[Episode : 13] Cukup aneh.

902 32 0
                                    

Sera membuka pintu hingga ia bersirobok dengan suaminya yang berdiri di balik pintu itu. Bahkan Sera tidak menyangka Ken seperti ingin masuk ke ruangan itu, tapi untuk apa? Tidak mungkin untuk menemuinya.

"Tuan Ken, apa anda sudah pulang?" tanya Sera dengan cangung.

"Menurutmu, siapa yang berdiri disini"

"Tentu saja anda, tidak mungkin hantu" celetuk Sera tanpa terpikir.

"Bukankah sudah aku katakan, jangan bercanda seperti itu" dengus Kendrick seraya berdecak kesal.

"I-Iya, maafkan aku" ucap Sera seketika, ia mengigit bibir bawahnya seolah ia melupakan jika Suaminya sangat parno akan hantu.

Sera masih terpaku dengan diam, ia tidak berani protes ataupun mengeluarkan pendatap, Sera memilih dim dengan mematung sambil mengenggam gangang pintu yang menghubungkan halaman dapur dan belakang perkarangan.

"Kenapa kau disini?" tanya Kenderick untuk memutus kecangungan diantara mereka.

"Astaga, aku sedang membuat roti" panik Serafina seolah ia lupa akan adonan yang ia pangang di oven itu.

Bahkan Sera berlari dengan kencang, sambil mematikan alat pemangang seraya mengeluarkan adonan yang ia bulatkan diatas loyang, bahkan warna cream yang seharusnya sangat indah, sudah memekat menjadi warna coklat, hingga membuat Serafina sangat kecewa atas hasilnya.

Wanita itu meletakan kue yang ia buat dengan sikap malas, bahkan ia seperti tidak berselera lagi untuk membuat apapun, dan ia sangat malu karna bisa melamun dan melupakan adonanya sendiri.

"Padahal aku sudah mempelajarinya, agar Kak Ken bisa menikmati. Sayang sekali" sesal Sera ketika mengambil alih loyang untuk ia buang kearah tempat sampah.

"Apa yang kau lakukan" cegat Kenderick hingga membuat Serafina begitu kaget, begitupun dengan Ken sendiri yang tidak sengaja meraih loyang tanpa pengaman.

"Aish" desis pria itu dengan kesakitan.

"Kak ken" teriak Sera dengan panik, sungguh ia tidak menyangka jika ulah dirinya Kenderick terluka. "Apa ini sakit?" tanya Sera dengan rasa bersalah.

"Menurumu!" bentak Kenderick dengan jengkel, bahkan saat itu matanya memancar dengan tajam untuk menatap Serafina.

Sungguh Sera sangat bersalah, dan bahkan pertanyaan itu seperti pertanyana bodoh yang di lontarkan. "Kemarilah" tarik Sera dengan paksa. Bahkan ia mengenggam tangan Ken hingga membuat pria itu terpaku.

"Kenapa kau memegang loyang itu, tidakah kau lihat aku barus saja mengeluarkanya dari oven" celoteh Serafina saat mengusap tangan Ken yang di jatuhi air keran secara lambat. "Bukankah kau sangat pintar, kenapa sekarang kau seperti orang bodoh yang memegang loyang panas, apa kau itu pesulap atau orang yang memiliki kekebalan tubuh" bentak Sera dengan marah, tentu ia tidak marah pada Kenderick, tapi pada dirinya hingga Sera bisa se-emosional itu.

Ken cukup terpaku melihat reaksi Serafina, kepedulian yang tulus ini sungguh membuat jantungnya berdetak. "Kenapa kau membuang makanan yang kau buat, memangnya sebanyak apa uang mu, hingga membuang makanan sesuka hati" terus Ken yang kala itu menarik kesadaranya untuk mengajukan protes kearah Sera.

"Makanan itu tidak akan layak kau makan, karna itulah aku membuangnya. Jika tidak aku buang siapa yang akan memakan kue gusong" ketus Serafina, hingga mengambil tissu untuk mengeringkan tangan suaminya.

"Jadi kau membuatkanya untuk ku?" tanya Kenderick untuk memastikan, hingga kali ini tatapam Sera berlabuh Kearah Kenderick.

"Sial, kenapa aku mencerocos tanpa mengontrol mulutku. Matilah kau Sera" gumam Serafina degan malu, tentu saja ia membuatkanya untuk Kenderick, tapi Sera sungguh malu mengakui itu.

Second marriage of SerafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang