[Episode : 88] Buktikan.

205 18 1
                                    

Sera bangkit dari tempatnya,  ia melangkah mendekati lemari sembari mengambil sepotong baju hangat yang nyaman untuk di gunakan,  Sera mencepol rambut pirangnya hingga mempertontonkan leher jenjang nan indah itu, ia membersihkan polesan make up agar membiarkan tampilan wajah alaminya terpancar, hingga tas selempang kulit berhasil di sadang untuk sesegera mungkin meningalkan apartemen.

Sedari tadi, Sera telah berusaha menghubungi Jasson, untuk meminta penjelasan atas kehadiran Alexi,  nampaknya pria itu memutus seluruh sarana komunikasi agar fokus menikmati waktu dengan keluarganya.

Wanita itu beralih pada nomor yang baru saja ia dapati,  Serafina yang sedang mengendarai mobil dengan satu tangan saat tangan lainya memainkan ponsel terlihat begitu gusar,  ia ingin mengetahui apakah kehadiran Alexi ada sangkut pautnya dengan perceraian Kenderick dan dirinya.

Apakah ini tujuan utama membuat mereka berpisah,  lalu menjadikan Sera barang jaminan lagi, hanya saja apa keuntungan yang dia dapat atas hubungan Sera dan Alexi?

Pria berdasi dengan wajah khas meksiko menghampiri Serafina,   ia bukan Alexi namun orang kepercayaan-nya. Sera memasuki sebuah hotel dimana Alexi menginap disini dalam beberapa waktu kedepan.

Mau tak mau,  Sera melangkah masuk dengan penuh keberanian diri, mencoba tenang untuk kedalam sana,  guna mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya.

Alexi mengangkat kedua kakinya ke permukaan meja, pria itu mengunakan kimono berwarna putih yang telah melilit tubuh kekarnya, bahkan dada bidang yang sangat lebar itu sengaja dibuka untuk merefleksikan diri bersama alkohol,  Sera berdiri diambang pintu ketika menatap kearah dalam,  hingga pintu kamar tertutup rapat, meningalkan Serafina dan Alexi di dalam sana.

"Kemarilah calon istriku" sapa Alexi kearah Serafina,  ia meneguk anggur yang di fermentasi bertahun-tahun lamanya dengan ciri khas unik ketika disesap.

Sera melangkah menghampiri,  ia tak mendudukan diri lantaran pria itu tak memintanya,  sebagai wanita berbudaya Sera selalu menghargai orang lain sekalipun mereka memiliki jiwa bebas seperti Alexi.

"Gunakan bajumu dengan baik" pinta Serafina sopan.

"Kenapa?" sautnya ketika menurunkan pandangan kearah dada bidang yang di tumbuhkan bulu lebat disana. "Apa kau tidak menyukainya?" terus Alexi dengan sikap kurang ajar,  namun Sera memaklumi.

"Maaf atas sikap Kenderick yang sudah menyingungmu.  Aku harap kau mengerti perasaanya dan kondisi saat itu. Kami tidak bermaksud mempermalukanmu, namun kami berdua memang tak mengetahui apapun tentangmu"

"Jadi sekarang kau sudah tahu siapa aku?" kejar Alexi segera,  membuat Serafina terdiam, lantaran pria itu dapat menebak Sera telah menyelidiki identitasnya.

Hingga Alexi kembali melanjutkan penuturan.

"Maaf? Mudah sekali kau meminta maaf Nona"

"Aku mengerti. Ini tak akan cukup dengan kalimat maaf dari kami,  namun aku sungguh-sungguh atas perkataanku. Aku sungguh minta maaf atas apa yang sudah terjadi"

"Hentikan!" pintanya lirih,  sebab ia sangat jijik mendengar penyesalan tak berguna dari Serafina.

"Sungguh Tuan,  aku minta maaf atas sikap Ken"

"Kenapa kau yang meminta maaf!" bentak Alexi dengan jengkelnya.  Membuat Sera bungkam sebab telah berhasil menyulut amarahnya.

"Aku tidak butuh kalimat maaf darimu.  Aku butuh kata maaf dari mantan suami mu" teriak Alexi ketika melemparkan gelas kaca itu ke hadapan Serafina.

Puing-puinya berjejeran dimana-mata, tentu Sera mengerti,  harga dirinya terngah Ken lukai, sehingga orang sebesar ini tak ada membiarkan dirinya diperlakukan hina hingga di tuduh merebut wanita lain,  namun Alexi masih begitu tenang, ia nampak sekali menahan diri, lantaran belum melakukan apapun atas penghinaan yang di terima,  padahal dengan satu perintah saja,   Alexi mampu memporak-porandakan Grup Gilton atau menghancurkan Kenderick sekalipun,  namun dia tak melakukan itu semua. Apakah ini pertanda yang baik?  Tidak, ini pertanda buruk.

Second marriage of SerafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang