percaya dengan laporan di tangannya, meski ada banyak saksi.

Hubungan erat antara Maharaja dan Mahapatih adalah hubungan kedua yang diincar oleh para pemberontak, setelah hubungan antara Maharaja dan Maharani.

Hayan tidak bisa tergesa-gesa memutuskan semuanya hanya dari laporan satu pihak.

Bagaimanapun, Mahapatih di sisinya sudah mengabdi sejak dua masa sebelumnya.

Masa kepemimpinan Ratu atau penguasa ketiga, yaitu sang ibunda dari Maharaja, dan juga masa kepemimpinan Raja kedua, yaitu pamanda dari Maharaja.

Djahan telah mengabdi selama puluhan tahun lamanya.

Hampir seluruh kepercayaan Hayan berikan pada Djahan, kecuali kepercayaan tentang satu orang wanita yang sama-sama mereka perebutkan.

Untuk satu itu, Hayan pastikan dia akan jadi pemenangnya!

Djahan menatap datar sang tuan yang duduk di atas singgasana. Dia harus mendongak untuk melihat wajah tuannya.

Dengan kejadian ini, ada satu hal melegakan hati Djahan.

Laporan tentang kejadian besar, sangat cepat terdengar, dan ada orang yang tidak takut dengan posisi dirinya. Orang itu sangat berani melaporkan sosok tertinggi kedua di Bhumi Maja, Mahapatih.

Hal ini menunjukkan betapa lurusnya hukum Bhumi Maja. Semua terstruktur dengan baik dan sampai pada Maharaja dengan sangat cepat.

"Silakan hukum saya," tutur Djahan ringan.

Dia tahu dia telah berbuat salah. Dia tidak akan menampiknya. Dan dia akan menerima balasan yang seharunya dia terima.

"Anda tidak membantahnya," ucap Hayan sedikit terkejut.

Dalam benaknya, dia menduga ini hanyalah berita palsu yang menginginkan Maharaja, Mahapatih, dan keluarga penyihir saling terpecah.

Tapi..

Mahapatih mengakuinya?

"Apa yang menyebabkan petarungan yang sangat sengit itu? Anda tahu kerusakannya? Hampir seluruh kediaman keluarga Ekadanta harus dipugar. Hanya satu bangunan yang utuh dan tidak rusak. Dan kepala keluarga Ekadanta harus dirawat dengan intens."

"Dia menerima yang seharusnya," kata Djahan masih tidak membantah tuduhan yang mengarah padanya. Dia bangun dari duduknya dengan pandangan mendendam.

Kemarin dia terlalu terburu buru. Apalagi Udelia istrinya nampak tak biasa. Istrinya lupa padanya.

Dia harus menyiapkan strategi yang benar.

Masalahnya bukan tentang Ekadanta yang punya banyak pendukung. Masalahnya adalah pandangan Udelia terhadap dirinya.

Djahan tidak mau Udelia menatapnya dengan asing, apalagi penuh dengan kemarahan

Dia mesti mencari jalan lainnya. Jalan yang tidak membuat Udelia marah dan mau menerima dia seutuhnya.

Dia pun harus menyelidiki yang sebenarnya terjadi.

"Saya menunggu hukuman saya di penjara."

"Tidak. Anda tetaplah di kediaman Anda. Saya tidak mau mempermalukan Anda, tanpa memeriksa laporan secara saksama."

TIKZ 2 [Terlempar ke Zaman Keemasan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang