Kedua pasang manusia itu tengah berada di sebuah hotel yang tak jauh dari penginapan mereka, bahkan setelah beberapa waktu yang cukup panjang, mengantarkan Serafina mengerti dan memahami Kenderick, suasana canggung mulai terjadi lagi, mungkin saja Sera tengah malu jika Ken mengetahui betap cemburunya dia, atau Kenderick yang sedang mengakui diri jika ia tidak bisa jauh dari Serafina, apapun alasan atas rasa asing dikedua pasang manusia itu, tetap saja, Seralah orang paling di rugikan atas kejadian ini.
"Apa kau mau mandi duluan?" tanya Sera ketika memandang Ken yang duduk diatas sofa.
"Mandi?" beonya dengan binggung. "Kau saja, atau berdua bagaimana?" tawar Ken singkat.
"Apa kau gila" bentak Serafina penuh malu.
Hingga senyum singkat melengkung manis dibibir Ken, bahkan sikap marah istrinya terlihat lucu, sehingga ia mendekat kearah Sera sembari menggoda wanita itu.
"Ayolah, ajak aku mandi denganmu Sera, sudah lama tidak ada yang mengosok punggungku"
"Ken!" teriak Sera dengan tatapan jengkelnya.
"Kenapa kau berteriak padaku" saut Kenderick
"Jangan bercanda seperti itu, kau menakutiku, candaan mu itu sungguh, menye-"
"Aku tidak bercanda" putus Ken dengan segera, sembari melangkah mendekati istrinya.
"Lagian apa salahnya suami istri saling tolong menolong. Dan tidak salah juga untuk kita mandi berdua"
"Salah, kalau untukmu tetap salah!" sangkal Sera sembari mengambil langkah mundur kearah ranjang tidur.
"Kenapa? Apa yang kau malukan lagi, aku sudah melihat semuanya, dan sejauh ini hubungan intim kita sudah sampai tahap paling paripurna" paksa Ken dengan mata berbinar, membuat Sera membulatkan mata dengan sempurna seraya berkacak pinggang menantang suaminya.
"Pergilah duluan, aku akan mandi setelahmu" paksa Sera ketika mendorong tubuh suaminya.
"Tidak mau!" tolak Ken saat berputar arah kebelakang punggung Sera.
"Ken, jangan menggodaku lagi, mandilah duluan"
"Aku ingin mandi denganmu Serafina"
"Tidak!"
"Ayolah sayang" hingga tubuh mungil itu, diangkut pergi kearah kamar mandi, bahkan teriakan Sera begitu ricuh terdengar, seperti seorang penjahat tengah mendapatkan targetnya, namun apapun bentuknya, Ken tidak mempedulikanya, sebab mengoda Sera sudah seperti kebiasaan.
Namun bagi Serafina yang kodratnya sebagai istri yang patih akan suaminya, dengan lapang dada berusaha menerima, sebab jika soal memaksa Ken memanglah luar biasa, dan Serafina yang bodoh selalu menjadi korban untuk masuk dalam perangkap kenderick.
Setelah beberapa saat di dalam ruangan yang sejuk dan penuh akan kelembapan itu, Sera keluar dengan pipi memerah, sedangkan Ken, keluar dengan senyum sempurna yang amat merekah, bahkan wajah marah dari Serafina hanya membuat dirinya begitu mengemaskan, sehingga tak ada alasan untuk Ken membujuk istrinya, sebab saat Sera marah, ia terlihat lebih catik dari sebelumnya.
"Sayang, mana bajuku?" tegur Ken dengan pertanyaan tanpa dosa.
Namun Sera hanya meletakan baju itu disisi ranjang yang cukup jauh dari suaminya, membuat Ken melirik singkat tatkala mengeringkan rambut dengan handuk berwarna putih tersebut.
"Apa kau marah padaku?"
"Tidak"
"Jika tidak, kemarikan pakaian ku" ujar Ken dengan sikap memerintah.
Membuat Sera berdecak kesal namun memaksa senyum untuk mengantarkan baju pada suaminya.
"Ini bajumu, puas?"
Hingga senyum kemenangan tak bisa disembunyikan oleh wajah tampan yang amat menyebalkan itu, bahkan Serafina sendiri tak bisa berkata apapun saat sikap marahnya seperti tak ditakuti.
"Maaf, karna selalu memaksamu" peluk Ken dengan penuh lembut, kali ini Ken mengusap rambut Serafina dengan belain tenang yang mampu meluluhkan kegondokan dihati istrinya. "Jadi aku mohon, apap-un sikapku yang tanpa sadar menyakitimu, maafkan. Dan apapun kekuranganku, mohon diterima. Karna aku sangat membutuhkan dirimu, sikap pengertianmu, dan juga hatimu, lebih dari itu, aku mengiginkan dirimu Sera, lebih dari segalanya"
Sungguh jantung Sera bedebar lebih kencang dari sebelumnya, mata bundar yang amat berbinar itu menatap lurus kearah depan, merasakan detak jantung suaminya yang dua kali lebih dahsyat dari dirinya, ada apa dengan Ken, kenapa ia amat berdebar, apakah ia masih mencemaskan masalah Celine?
"Ken, apa kau sadar dengan ucapanmu?" tanya Sera sembari membalikan badannya menantang Ken.
Namun Ken tak menjawab apapun, selain menatap penuh cinta pada istri yang pelan-pelan meletakan tahta dihatinya.
"Aku sadar Sera, bahkan sangat sadar" sautnya dengan penuh cinta, sambil memaksa tubuh Sera melekat kedirinya, membawa gadis itu pada rasa nyaman yang luar biasa, hingga pelukan demi pelukan, terbalaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second marriage of Serafina
Novela Juvenil[WARNING ONLY FOR 21+] ------------------------------------------- Ayah menikah lagi setelah Serafina menjadi anak piatu atas kepergian ibunya, Sera memiliki ibu tiri yang cukup membencinya sedangkan adik sambungnya terus iri setelah merampas banyak...