21+ [Episode : 84] Tenda.

294 20 1
                                    

Perkemahan musim dingin.

Untuk pertama kalinya, Jasson menghadiri acara seperti ini seumur hidupnya, selama ini Jasson tidak pernah berkumpul dengan para orang tua lantaran dirinya selalu menganggap pernikahan bukan prioritas utama.

Selama ini Jasson menganggap Hellena sebagai wanita penyangdang status istri saat dirinya berdiri di podium untuk menyampaikan bisnis dalam spektrum sosial kelas tinggi, Jasson selalu menghargai Hellena lantaran laki-laki akan terlihat nerwibawa saat menghormati wanita untuk menghadiri acara sekutu atau relasi.

Tentu saja Jasson sangat bertangung jawab terhadap anaknya dalam bentuk angka dan nominal, sehingga jika di tanya seberapa dekat Jasson dengan Liliana dan Arkana , dia tidak bisa menjawab setengah dalalam skala 1 sampai 10.

"Jasson, apa yang kau lakukan disini, ayo kita keacara api unggun. Para orang tua dan anak-anak ada disana" ajak Hellena ketika Jasson hanya berdiam diri di dalam tenda, sebab diluar sana begitu dingin sedangkan ia hanya mengunakan jas hitam tipis dan kemeja putih sebagai pasangan.

Mau tak mau Jasson harus keluar dari sana, namun Hellena menghentikan suaminya.

"Tunggu sebentar" pinta Hellena dengan sikap peduli, sebab ia sudah meminta sopir membawakan baju hangat untuk suaminya, namun barang-barang itu masih terletak di pos penjagaan sehinga Hellena begegas mengambil perlengkapan Jasson agar dia tak kedinginan di cuaca se-extrim ini.

Beberapa menit kemudian Hellena menenteng tas kearah Jasson. Melihat istrinya keberatan, Jasson menyaut barang bawaan dengan tubuh mengigil lantaran mengunakan baju yang begitu tipis.

"Aku sudah meminta sopir membawa bajumu, Pakailah, kau tidak mungkin menghadiri acara api unggun tanpa mengunakan bahan ini"

Sontak Jasson terpana diam, matanya melirik haru kearah Hellena seolah sadar selama ini Hellena adalah wanita yang terus peduli padanya, sekalipun Jasson tak menyadari.

"Kenapa kau diam saja. Pakailah" ujar Hellena malu sebab pria itu terus menatap panjang tanpa mengalihkan pandangan.

"Terimakasih Hellena" saut Jasson segera, membuat Hellena tergugu malu mendengar suara lembut Jasson yang jarang ia tuturkan.

Kenapa Jasson terlihat tersentuh atas perlakuan kecil ini, padahal selama ini Hellena terus melakukan bagian terkecil dari tugasnya sebagai istrinya.

"P-Pakai lah, aku tunggu diluar" timpalnya lagi.

Hingga dirinya bergegas keluar dari tenda, namun sedetik kemudian, Jasson menarik tangan Hellena untuk terus tinggal di dalam sana.

Pria itu meraba leher istrinya sembari memaksa Hellena mendekatkan wajah kearahnya, ia mencium bibir Hellen sembari merangkul pingul ramping itu agar bisa merapat, Hellena tergugu pasrah atas sikap dominan yang Jasson berikan, baru saja ia mengelak untuk mundur, Jasson tak mengendurkan kekuatan tanganya, ia seperti menindas Hellena dalam permainan bibir mereka yang begitu lekat dan intim, memaksa Hellena membuka mulutnya hingga mengait lidah itu secara mesra, sudah sekian kali melakukanya, Hellena tak pernah mendominasi permainan, ia selalu lambat bahkan sulit menyeimbangi Jasson, sehingga Jasson sendiri yang menentukan permainan agar mereka dapat puas secara bersamaan.

Jasson sadar istrinya kehabisan nafas, diapun begitu, mereka melepaskan pertautan bibir itu sembari mengusap bibir Hellena dengan jemarinya, menatap kedua mata sendu dengan penuh cinta, sembari mendaratkan ciuman di kening Hellena.

"Keluarlah. Aku akan menyusul" ujar Jasson lembut.

Membuat Hellena mengerjapkan mata setelah kelopak mata bundarnya membulat sempurna.

Second marriage of SerafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang