[Episode : 122] Game Over

167 7 1
                                    

Sera menuntun pandangan kearah samping ketika Ken melepaskan senjatanya lalu menatap Sera dingin. Pria itu tidak seperti biasanya,  dia tidak selembut yang Sera rasakan bahkan sedari tadi dia penuh diam sambil memberikan tatapan menikam yang berhasil membuat Sera bungkam.

"Kau membunuhnya Ken" tutur Sera dengan nada bergetar takut. Memastikan itu benar perbuatan Kenderik. "Kenapa kau melakukanya!"

"Bukankah kau sudah biasa melakukan semua ini.  Kau telah membunuh sejak usia muda Sera,  kenapa kau takut padaku sekarang!"

"Aku tak membunuh mereka dengan tanganku,  aku tak melepaskan senjata atau menikam orang,  aku tak melakukan hal sekejam itu"

"Kejam? Jujur saja,  cara-mu membunuh memang tak menyentuh,  namun efeknya jauh lebih kejam dari ini" seketika Sera mengigil tak kuasa atas apa yang Ken pojokan kearahnya.  "Kau melihat dengan mata kepalamu sendiri,  bagaimana kulit manusia melepuh,  darah muncul dari mana-mana, mereka kesakitan tanpa ampun,  apakah kau kira dirimu tidak kejam? Kau bahkan lebih kejam dari dugaanku,  tetapi aku memahami dirimu,  aku mencoba mengerti,  lalu menerima apa adanya. Tapi lihat apa yang terjadi padaku sekarang,  aku hanya bersikap bodoh saja dengan tidak ingin membongkar operasi Kingdom, kau memperlihatkan tatapan jijik dan takut, bagaimana denganku yang selama ini kau khianati,  kau bodohi,  kau bohongi,  bahkan kali ini kau kecewakan lagi!  Apa aku pernah memperlakukanmu seperti jalang yang tak tahu diri! Namun kau,  menyebut ku pecundang?"

"Hah Sera,  apa kau waras!" bentak Kenderik saat meneriaki Serafina.

Membuat Sera tak bisa mengatakan apapun sebab dirinya berada di tempat yang curam,   bagaimana bisa Ken tidak mengendalikan dirinya,  padahal sepantauan Serafina,  dia mampu mengendalikan diri dengan baik sebab itu Sera mengurus Wilson terlebih dahulu,  namun ternyata kata pecundang yang Sera lontarkan secara implisif, membuat Ken berubah.

"Ken,  tenanglah"

"Bagaimana aku tenang sekarang. Saat tatapan jijikmu terus membayang di otak-ku"

"Aku tidak jijik padamu Ken.  Aku hanya kecewa"

"Kecewa?  Bukankah kau tahu,  dunia kita memang seperti ini Serafina,  untuk bertahan hidup kau harus membunuh dan memanipulasi orang lain,  bahkan mengkhianati mereka, termasuk keluargamu sendiri. Kenapa kau malah kecewa"

Sera memundurkan langkah kakinya,  namun sial,  tubuhnya semakin berada di tepi jurang yang pada akirnya akan menjadi tempat beristirahatnya jika Ken terus mendekat.

"Ken.  Maafkan aku.  Aku membenci tindakanmu karna bagiku kau bukan orang yang seperti itu"

"Tidak Serafina.  Kau salah,  aku memang orang yang seperti ini sejak awal.  Demi mencintaimu aku bahkan menjadikan Celine pengantimu untuk menutupi fakta bahwa ibuku yang menabrak ibu dari wanita yang aku cintai.   Demi sebuah keuntungan aku memanfaatkan kekuatan Kingdom sekalipun aku membodohi nurani ku sendiri.  Serafina,  aku kira dengan aku memahami dirimu,  kau bisa melakukan hal yang sama tentang ku,  tapi ternyata aku salah.  Sejak awal kau hanya ingin diriku yang sempurna"

Sera terpana diam,  kali ini dia tidak bergerak sama sekali,  ia menatap kedua mata Kenderick tanpa memikirkan bagaimana menyelamatkan dirinya lagi.

"Ken. Apa kau kira aku bersama denganmu karna kau sempurna?"

"Tentu saja!  Jika aku tidak sempurna,  apa orang sepertimu mau denganku"

"Jadi seperti itu kau berfikir tentangku" pungkas Sera atas semua perkataan Ken. "Baiklah kau benar. Aku memang bersama denganmu karna kau sempurna.  Apa kau tahu kenapa aku membencimu,  karna dirimu rencanaku berantakan. Jika saja kau tidak hidup lagi,  aku telah menikah dengan Alexi lalu mengambil alih Grup Gilton serta menginjak kepala papa-mu dikaki-ku sendiri. Membalas dendam satu persatu atas perbuatan papamu, tentanf apa yang dia lakukan pada ayah dan ibuku! Jujur saja,  aku telah muak sekarang. Aku telah bosan degan pria yang terlalu patuh dan seperti anjing padaku,  aku sudah muak denganmu" teriak Serafina dengan nada meninggi luar biasa hingga menghidupkan kebencian mendalam dari Ken.

Second marriage of SerafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang