[Episode : 53] Harapan

277 18 0
                                    

"Terimakasih atas waktu menyenangkan ini Serafina" ucap Nyonya Zam kehadapan Sera,  bahkan ia memberikan pelukan hangat sebab begitu senang atas kepribadian Sera yang sangat baik.

"Sama sama Nyonya,  aku sangat senang mengenal anda" tutur Sera ramah,  bahkan ia menundukan padangan ketika wanita itu terus-terusan memuji dirinya.

Kedu pasangan yang saling mencintai itu berlalu meninggalkan Restoran,  mereka menghilang dibalik pintu kaca yang ada di ruang VVIP yang Ken pesankan.

Sungguh nafas Sera begitu sesak ketika ia berusaha menahan tangis atas gejolak pertanyaan yang sangat membingungkan. Wanita itu mendudukan diri untuk beberapa waktu,  sebelum meninggalkan Restoran tempatnya singah.

Hingga langkah kaki seorang gadis menuju kearah Sera,  bahkan benturan high heels dengan keramik marmer merambat kependengarannya,  tentu Serafina memalingkan kepala kearah Mittiw yang memasuki ruangan itu.

"Nyonya Sera,  Direktur berpesan untuk saya memastikan anda pulang dengan selamat.  Apakah anda ingin pulang sekarang?" tanya wanita itu dengan sikap sopan,  sekalipun ia tahu Serafina istri kedua bos-nya dan juga wanita yang tidak di cintainya, tetap saja Mittiw menghargai posisi wanita itu.

"Ah begitu.  Terimakasih sebelumnya Nona,  tapi biarkan aku pulang sendiri.  Aku akan baik-baik saja" bantah Sera dengan paksa,  rasanya ia tidak ingin pergi ke rumah dalam waktu dekat ini,  ia ingin menghabiskan malam dengan mie instan yang ada di mini market kampus, bahkan Sera menginginkan es krim untuk memenuhi moodnya yang cukup buruk.

"Tapi-"

"Tidak apa-apa Nona,  saya bisa pulang sendiri dengan selamat.  Kalian tidak perlu khawatir,  setelah saya sampai di rumah,  secepatnya akan mengabari Ken" tukas Sera kehadapan Mittiw yang ingin menyangkal dirinya.

Sadar posisinya tidak bisa memaksa,  Mittiw mengalah atas Serafina,  ia terpaksa membiarkan ke inginan Sera lantaran wanita itu tidak ingin kembali dengan orang yang Ken utus.

Jujur,  sampai di tahap ini kenapa rasanya Mittiw sedikit kesal padanya,  sekalipun ia mampu menjaga dirinya dengan baik,  tapi Mittiw sendiri tengah di beri amanah untuk mengantarnya pulang dengan selamat,  jika saja terjadi sesuatu yang buruk,  sudah pasti Mittiw akan disalahkan sekalipun Serafina membela dirinya.  Alih-alih keras kepala dan tidak ingin diantar pulang, bukankah seharusnya Serafina menghargai saja tugas yang Kenderick amanahkan pada Mittiw selaku bawahan,  jika begini Serafina terkesan ingin membuatnya bermasalah dengan pekerjaanya.

Mittiw baru saja mencegat Taxi untuk ke pulangan Sera, tentu Taxi itu ia pesankan secara online, bahkan ia mengucapkan kalimat hati-hati dijalan lalu disambut dingin oleh Sera,  mendapati sikap sombong dari Serafina, Mittiw menilai ia adalah wanita keras kepala dan sulit diatur,  pantas saja Direktur tidak menyukainya,  bahkan bagi Mittiw, Celine adalah istri yang pantas di sandingkan dengan Kenderick Gilton,  selain elegan dan berkarisma tajam,  ia terkenal dengan sikap baik bak dewi,  dari pada wanita bernama Serafina, keras kepala dan sok baik, padahal tidak memiliki nilai sopan santun yang di harapkan,  jujur dimata Mittiw, wanita bernama Serafina ini bernilai 0 besar.

Sera melaju dengan Taxi yang di hadang sekretaris Ken,  ia duduk tenang untuk memperbaiki hatinya yang remuk dan hancur,  kadang Sera sendiri bertanya,  apakah Ken malu dengan dirinya atau Kenderick ingin menyakiti Sera secara perlahan agar Sera mundur dengan tau diri, apapun alasan atas kejadian ini,  hanya satu yang bisa Sera lakukan, memaafkan suaminya,  menahan air matanya,  lalu memperbaiki moodnya.

"Pak, berhenti disini saja" putus Sera yang sedari tadi duduk diam dibelakang sang sopir.

"Tapi Nona, ini tidak sesuai dengan alamat yang ada di aplikasi pemesanan"

Second marriage of SerafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang