!WARNING!
"Pada episode kali ini, terdapat konten dewasa dan juga pengunaan kata yang tidak sesuai dengan pembaca yang belum berusia cukup, diharap bijak dalam membaca, sehingga anda bisa melampaui episode ini jika dirasa tidak pantas"
*
Thank youMalam harinya, Serafina memastikan jam yang ada di dinding kamar itu, sedari tadi ia terus memperhatikan ruangan sebelah yang di jadikan Ken sebagai tempat bekerja, bahkan ia hanya melakukan pekerjaan, untuk apa mereka tinggal di pulau Bali, bukankah lebih baik jika mereka kembali, bahkan Serafina sudah merindukan Natalie dan juga Lily yang begitu mengemaskan.
Namun nampaknya, Sera tidak memiliki kegiatan apapun selain menghabiskan beberapa buku untuk ia baca, wanita itu beranjak dari ranjang tidur untuk menuju kearah dapur, ia menyedu kopi hangat yang akan di suguhkan pada suaminya, setidaknya Sera sadar jika Ken terlalu fokus menatap layar komputer sejak beberapa jam yang lalu.
“Permisi Ken” lirih Sera yang kala itu membuka pintu tempat suaminya berada, membuat pendengaran Kenderick jengah dan sesegera mungkin mengeluarkan beberapa file yang ia buka di layar komputer.
“Ada apa?” tanya Ken dengan nada ketus, bahkan ia sadar ini hampir tengah malam, dan Sera masih terjaga. “Kenapa kau tidak tidur?” tanya Ken dengan penuh ingin tahu, meskipun menyimpan perhatianya dalam-dalam.
“Aku tidak mengantuk, minumlah kopi ini selagi hangat”
“Aku tidak memintamu membuatkannya” terus Kenderick pada Serafina, membuat mata Sera menatap nanar sembari menahan kesal.
“Aku juga tidak ingin membuatkanya, tapi sebagai istri yang sudah tertera diatas kertas, bukankah sudah kewajibanku untuk melayanimu, jadi minumlah selagi hangat, jika kau tidak suka, biarkan saja kopi itu mendingin” sungguh Sera begitu kesal dengan sikap Ken, sekalipun ia mencintainya, tapi lama-lama Sera semakin bertanya, hal apa yang membuatnya bisa secinta itu pada pria dingin yang kasar itu, bahkan sedikitpun tidak ada rasa menghargai yang Sera terima.
“Terimakasih, Sera” lirih Kenderick yang kala itu sadar, jika Serafina tengah marah padanya.
Bukankah ini lucu, gadis yang ia kenali dengan kepercayaan diri rendah, dan selalu menundukan kepala saat dimarahkan, lama-lama bisa menunjukan sikap menantang yang begitu mengemaskan, bahkan gurat kesal diwajahnya menjadi hiburan tersendiri ketika Ken begitu kusut soal pekerjaan.
“Aku keluar dulu, aku sudah menyiapkan selimut dan beberapa bantal di ruang tamu, pakailah, jangan sampai masuk angin, karna aku tidak ingin repot mengurusimu”
“Apa ini balasan yang kau berikan atas apa yang aku lakukan padamu beberapa hari ini, bahkan sebagai suami aku selalu berjaga siang dan malam untuk menemani dirimu, membantumu ke kamar mandi, bahkan menyuapimu makan, selain itu, aku juga membantumu menganti baju-“
“Kenderick!!” teriak Serafina dengan tidak percaya, bahkan ia tidak menduga Ken akan selancang itu membicarakan hal Vulgar padanya.
“Kenapa kau memerah Sera? Apak kau malu? Apa yang kau malukan, bukankah kau istriku” terus Kenderick dengan sikap menggoda, bahkan ia tak kuasa menahan hasrat untuk mengolok Serafina, membuat tubuh Sera berginding ngeri saat Kenderick mulai menghampirinya.
Baru saja Sera ingin merengsek mundur, Kenderick menangkap pinggul istrinya, menatap Sera penuh keintiman hingga kepercayaan diri yang mengelora saat ia kobarkan menyusut tiba-tiba, jantung Sera berdetak seratus kali lipat lebih cepat, bahkan ia hampir kehilangan oksigen ketika wajah Kenderick ingin mendekati wajahnya, apa yang akan dilakukan Ken pada Sera, apakah ia akan mencumbu Sera seperti di ruamh sakit? Jika Ken melakukanya lagi, kenapa Sera seperti menerima kali ini, bahkan ia tidak menghindar dan hanya menaku takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second marriage of Serafina
Novela Juvenil[WARNING ONLY FOR 21+] ------------------------------------------- Ayah menikah lagi setelah Serafina menjadi anak piatu atas kepergian ibunya, Sera memiliki ibu tiri yang cukup membencinya sedangkan adik sambungnya terus iri setelah merampas banyak...