Pagi hari, Sera terbangun dari tidurnya, wanita itu menyipitkan mata lantaran sinar matahari hampir melukai pelipis akibat kilau yang menerjang, sungguh Sera bangkit dari ranjang tidur, bahkan ia menyaksikan keadaan tubuhnya yang begitu kacau, hingga Serafina mengigat kejadian tadi maalam yang sudah mereka lewatkan bersama.
“Astaga, apa yang sudah aku lakukan” panik Sera disaat memukul kepalanya sendiri.
Lain dari itu, hal yang paling sial ketika Sera merasakan sakit dibagian vitalnya, bahkan bergerak saja membuat wanita itu meringis.
“Apa kau sudah bangun?” tanya Kenderick pada istrinya.
Pria itu terlibat baik-baik saja, bahkan terlihat segar bugar setelah melakukan adegan buas tadi malam, membuat Sera sedikit tidak terima, dan juga merasa malu, ia hanya mampu menundukan kepala sebab begitu enggan menatap Kenderick.
Secepat mungkin, Ken berjalan kearah ranjang, ia menyadari Sera sulit untuk berjalan ataupun bergerak dari sana, nampaknya sikapnya tadi malam memang sudah menyakiti wanita itu, dan sudah seharusnya Kenderick bertanggung jawab pada istrinya.
“Apa kau ingin mandi?” tanya Ken dengan penuh perhatian, bahkan membuat Sera tidak menyangka pria itu akan menanyakan hal itu.
“Iya”
“Kemarilah, aku akan membantumu ke kamar mandi”
"Tidak perlu Ken, aku bisa sendiri” tolaknya.
“Bagaimana caranya kau mandi, saat berjalan saja tidak sanggup. Karna ini kali pertamanya bagimu, pasti sangat sakit dan sulit untuk bergerak, jadi sebelum kau baik-baik saja, aku akan bertanggung jawab membantumu Sera”
Membuat pipi Serafina memerah seperti udang yang dididihkan oleh air panas, kenapa pria itu selalu tidak tahu malu, bahkan Sera masih mengigat bagaimana memalukanya mereka tadi malam, dan hatinya masih berdenyut pedih, namun Kenderick malah bertingkah biasa saja dan membicarakan itu seperti bukan masalah besar antara mereka.
“Aku bisa sendiri” tegas Sera ketika menolak bantuan Ken, bahkan ia melilitkan selimut putih pada tubuhnya yang polos, berusaha merengsek menuruni ranjang untuk menuju ke kamar mandi, demi apapun ini sangat ngilu sekali, namun Sera berusaha melawan rasa sakitnya, ia terus saja melangkah dengan tertatih, namun Ken mengendong tubuh istrinya tanpa izin dari Serafina.
Bagaimana ia bisa membiarkan Sera dalam keadaan tersiksa, setidaknya sebagai suami dan laki-laki, ia diajarkan untuk bertanggung jawab, begitupun pada Serafina, sekalipun ia tidak mencintainya, namun Ken akan bertanggung jawab seutuhnya pada wanita itu.
“Jangan membantah, dan biarkan aku memandikanmu, aku tidak akan melakukan apapun, jadi patuhlah” tegas pria itu.
“Apa kau gila! Aku tidak mau, aku bisa sendiri, lepaskan aku” berontak Serafina.
“Kenapa kau naif sekali, apa yang membuatmu menolakku Sera? Apakah karna kau malu? Tenang saja, setiap inci tubuhmu sudah ada di dalam kepalaku, jadi jangan bersikap naif lagi”
“Kenderick!” teriak Serafina dengan begitu kesalnya, bahkan membuat Ken menyungingkan senyum penuh kemenangan disaat Serafina begitu marah padanya.
Ken menuruni Sera ke Bathub kamar mandi, ia melepaskan selimut yang membalut tubuh istrinya lalu merendamnya disana, bahkan Sera membulatkan mata dengan sempurna sebab Kenderick begitu telaten melakukanya tanpa berkedip, membuat pipi Sera memerah dengan malu lantaran pria itu tidak tahu malu.
"Ken, aku bisa sendiri, sungguh! Kau keluar saja” tolak Sera dengan keras kepala, bahkan Kenderick berdecak jengkel lantaran wanita itu terus saja mengusirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second marriage of Serafina
Novela Juvenil[WARNING ONLY FOR 21+] ------------------------------------------- Ayah menikah lagi setelah Serafina menjadi anak piatu atas kepergian ibunya, Sera memiliki ibu tiri yang cukup membencinya sedangkan adik sambungnya terus iri setelah merampas banyak...