Pagi buta sekali, Jasson memandang istrinya yang terlelap beberapa saat yang lalu, ia mendekati Hellena, mencium pucuk kepala wanitanya sambil menyentuh permukaan pipi Hellena yang membiru, Jasson mengambil obat oles yang sudah ia pesan dari Elios untuk diaplikasikan ke permukaan kulit.
Namun, kenapa hatinya begitu sakit melihat hal ini, seperti terkoyak oleh benda tajam lalu di taburi garam serta dibumbui cuka asam diatasnya, pedih, perih, ngilu, sakit, kecut bahkan lebih dari yang di gambarkan.
Siapa yang berani menyakiti Hellena?
Apa yang Hellena sembunyikan darinya?
Kapan ia mendapati luka ini? Bukankah keseharian Hellena hanya di rumah, bermain dengan anaknya, tidur bersama Jasson lalu berulang lagi seperti pada umumnya, setiap pergerakan dan rutinitasnya tak jauh dari pantauan Jasson, tak mungkin ia terluka tanpa Jasson mengetahuinya.Dimana dia mendapatkan luka ini jika diluar hampir tak akan mungkin sama sekali?
"Di rumah ini" seru Jasson dengan lirih.
Jika di fikirkan bagaimanapun, hanya di rumah ini Hellena menghabiskan waktu sepanjang hari, kecuali ke sekolah Liliana dan Arkana, bisa dikatakan jarang bagi Hellena untuk pergi kemanapun, tanpa Jasson di sampingnya.
Sejak 5 tahun yang lalu, Jasson mengutus orang memantau pergerakan istrinya, hal ini ia lakukan diam-diam sebagai bentuk penjagaan untuk istri dan anaknya, namun dari anak buah yang Jasson utus, tak ada hal mencurigakan yang terjadi, bahkan dalam waktu dekat, Hellena tak pernah kemanapun atuu bertemu dengan siapapun, sehingga dapat di pastikan, kemungkinan terbesar dia terluka ada di rumah ini.
Jasson bangkit dengan segera, ia mengambil ponsel genggamnya, menyambungkan USB ke konektor Hp lalu mentranfer file ke komputer miliknya, Jasson melihat rincian laporan terkait Hellena, lalu mencoba masuk ke dalam sistem kamera pengawas yang ada di rumah Utama Gilton, tentu saja tak sembarangan orang yang bisa mengaksesnya, Jasson sendiri mengunakan tenaga ilegal untuk masuk ke sistem jaringan perangkat agar bisa memindahkan seluruh data pada komputernya.
Team keamanan mungkin akan ketar ketir atas peretasan yang Jasson lakukan, namun ia tak punya pilihan lagi, untuk mencoba mencari tahu dengan kemungkinan terkecil.
Matanya meraja lela melihat semua gambar yang terekam, dari kamar utama milik Tuan Gilton, kamar Kenderick, Kamar Liliana dan Arkana yang ada di lantai atas bersama dengan Kamar mereka, di lihat berulang-ulang, namun tetap dengan hasil yang sama. Ia menyaksikan seluruh ruangan yang terakses, baik dalam maupun luar, kamar tamu, dapur, ruang tamu utama, ruang tamu privat atau ruang tamu outdor, tak menemukan apapun.
Haruskah Jasson melepaskan kecurigaan ini, namun rasanya tak ada yang bisa di jadikan opsi selain rumah keluarga Gilton.
"Papi" suara gadis kecil itu merengek masuk melalui pintu kamar, dengan terpaksa Jasson menghentikan kegiatan.
Ia berdiri menyaut Liliana dengan piyama dan juga rambut berantankanya. Liliyana berlari kepelukan Jasson sambil merengek untuk di meminta minum.
"Lili haus" ujarnya sambil menutup mata ketika berada di pelukan Jasson.
"Baiklah, ayo ke dapur" ajak Jasson segera.
Di pagi buta ini, Jasson menuangkan air ke cangkirnya, memaksa Liliana minum dari gelas pemberianya, namun gadis itu terlanjur malas membuka mata, mau tak mau Jasson memaksanya membuka mulut, lalu menepuk pungung Liliana untuk tidur kembali.
Pria itu membawa putrinya kembali ke kamar mereka, menempatkan Liliana di atas kasur mini lalu menyelimuti agar terus terjaga hangat.
"Papi" cegat Liliana segera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second marriage of Serafina
Fiksi Remaja[WARNING ONLY FOR 21+] ------------------------------------------- Ayah menikah lagi setelah Serafina menjadi anak piatu atas kepergian ibunya, Sera memiliki ibu tiri yang cukup membencinya sedangkan adik sambungnya terus iri setelah merampas banyak...