21+ [Episode : 87] Sembunyi diam-diam.

236 15 5
                                    

"Benarkah kau tidak mengugatku?" Tanya mereka dengan serentak.

"Tidak" saut keduanya secara bersamaan.

Ken terdiam, pria itu terpaku mendapati fakta bahwa mereka tak pernah ingin menyetujui peceraian, ini semua terjadi atas keterlibatan seseorang yang ingin memisahakan keduanya, entah itu Jasson, Tuan Gilton ataupun Celine, membuat Ken tak peduli.

Ia hanya ingin melepaskan kancing baju yang baru saja di kaitkan, untuk sesegera mungkin menindih Serafina, membuat mata Sera membulat secara sempurna atas gairah mantan suaminya yang begitu membara.

"Ke-Ken, t-tunggu dulu" pinta Serafina gugup.

Pria itu terlihat akan menerkam dirinya, ingin membunuh Serafina dalam kenikmatan untuk bermain sampai titik darah penghabisan

"T-Tidak Sera. Aku tak ingin menunggu, sudah sebulan tak melakukanya denganmu. Sekarang tubuhku tak tahan lagi"Gencarnya dengan mulut bergetar ketika membayangkan permainan hebat yang akan mereka tuntaskan.

"Kennnnn!"

Kyaaaaaaaaaaaaaa......

Pekik Serafina.

"T-Tunggu, kenapa langsung dimasukan" terus wanita itu.

"Punyaku sudah tegang"

"Aku belum-"

"Ahhh, sama saja. Kau akan basahhh"

Hingga kepemilikan Ken menancap dengan begitu enak.

Dinding rahin Sera sepergi mengepit dengan mata membelalak melihat langit-langit kamar, tanganya meremas permukaan Sofa dengan kaki yang mengalami orgasme.

Mereka berdua sama-sama merasakan nikmat atas semangat Kenderick menuntun permainan. Membuat Sera merintih dengan mata sayu dan nafas sesengukan.

"Ahhh, Ken" desahnya.

"T-Tahan sayang"

"Akuhh....akan membunuhmu nanti" bentaknya ketika pria itu tak memberi Sera ruang untuk berjeda, ia menghantam tuntas kepemilikanya hingga mencapai dinding rahim Serafina, apa Ken benar-benar membunuhnya sampai kaki Sera lemas dan bergetar namun terus ia genjot kasar dan kencang.

"Akh" cairan hangat keluar di dalam sana, Ken mengentakan kepemilakan dalam beberapa detik hingga mereka berdua terkulai lemas tak berdaya.

Sera meringkuh tubuhnya seperti janin yang ada di dalam perut ibu, vagina Sera hangat dan perih namun ia terpuaskan dengan pacuan jantung yang luar biasa berdebar.

Sedangkan Ken telentang dengan tubuh tak berbenang, saat mata itu menangkap langit-langit ruangan sembari mengulas senyum menandang rambut Serafina yang menutupi tengkuknya.

Beruntung Sofa Sera sangat lebar dan luas bahkan belebih untuk dua orang.

Ken menyingkirkan rambut tebal itu, ia mencium kulit leher Sera saat kepemilikanya perlahan mundur dan lesu.

"Aku akan membunuhmu jika melakukan ini lagi" ancam Sera atas permainan agresif yang baru pertama kali Ken lakukan.

Sebab selama ini ia selalu sabar, pria itu terus mengimbangi Serafina bahkan berhenti saat Sera mulai tak tahan, namun lihatlah kali ini, tubuhnya telah bergetar namun Ken semakin mengentakan penisnya cukup dalam.

"Aku akan terus melakukanya"

"Ken" kesal wanita itu saat merengsek kearah depan untuk menjauhi Ken.

"Baiklah baiklah. Aku bercanda. Lain kali akan aku pertimbangkan lagi"

Ken mencium lengan mulus Serafina. Sambil melanjutkan penuturan.

Second marriage of SerafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang