Di lorong rumah sakit yang cukup panjang itu, terdengar langkah kaki Kenderick yang amat ricuh, ia bergegas memasuki bangsal Celine dengan penuh khawatir yang tidak bisa di gambarkan lagi.
"Celine!" panggil Ken dengan nafas tersengal seraya mendorong kasar pintu kamar istrinya.
"Ken, kenapa kau lama sekali" saut Celine dengan wajah memelas, bahkan ia terlihat manja atas kedatangan pria itu, sebab Celine sangat membutuhkan kehadiran suaminya.
"Apa yang terjadi padamu? Kenapa kau bisa berada disini?" tanya Ken dengan ingin tahu tinggi, bahkan saking cemasnya, ia tidak sadar jika ada seorang wanita dikamar itu, yaitu Mily, orang kepercayaan Celine yang selalu merawat dan menjaga dirinya dengan baik.
"Nona Celine mengalami keram perut pagi-pagi sekali, dia hampir pingsan karna menahan rasa sakitnya Tuan" putus Mily ketika menjelaskan keadaan Celine dengan cukup baik.
Membuat Ken menolehkan kepala padanya sebelum akirnya menatap Celine dengan tatapan khawatir yang berlebihan. "Lalu bagaimana sekarang? Apakah masih sakit?"
"Tidak Ken, sekarang sudah membaik, dokter hanya memintaku istrirahat beberapa hari saja"
"Astaga Celine.......kau benar-benar membuatku khawatir" keluh Ken dengan sedikit kesal, namun menyimpan lega yang luar biasa jika tida ada sesuatu yang fatal terjadi padanya.
"Aku hanya membutuhkanmu, apakah salah menghubungimu"
"Kau tidak salah menghubungiku, sudah tugasku untuk menjagamu, tapi caramu membuatku hampir saja hilang kendali. Kau benar-benar membuatku cemas, bahkan aku hampir saja mengalami tabrakan lantaran menerobos lampu merah"
"Benarkah! Astaga, maafkan aku Ken, aku tidak bermaksud untuk mempermainkanmu, tapi jika aku tidak seperti itu, apa kau akan datang kesini?"
Seketika Ken terdiam, sebelum akirnya mendudukan diri dengan tenang. "Aku pasti datang, tapi dalam situasi berbeda, tidak seperti tadi" ujarnya, takala mengigat kembali bagaimana panik dirinya dan membentak Sera, sungguh ada penyesalan luar biasa mengingat semua itu, bagaimana bisa Ken sekasar itu pada Serafina, padahal ia orang yang selalu bisa menahan diri untuk tidak marah, tapi jika degan Sera, semua sikapnya malah keluar tanpa di takar.
*
Sudah lewat 3 jam berlalu, Ken masih setia menemani Celine. Ia duduk tenang di sofa tunggu yang ada di kamar itu, Ken berusaha menyibukan diri dengan ponselnya ketika Celine baru saja tertidur setelah melakukan pemeriksaan.
Hingga sesuatu menganggu fikiranya, entah kenapa ada perasaan takut yang dirasakan hatinya, seolah sikap kasarnya benar-benar menjadi kesalahan besar terhadap Serafina.
Lagian, siapa yang tidak terluka jika diperlakukan seperti itu, jangankan Sera, dirinya saja mungkin akan marah luar biasa jika seseorang menabrak tapi malah membentak dengan kasar. Untuk itulah, hampir 99,9 persen Ken yakin, Sera pasti sedang terluka akan sikapnya.
"Aku harus kembali, aku tidak bisa berdiam diri sini" fikir Ken ketik berdiri dari tempat duduknya.
Namun keberadaan Mily yang memasuki ruang kamar mencegat langkah kaki Ken, membuat dua orang asing itu saling bertatapan hingga Mily sadar, bahwa Kenderick akan meninggalkan Celine lagi.
"Apa anda akan meninggalkan Nona Celine?" tanya Mily dengan sikap sopan, namun tak menghilangkan sikap serius di dirinya.
"Iya, aku akan keluar sebentar, setelah urusanku selesai, aku akan kembali lagi"
"Apakah sepenting itu, hingga meninggalkan istri yang tengah terbaring di rumah sakit, bagaimanapun yang Nona Celine harapkan, hanya kehadiran anda Tuan Ken"
KAMU SEDANG MEMBACA
Second marriage of Serafina
أدب المراهقين[WARNING ONLY FOR 21+] ------------------------------------------- Ayah menikah lagi setelah Serafina menjadi anak piatu atas kepergian ibunya, Sera memiliki ibu tiri yang cukup membencinya sedangkan adik sambungnya terus iri setelah merampas banyak...