Bagaimanapun Ken hanya bisa tersenyum diam-diam setiap kali cerita Sera dibalasnya dengan malas, pria yng sibuk membaca sesuatu dilayar ponselnya sedari tadi tengah memasang telinga mendengarkan ocehan istrinya, bahkan wanita itu tak bosan menceritakan alur drama tentang Film korea yang tengah membuatnya gemas, tentu saja beberapa hal membuat Ken ingin menghujat yang akirnya membuka ruang berdebat diantara keduanya, sampai Sera benar-benar jengkel dan marah, lalu Ken dengan polosnya membujuk istrinya dan juga mengajaknya berdebat lagi, hingga Sera tak bisa menahan diri untuk tidak memukul suaminya, tentu kedua manusia yang sudah berusia dewasa pada akirnya bertingkah seperti anak remaja yang tidak sadar akan usianya.
"Meskipun begitu, dia lebih tampan dari pada dirimu" hina Sera pada suaminya.
"Aku mengakuinya, meskipun begitu dia juga tidak akan suka padamu Sera! Jadi berhentilah mengagumi pria lain secara berlebihan, apa kau tidak sadar akan usiamu"
"Tidak! Sama sekali tidak!" dengusnya sembari berkacak pinggang menatap Kenderick.
"Baiklah... Baiklah, terserah kau saja, sudahlah mengejarku. Aku benar-benar capek kau pukuli" putus Ken ketika menduduki diri di kursi gantung halaman Villa mereka.
"Kau sendiri yang memulainya" geram Sera dengan kesalnya
Wanita itu menghela nafas dengan lelah dan duduk disamping suaminya, tentu Ken berdecak geram hingga mengacak rambut Serafina sampai membuat wanita itu menajamkan alis dengan penuh peringatan.
Sadar akan wajahnya yang semakin mengemaskan, membuat Ken mencubit kedua pipi Sera dengan lembut namun tetap terlihat mengemaskan.
"Buatkan aku minuman dingin, aku haus sekali. Aku ingin sesuatu yang berasa asam dan manis, namun tetap segar dicuaca hangat ini" perintah Ken diantara gelak tawa mereka yang sedang terjeda, membuat wanita itu menatap Ken penuh jengkel, sembari mengangkat tubuhnya dari kursi gantung.
"Kau selalu saja memerintah diriku, kenapa tidak buat sendiri"
"Apa kau ingin aku menghancurkan dapur lagi"
"Ah benar, baikalah aku akan membuatkanya"
"Dan juga, aku ingin kau mengunakan buah kualitas tinggi, jangan pakai buah yang kemarin"
"Ken" lirih Sera dengan sikap kesal, bagaimana bisa pria itu memerintah Sera dengan seenaknya.
Hingga sorot matanya mengakses sebuah Taxi yang sedari tadi ada di depan Villa mereka, bahkan sikap Sera yang terjeda tengah menyaksikan Taxi itu berlalu begitu saja setelah sekian lama berdiri diluar.
"Ada apa? Kenapa kau melihat keluar?" tanya Ken pada istrinya, bahkan mata pria itu menuntun kearah Sera memandang.
"Apa kau lihat Taxi yang ada dihalaman depan barusan?" tanya wanita itu dengan segera, namun Ken tidak melihat apapun, sedari tadi dia hanya memandangi Serafina dan meledek dirinya sehingga tak sempat untuk memperhatikan sekitar.
"Aku tidak melihatnya, memangnya kenapa?"
"Aku fikir penumpangnya akan bertamu kerumah kita, sebab dia begitu lama terparkir di gerbang, tapi tiba-tiba dia malah pergi"
"Mungkin saja salah alamat, atau orang yang sedang mencari alamat. Kau terlalu banyak berfikir Sera, lagian siapa yang akan bertamu ke Villa kita, ada ada saja" putus Ken dengan sikap santai, bahkan membuat Sera tak habis fikir jika manusia menyebalkan itu sangat positif sekali.
Lagian mereka tidak memiliki tamu apapun, sebab besok adalah hari terakir di pulau ini, dan setelahnya mereka akan kembali ke rutinitas biasa, untuk itulah Ken yakin orang itu hanya sedang mencari alamat atau memang salah alamat.
"Cepatlah ke dapur, buatkan aku sesuatu yang segar, aku haus sekali!" bentak Ken penuh geram, namun dalam konteks wajar.
Membuat Sera tersadar akan perintah suaminya, wanita itu berlalu kearah dalam untuk melihat apa saja yang bisa dijadikan minuman dingin di siang hari ini, apalagi kalo permintaan pria itu amatlah macam macam.
*
Sore harinya, kedua pasangan yang sedang menikmati liburan itu berniat menyaksikan matahari terbenam di pantai, bahkan katanya sore hari di pulau Bali memiliki sensasi indah tersendiri, untuk itulah mereka tidak akan menyia-nyiakan perjalanan kali ini.
Hingga, ponsel Ken berdering disisi nakas, membuat Sera memalingkan wajah menatap benda tersebut.
"Istriku" lirih Sera dengan penuh sakit, apakah ini pangggilan dari istri pertama Ken yang bernama Celine.
Sumpah demi apapun, ini sakit sekali, ketika pria itu memiliki wanita lain yang ada dihatinya dan juga mencintainya, bahkan tubuh Sera merinding hebat penuh sesak namun sekuat tenaga ia pertahankan agar baik-baik saja.
"Siapa yang menelfonku?" tanya Kenderick yang kala itu tengah keluar dari kamar mandi mereka, bahkan membuat Sera tersentak kaget sebelum akirnya merapikan pakaian suaminya.
Sadar wanita itu tak mau menyaut perkataanya, membuat Ken menghentikan aktifitasnya yang tengah mengeringkan rambut, Ken yang setengah telanjang menghampiri nakas dan melihat panggilan dari Celine diponsel miliknya.
"Celine!" ungkap Ken penuh kaget, bahkan segera mungkin ia mengangkat panggilan itu tanpa menyadari adanya Serafina disana.
"Sayang, kenapa kau menelfonku, apakah semuanya baik-baik saja?" cemas Ken penuh takut, bahkan Celine tidak pernah menghubunginya namun kali ini nama wanita itu muncul di layar ponsel Ken, tentu saja ia merasa asing dengan hal ini, sehingga kemungkinan satu-satunya yang bisa Ken fikirkan, jika Celine tengah mengalami masalah, atau terjadi sesuatu yang buruk padanya.
"Aku baik-baik saja, aku merindukanmu" seketika Ken diam, bahkan dadanya longgar dari rasa khawatir yang begitu jelas, pria itu dengan segera menghela nafas sembari menduduki diri ditepi ranjang, namun seketika itu juga, ia disadarkan oleh kenyataan.
Sedari tadi ada Serafina dikamar ini, mendengar dirinya bersikap sayang pada Celine dan melihat bagaimana frustasinya Ken jika Celine tidak baik-baik saja, bahkan dada Ken berdetak tak karuan saat mata Serafina memandang begitu dalam, seolah ada hal yang tak bisa dijelaskan dari kedua manik matanya.
Tentu Sera mengalihkan pandangan dari tatapan mereka, ia menarik handuk kecil yang Ken hempaskan keranjang, untuk mengemasinya, wanita itu terlihat gugup dan juga cemas, bahkan ia keluar dari kamar agar memberi ruang untuk Kenderick bersama istri yang dicintainya.
"Sayang, kenapa kau diam saja, apa kau tidak merindukan aku" seru Celine sekali lagi.
"Aku merindukanmu, tapi kenapa kau menelfonku? Apakah terjadi sesuatu disana?" tanya Ken dengan perasaan kacau balau, bahkan ia sendiri begitu bingung harus bersikap seperti apa.
"Ya, terjadi sesuatu denganku" ujarnya penuh lirih, membuat dada Ken berdetak lebih kencang dari sebelumnya.
"Apa yang terjadi dengan mu? Apakah kau terluka, kau dimana sekarang?" bentaknya dengan ingin tahu tinggi, bahkan semua orang bisa melihat bagaimana gusarnya Kenderick atas perkataan Celine.
"Tenanglah Ken, aku baik-baik saja. Aku berada di Hotel sekarang, dan juga aku tidak jadi ke Inggris karna masalah internal perusahaan, jadi aku memutuskan untuk tinggal disini selama 1 minggu"
"Apa!" ungkap Ken dengan kagetnya, bahkan ia terpana diam mendengar perkataan Celine yang begitu tiba-tiba.
Jika Celine menetap bagaimana dengan Serafina. Apa yang bisa Ken jelaskan padanya, selain itu bisakah Serafina menerima keadaan ini, dan juga Kenapa Ken mencemaskan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second marriage of Serafina
Novela Juvenil[WARNING ONLY FOR 21+] ------------------------------------------- Ayah menikah lagi setelah Serafina menjadi anak piatu atas kepergian ibunya, Sera memiliki ibu tiri yang cukup membencinya sedangkan adik sambungnya terus iri setelah merampas banyak...