[Episode : 88] Ada apa sebenarnya?

214 14 7
                                    

"Apa kau bilang,  calon istrimu?" terus Ken yang berusaha sabar untuk mengulangi perkataan Alexi.

"Benar. Setau ku,  kalian sudah bercerai" terusnya.

Ken megepalkan tangan geram,  menahan keperihan hati untuk sabar atas sikap lancang pria itu.

"Apa Sera tak memberitahu apapun?" timpalnya lagi,  hingga pandangan Ken beralih kearah Serafina dengan penuh kekecewaan,  matanya memerah dengan air mata yang tertahankan saat darah mendidih hingga kepala.

"Aku yakin Sera sudah tahu tentang ini"
"Bagaimana bisa dia tidak memberitahumu"
"Lagian,  kenapa kau masih mengakuinya sebagai istrimu padahal aku sudah menerima surat perceraian kalian"
"Sebenarnya aku terbang ke negera ini demi melihat Serafina"
"Ah iya, Jika sikap barusan untuk menyelamatkan Sera dari Teo. Aku mengerti. Terimakasih sudah melindungi calon istriku"

Alexi menepuk pundak Ken, membuat Kenderick tak mampu sabar atas seluruh ocehan dari mulut kotornya.

Bruk
Bruk
Bruk

"Ken!" teriak Celine saat pria itu memukuli Alexi.

Ken mengencar pukulan dahsyatnya pada pria yang tak tahu malu tersebut. Wajah Alexi di incar dengan begitu gigih hingga membuat semua orang terperanjat atas kericuhan tersebut.

Sampai akirnya Alexi membela diri atas sikap kurang ajar Kenderick,  Alexi tak mampu bersabar lagi, pria itu membalas Kenderick dengan pukulan kuat, hingga tubuh Ken terhempas kearah lantai, baku hantam terjadi antara mereka,  saling menyerang dan memukul bahkan memiliki sikap membunuh diantara keduanya.

Teo tak lebih kaget dari Serafina,  ia tak mengerti apa yang menyebabkan keduanya bertengkar, padahal beberapa saat tadi keduanya sangat akrab dalam perbincangan yang membangun.

Sera mengangkat dres putih yang menyapu lantai itu,  segera mengejar Kenderick untuk menghentikan pria itu.

"Kenderick" pekik Sera yang berusaha menghentikan mereka.

Namun keduanya tak menghiraukan kehadiran Serafina.

Hingga........

"Jangan! A-Aku mohon jangan" teriak Serafina hingga menjadi pusat perhatian semua orang yang ada disana.

Sedangkan Alexi menanguhkan pukulan untuk menatap kearah wanita itu,  Ken mengambil kesempatan,  ia menendang Dada bidang Alexi membuat pria berdarah meksiko tersebut terkapar di lantai.

Sera tak percaya Ken bertengkar hebat dengan seseorang padahal beberapa detik yang lalu mereka terlihat begitu akrab dalam perbincangan.

"Ken,  apa kau baik-baik saja?" tanya Sera yang bertekuk lutut dengan cemas di depan Kenderick, namun membelakangi Alexi.

Ia melihat darah segar ada di permukaan wajahnya dengan lebam samar yang mulai terlihat jelas.

Tatapan membunuh keduanya masih menyilau tajam saat Kenderick menarik Serafina untuk berdiri di hadapanya,  Ken berdiri sambil memeluk Sera tanpa memandang Alexi sedikitpun,  sikap posesif itu Ken pertontonkan di hadapan semua orang,  hingga Alexi tertawa culas melihat sikap kekanak-kanakan dirinya.

"Apa kau yakin bersikap seperti ini padaku?" tantang Alexi yang semakin kesal ketika memegangi pipi lebamnya.

"Tentu saja.  Tak ada yang aku takutkan selain kehilangan Sera" sautnya. 

Ken mencengkram lengan Sera dengan tubuh menempel memeluknya, wanita yang tinggi seukuran dada itu tak mengerti apa yang terjadi, namun melihat percakapan mereka, apakah ada hubunganya dengan Serafina.

Second marriage of SerafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang