[Episode : 38] Bersyukur

387 27 0
                                    

Akirnya Serafina dapat bernafas lega setelah menghabiskan banyak waktu di kabin pesawat. Ternyata menghirup udara Irlandia membuat Sera mendapatkan ketenangan setelah kembali pulang, bagaimanapun Irlandia memiliki warna tersendiri yang tidak dimiliki oleh tempat manapun, tanah kelahiran dirinya dan juga tempat Sera bertumbuh sudah menjadi saksi bisu perjuangan hidup dan air mata yang ia tumpahkan.

Untuk itulah semoga kembali kali ini membuat Sera sadar tentang posisinya yang cukup terlena akan sikap baik Ken beberapa waktu lalu. Dan untuk semoga kali ini, Sera berharap tidak ada perasaan nyaman yang hebat atas kebaikan yang terbatas.

"Serafina" teriakan pria dewasa ketika memanggil namanya, bahkan Sera menolehkan kepala kearah sumber suara tatkala pandanganya di halangi oleh kerumunan orang yang mondar mandir di Lobby bandara.

"Sera, kakak disini" terus Jasson pada adiknya, membuat Sera terpana diam saat pria itu menjemputnya dengan istri dan dua anaknya yang sangat mengemaskan.

"Bibi Sera" ucap lily dengan heboh, gadis kecil itu sengaja turun dari pangkuan Jasson untuk mendarat dipelukan Sera yang begitu ia rindukan, bahkan Sera menangkap tubuh kecil yang montok tersebut untuk di hadiahkan kerinduan yang luar biasa.

"Lily sangat merindukan bibi" ungkap lily dengan rasa haru yang luar biasa menyentuh.

"Aku juga rindu" tukas Arkana dengan sikap cueknya, bahkan Jasson mengusap kepala putranya yang begitu mengemaskan, bagaimana bisa Arkana bersikap sedingin itu padahal setiap harinya terus menanyakan kapan Sera kembali, rasanya Arkana menjadi versi kecil dari Kenderick.

"Arka, Bibi merindukan kalian berdua. Kemarilah Arkana, aku akan memberikanmu pelukan"

"Aku sudah dewasa, bibi tidak bisa memeluk pria sembarangan, nanti pamanku akan marah padamu"

"Hei, bagaimana bisa dia marah. Meskipun kau sudah dewasa, dimataku kau tetap menjadi Arkana yang menangis jika takut hantu. Jadi kemarilah aku ingin memelukmu" paksa Sera yang berusaha meruntuhkan gengsi pria kecil itu.

Mau tak mau Arkana memberikan pelukan hangat pada Serafina, hingga Jasson tersenyum manis atas interaksi tulus adik kandungnya beserta anak-anaknya, bagaimanapun Sera memiliki ikatan dengan mereka, jadi sudah sewajarnya Lilyana dan Arkana sedekat ini dengan Serafina, apalagi keduanya terus merindukan Sera, membuat Jasson dilanda lega jika kedua bocah ingusan tersebut tidak merengek lagi padanya.

Setelah Sera memberikan pelukan terhangat pada keduanya, bahkan ia mengandeng tangan Lilyana dan Arkana, wanita itu kembali menolehkan kepala pada kakak iparnya.

"Kakak, bagaimana kalian bisa mengetahui jika aku kembali hari ini" tanya Sera pada Jasson dan kakak iparnya Hellena, membuat Jasson menjawab pertanyaan yang Serafina ajukan.

"Ken yang mengabari jika kau kembali sendirian, sebab Celine tengah sakit disana, dia sudah menceritakan kejadian yang terjadi. Untuk itulah kami menjemputmu"

"Oh begitu" saut Sera dengan singkat.

Membuat Hellena menangkap kesedihan dibalik senyum Serafina, wanita itu menatap nanar pada suaminya seolah mereka memiliki pemikiran yang sama. "Ayo kita pulang Sera, papa dan Natali sudah menunggumu"

"Baiklah kak, ayo kita kembali" terus Sera pada dua anak kecil yang sangat mengemaskan itu, bahkan Jasson dan istrinya berjalan di depan mereka untuk menuju kearah mobil yang terparkir di luar bandara.

Selama perjalanan menuju rumah, Sera sibuk sekali bercerita dengan Lily dan Arka, sedangkan Jasson yang mengendarai mobil dan Hellena yang ada disamping kursi kemudi, hanya terdiam dan sesekali ikut tersenyum kearah belakang, bahkan masih nampak gurat kesedihan yang tengah Sera bendung dengan dalam, membuat Jasson mengepalkan tangan dengan kesal lantaran Ken menyakiti adiknya, melihat suaminya dilanda marah yang luar biasa, membuat Hellena mengusap hangat tangan Jasson, mencoba memberikan pengertian pada Jasson atas tatapan teduh yang menyejukan, syukurlah pria itu mampu mengendalikan kekesalanya.

Second marriage of SerafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang