[Episode : 109] And Game

138 9 3
                                    

Sedari tadi Sera tak bisa menghentikan kebiasaan buruknya untuk mengigit kuku. Gadis itu tampak gusar,  jantungnya berdetak seiringan dengan ketakutan terpendam mengetahui bagaimana ibu sambungnya di tangan Herman Gilton.

Apa yang akan terjadi pada ayah,  jika dia tahu istrinya berada di tangan Herman Gilton,  ini tidak lagi menyangkut apakah ayah akan murka atau marah,  tapi tentang hidup dan matinya sekarang.

Sudah cukup Herman Gilton merampas Laura dari ayah,  kali ini Serafina tak akan membiarkan mantan mertuanya itu mengambil sebagaian hidup ayahnya lagi.

-

Jasson mendobrak pintu kerja di kediaman Gilton. Mengetahui fakta tentang ibu tiri Serafina membuat darah Jasson mendidih lebih hebat untuk melelehkan api kemarahan mendalam untuk membakar Herman Gilton hidup-hidup.

Ia menatap penuh tantangan dengan emosi yang tak bisa di kendalikan. Jasson kira dia masih mampu bertopeng malaikat dengan keinginan mendalam untuk membunuh Herman Gilton,  namun nampaknya tidak,  kesabaran Jasson tak bisa di tawar lagi, ia sudah mencapai puncaknya untuk terlihat baik-baik saja.

"Hentikan semuanya atau aku akan membunuh  pewaris utama-mu"

Herman berdesis hina, ia tak menyangka Jasson membuat keributan sambil mempertontonkan perlawanan atas jasa Herman dalam membesarkan dirinya berpuluh-puluh tahun.

"Kau kira aku tak bisa membunuhmu?  Tidak Herman Gilton.  Aku mampu untuk melakukan semua itu" terus Jasson yang masih gencar memperlihatkan perlawanan.

Herman tak bisa menahan kesabaran lagi,  ia mendobrak permukaan meja dengan tanganya, tapi tak berpengaruh sama sekali pada Jasson.

"Berani sekali kau bersikap seperti ini padaku"

"Kenapa?  Apa kau merasa sakit hati" saut Jasson segara,  ternyata sikap profokatif itu berhasil menyulut api kekesalan beliau. "Jika aku tak mengigat,  bagaimana dirimu  membesarkan aku meskipun memberikan banyak kebohongan,  mungkin aku sudah menghukum dirimu.  Tapi sampai detik ini, aku masih emaafkan dirimu. Kau kira aku bodoh,  tidak! Aku mengetahui segala yang kau lakukan selama ini,  aku tahu bagaimana picik dirimu menjadikan nyawa orang sebagai ancaman untuk menekan mereka. Sejak dulu,  pola ini tak pernah kau ubah,  kau masih memakai cara kuno untuk melemahkan tawanan"  ejek Jasson kearah Papanya.

"Herman Gilton. Sudah cukup semua ini.  Sudah cukup kau mendapatkan segala hal yang kau inginkan, membuat istrimu gila untuk tidak angkat bicara, membawa Serafina menjadi istri kedua. Tak sampai disitu saja,  kau juga dalang yang menghancurkan pernikahan Sera, membuatnya sebagai kelinci percobaan untuk menyukseskan antibodi, lalu sekarang kau memanfaatkan Serafina lagi untuk tunduk dengan Alexi dengan dalih mengancam janin yang ada di dalam kandungnya. Sebebarnya,  kau manusia atau tidak!" teriak Jasson dengan penuh geram.

"Kau kira aku senang adikku dengan anakmu. Tidak!  Aku bahkan membenci itu,  hanya saja keduanya saling mencintai. Tapi kau malah memisahkan mereka tanpa kau melihat betapa hancur putra kesayanganmu itu atas tindakan tersebut"

"Lalu kau mau apa sekarang.  Ini bukan salah-ku. Ini hasil dari keserakahan kalian semua"

"Serakah?" tanya Jasson dengan senyum miring yang ia pajang ditatapan tajammya. "Berani sekali manusia hina sepertimu memprotes keserakahan orang lain.  Apa kau tak melihat betapa buruk laku-mu selama ini"

"Jasson" geram Herman saat meninggikan nada peringatan pada putranya.

"Kenapa? Kau merasa marah? Segeralah sadar. Cepat atau lambat permainan ini akan aku akiri.  Sekarang aku hanya ingin mengatakan,  aku tak lagi anak-mu,  nama Gilton akan aku hapus untuk di ganti dengan Moon" sontak Herman semakin tercengang,  namun Jasson tak menghiraukan pria itu lagi.

Second marriage of SerafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang