[Episode :114] And Game

152 13 6
                                    

Leguhan nafas lega terdengar puas dari seorang  pria yang sudah bekerja keras menyelamatkan nyawanya dan orang lain. Menarik perhatian Alexi jika Bom itu berhasil mereka jinakan.

Ken tak terkecuali,  dia bersyukur sekali jika Tuhan menyelamatkan mereka, pria itu mengulas senyum legas saat masih ada harapan bersama Serafian di dunia.

"Sera,  semuanya sudah baik-baik saja" ucap Kenderick ketika menjelaskan pada wanita yang sangat dia cintai.

"Sera" panggilnya lagi.

"Serafina" untuk kesekian kalinya panggilan itu dibalas diam oleh Sera.

Membuat Ken menarik wajah Sera untuk diakses oleh matanya,  wanita itu hilang kesadaran dalam pelukan Ken tanpa dia sadari.

"Sial" Ken panik.

Wanita yang dia cintai hilang kesadaran di hadapan matanya. Beruntung segerombolan orang memasuki tempat tersebut, menyelamatkan Hellena sesegera mungkin hingga Ken mengendong tubuh wanitanya.

"Lepaskan dia. Apa kau gila Ken!! Kau sudah berjanji untuk tidak menyentuh atau terlibat dengan dirinya lagi" cegat Herman Gilton kehadapan Kenderick.

"Lalu bagaimana denganmu. Kau berjanji tak akan menyentuh Serafina.  Tapi kejadian ini ulah dirimu sendiri. Jika kau berani mengingkari janjimu tak ada alasan bagi diriku patuh pada mu" tantang Kenderick dengan sikap pongah menatap ayah kandungnya.

"Apa kau yakin dengan sikap ini!!!" teriak beliau.

Langkah Ken terhenti,  tepat saat posisi mereka saling membelakangi dengan Kenderick yang merasa semakin habis kesabaran.

"Lakukan yang kau suka. Maka akan aku lakukan yang ku suka. Untuk menyelamatkan Sera. Sudah cukup kau menjadikan dia alasan untuk demdam munafik itu,  sudah sepantasnya kau berhenti lantaran aku muak memaklumi semuanya"

"Berhenti!" timpal Alexi segera. "Biar aku yang membawa calon istriku"

"Calon istri" hina Kenderick penuh geram ketika membayangkan bagaimana Alexi berdiam diri diposisi ketika Serafina mengigil ketakutan dengan diri yang hampir mati. "Tutup mulut busukmu itu.  Jika tidak ingin aku bunuh dengan tanganku"

"Apa kau yakin dengan sikapmu ini-"

"AKU YAKIN!" gencar Ken segera hingga mengehentikan sangkalan Alexi. "Coba saja lakukan apa yang kau bisa. Maka aku tak akan segan membunuhmu malam ini juga. Jika saja kau tak diam melihat Serafina kehabisan nafas atas panic attack yang dia derita, mungkin aku akan mengampunimu Alexi, bahkan menyerah tentang Sera.  Tapi sekarang tidak lagi,  wanita yang aku cintai,  wanita paling aku hargai kau biarkan menderita, jangan harap kau bisa hidup jika ini terjadi untuk kedua kalinya.  Tapi tenang saja,  malam ini aku tak akan menuntut dirumu,  karna mulai detik ini Serafina milik-ku"

"Kenderick!!!" teriak Herman Gilton kearah putra kandungnya.

Ken tak lagi menghiraukan Papanya,  pria itu pergi membawa Serafina sesegera mungkin untuk diperiksa. Mengingat ia sedang mengandung, membuat Ken semakin khawatir tentang janinnya.

"Sera bertahanlah"

-

Hellena berhasil dibawa kerumah sakit untuk di tangani secara intensif, tubuh Elios terpana luar biasa mendapati Hellena terkapar diatas ranjang rumah sakit dengan darah dan tembakan yang ada dipunggung nya.

"Dokter Elios"

"Dokter" bentak seorang perawat wanita kearah pria itu.

Membuat Elios menarik kesadaran diri untuk segera menangani Hellena.

Second marriage of SerafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang