[Episode : 15] Ken tidak menyusahkan.

1.2K 41 0
                                    

"Sera, apa Ken menyusahkan mu?" tanya Jasson yang kala itu tengah menemani Serafina duduk di pingiran kolam yang ada di samping ruang tamu, bahkan cahaya taman menerangi rentetan dedaunan hijau dengan warna semerbak yang membuat mata Sera termanjakan saat ada disana.

"Tidak kak, bahkan Ken cukup baik" balas gadis itu ketika membayangkan Kenderick.

"Jangan berbohong padaku Sera, aku sangat mengerti dengan hubungan kalian. Terlepas dari apapun yang terjadi, percayalah Ken adalah pria yang hangat, dengan berjalanya waktu dan kalian saling mengenal, kakak mendoakan kau dan Kenderick akan saling mencintai" ucap Jassson kepada Serafina, membuat gadis itu terpaku kearah depan seraya memikirkan lantunan kata yang di panjatkan Jasson sebagai doa atas rumah tangga mereka.

Rasanya tak ada yang bisa Sera tanggapi selain mengiyakan segalanya dalam hati, tentu mata Jasson sedang mengamati adik kandungnya itu, namun secepat mungkin ia memutus keheningan yang terjadi. "Bagaimana dengan sekolahmu?" tanya Jasson pada Serafina.

"Oh sekolah, semester ini Sera mengambil cuti kuliah selama satu tahun, jika Ken mengizinkan Sera akan melanjutkanya tahun depan"

"Jika Ken tidak mengizinkan bagaimana?" saut Jasson segera.

Namun gadis itu hanya tersenyum manis mendengar perkataan kakak iparnya, sebab Sera sangat yakin tahun depan ia pasti akan melanjutkan pendidikan, sebab di tahun itu Sera bukanlah istri Kenderick lagi, bahkan untuk 6 bulan kedepan Sera tidak percaya rumah tangga mereka akan terjalin dan bertahan, bahkan di hari pertama pernikahan saja Ken sudah menegaskan jika ini hanya sementara, untuk itulah Sera harus memendam dalam apa yang ia rasakan dan berusaha menyembunyikan kesedihan di hadapan Jasson.

"Kita lihat nanti saja kak" terus wanita itu hingga membuat Jasson menganggukan kepala dengan mengerti.

Sekali lagi hening membentang, rasanya Sera amat canggung ketika bersama Jasson, yaitu kakak iparnya, tapi jika ia pergi bukankah itu tidak sopan sekali, untuk itulah Sera berdiam diri menemani Jasson dengan segala kecanggungan mereka.

"Kak, Lily ada dimana?" tanya Serafina sekali lagi.

"Dia sudah tidur, akir-akir ini Lily sering rewel dan meminta banyak hal pada maminya, bahkan tengah malam kakak pernah mencarikan es krim untuknya sebab ia begitu ingin memakannya"

"Benarkah?" saut Sera dengan kaget, membuat Jasson terkekeh ketika mengigat hal itu.

"Tentu saja benar, jika tidak di berikan mungkin ia tidak akan tidur semalaman penuh" ucap Jasson dengan penuh sayang ketika membayangkan putrinya. "Tapi saat ini kakak beruntung sekali" terus pria itu ketika melirik kearah Sera.

"Beruntung apa?"

"Jika Lily meminta yang aneh-aneh, maminya akan mengancam untuk tidak boleh bermain dengan bibi putrinya besok hari, membuat gadis kecil itu langsung tidur dan mengurungkan niatanya untuk meminta sesuatu" jelas Jasson ketika menceritakan tingkah Lily pada Serafina.

"Kenapa kalian mengunakan namaku, nanti Lily bisa saja membenciku" sambut Sera dengan penuh malu.

"Tidak mungkin, ikatan darah itu lebih kental dari pada air" balas Jasson dengan bercanda, membuat Sera mengkerutkan kening mendengar perkataan Jasson yang rasanya tidak memiliki keterkaitan sama sekali, tentu saja setelah bicara tanpa mengontrol ucapanya, Jasson mulai sadar dan merubah posisi berdirinya menjadi lebih serius. "Maksud ku, kau adalah istri dari pamannya, jadi Lily tidak akan membencimu Sera, karna kau adalah istri Ken yang merupakan paman dari Lily" jelas Jasson tanpa berpikir panjang, sungguh rasanya Sera tidak mengerti, tapi apapun itu mungkin memang benar apa yang di katakan oleh Jasson.

"Oh begitu, kakak ada-ada saja" ucap Serafina dengan sedikit bercanda.

"Sera, kakak" timpal Kenderick yang saat itu berjalan menghampiri mereka, bahkan Ken cukup bingung kenapa kakaknya yang dingin itu terlihat berbeda jika bersama Serafina.

"Ken" saut kedua orang itu secara bersamaan, membuat kerutan dalam di dahi Kenderick.

"Sera aku mencarimu kemana-mana ternyata kau disini bersama kakak ku, sekarang masuklah ke kamar, karna hari juga sudah larut" perintah Kendrick saat mengusur istrinya dari sana.

"Maaf Ken, aku lupa waktu" ucap Sera namun Kenderick hanya diam saja. "Kak Jasson, Sera pergi dulu ya" pamit gadis itu kehadapan Jasson dengan sungkan.

"Iya, tidurlah yang nyenyak" sambung Jasson dengan nada perhatian, hingga membuat Ken tidak menyukai interaksi diantara keduanya.

Serafina berlalu menuju arah kamar, bahkan ia pergi meninggalkan Jasson dan Ken di dekat kolam itu, mata Ken masih mengamati kakaknya yang tengah memandang kepergian Sera.

"Kakak, kenapa kau bersikap berlebihan" ketus Kenderick degan gurat tidak suka.

"Apa yang berlebihan dariku, jangan mengada-ngada"

"Aku tidak mengada-ngada! Bahkan dengan Natali saja, kau bersikap dewasa dan tidak pernah tertawa serenyah itu, kenapa dengan Serafina kau malah sebaliknya" ucap Ken dengan kesal.

"Apa ada yang salah?" saut Jasson dengan segera.

"Tentu saja, apa kau menyukai Serafina" tuduh Kendeick kearah kakaknya, membuat mata Jasson membulat tanpa mampu mengontrol keterkejutan di wajahnya.

"Apa kau gila!!" bentak Jasson dengan kesal. Ia begitu geram dan marah jika di tuduh menyukai Sera, jika saja Ken tahu bahwa Jasson kakak kandung Serafina mungkin saat ini Jasson sudah membuat perhitugan dengannya, sayangnya Jasson sadar hal itu masih belum saatnya, karna orang pertama yang harus ia buat perhitungan adalah keluarga Moon.

"Syukurlah kau tidak menyukainya. Bagaimanapun kakak iparku sudah yang terbaik, jangan membuatnya salah paham kak, kau tahu sendiri jika anak-anak mu sangat dewasa, jika di usia yang masih belum matang ini mereka mecerna apa yang terjadi. Itu tidak akan baik untuk perkembanganya nanti"

Hingga sebuah tawa ringan di hiasi Jasson di gurat wajahnya, entah kenapa saat ini Kenderick bukan peduli pada kakak ipar dan keponakanya, melainkan melihatkan sebuah kecemburuan suami terhadap istrinya, Jasson menepuk pundak Ken, ia menyelisik memandangi kedua mata yang bisa di terka itu, bahkan Jassson tertawa sepuas mungkin hingga mentransisikan wajahnya menjadi serius.

"Ingat kata-kataku. Hati tidak bisa bisa di pahami, karka kau hanya bisa merasakan setelah kehilangan, sebelum itu terjadi coba terka hatimu sendiri Ken, agar kau bisa memahami dan berdamai dengan perasaan mu" ucap Jasson dengan penuh peringatan, membuat mata Kenderick memancar tajam atas kata kakanya.

"Aku tidur dulu, bagaimanapun istriku tengah menunggu di kamar. Rasanya aku ingin memeluknya untuk malam ini, selamat tidur Kenderick" terus Jasson sambil lalu, hingga membuat Ken kebingungan atas tingkah kakaknya, apa yang ia maksud barusan dan apa yang Kakaknya ingin sampaikan.

"Kenapa tingkahnya semakin misterius saja" dengus Kenderick dengan jengkel. "Apa dia benar kakak kandung ku, sampai apapun di otaknya tak pernah bisa aku aku tebak" sambung Ken ketika berlalu memasuki kamar sesegera mungkin

Second marriage of SerafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang