Jasson melepaskan cengkraman tanganya pada pria yang tengah gemetaran itu, mata Jasson menatap nanar atas omong kosong yang tengah Adamar lontarkan, bahkan membuat senyum sungging paling mengesalkan ia tertampil dengan jengkel.
Pria tua tersebut menyaut senyuman itu dengan penuh ketulusan, berusaha meyakinkan Jasson jika mengorbankan dirinya jauh lebih baik, ketimbang harus memakan korban jiwa lagi.
“Omong kosong apa yang kau bicarakan ini” dengus Jasson pada ayah kandungnya.
“Aku serius Jasson. Biarkan aku yang menjadi uji coba ke-sebelas”
“Tutup mulutmu, kau sangat berguna setelah Serafina sadarkan diri, apa kau fikir aku bisa membuat semua ini sendirian, aku masih membutuhkan bantuanmu dan arahanmu, aku masih amatiran dalam membuat penawar hitungan jam, kau sangat berguna sehingga tak bisa aku korbankan”
Mendengar penolakan dari putranya, Adamar sadar, hati Jasson tak segelap itu, pria yang sudah memiliki dua orang anak tersebut tidaklah kejam seperti yang dibayangkan, ada hal yang membuatnya menjadi seperti ini, sehingga sebagai seorang manusia Adamar mengerti, sudah sangat baik untuk Jasson tumbuh sampai semengagumkan sekarang, lantaran hidup dengan kebohongan, dimanfaatkan untuk balas dendam serta terjebak oleh ilusi kemarahan tidak semua anak selamat hidup-hidup dalam kekejaman jiwanya, sedangkan anak ini, memiliki kasih sayang yang tidak ia sadari, ia bisa mencintai bahkan menyayangi, sehingga Jasson besar dengan sangat menakjubkan.
Jasson menolak semua usulan Adamar, ia kembali pada pria yang sudah di cengkram tanganya.
“Kau!” tarik Jasson pada anak buahnya yang terkapar diarah lantai, ia menarik kerah baju pria itu untuk mendongakan kepala kearah Jasson. “Kau jadilah subjek selanjutnya, aku akan memberikan apapun sebagai kompensasinya, rumah, masa depan anakmu, kejayaan orang tuamu semuanya akan aku berikan, anakmu yang akan lahir akan aku jamin menjadi orang sukses dimasa depan. Jadi lakukanlah, aku tidak pernah bermurah hati seperti ini, setidaknya kau paham bukan! Selagi aku memberikanmu penawaran terbaik, maka jadilah subjek berikutnya”
Pria itu gemetar memandangi tatapan Jasson yang begitu tajam, tubuhnya tak berdaya untuk menyetujui semua ini, ia tidak membutuhkan apapun selain bersama keluarganya, ia tidak bisa meninggalkan istri begitu saja lantaran wanita itu tak akan mampu membesarkan 3 anak mereka sendirian, sungguh, bukan materi yang Jasson tawarkan sebagai kebutuhan saat ini, melainkan hidupnya.
“Tu-Tuan Jasson. Ampuni aku, ampuni aku. aku tidak bisa melakukanya, sungguh, aku tidak bisa”
"Kenapa!!” teriak Jasson dengan mata menajam hingga suaranya mengelegar memekakan ruangan itu, entah kenapa ia sangat marah dan frustasi atas keadaan yang terjadi, apa yang membuatnya hilang kendali? “Apa kau ingin aku membunuhmu!” ancam Jasson kehadapan anak buahnya.
Membuat Adamar mengerjapkan mata saat melihat putranya begitu tertekan, ia sadar tak ada anak di dunia ini yang akan membenci orang tua mereka sekalipun banyak kesalahan yang orang dewasa perbuat, sebagai seorang anak, Adamar paham hati Jasson tengah terluka saat Adamar ingin mengorbankan dirinya sendiri.
“Nak” lirih Adamar penuh pedih, suara beliau tersekat lantaran menatap nanar kearah Jasson. “Apa kau marah karna aku ingin mengorbankan diriku?”
“Tutup mulutmu! Aku tidak pernah peduli tentang hidupmu, bukankah kau tahu aku ingin membunuhmu, aku bahkan ingin mengakiri hidupmu dengan kejam jadi untuk apa aku marah saat kau mengorbankan diri, aku!” bentak Jasson ketika menanguhkan ucapanya. “Aku hanya membutuhkan dirimu sampai Sera sembuh, masih banyak hal yang harus aku ciptakan dan buat agar Sera kembali sehat seperti sedia kala, jadi kau tidak bisa mengorbankan dirimu, untuk nyawa adik ku”
KAMU SEDANG MEMBACA
Second marriage of Serafina
Novela Juvenil[WARNING ONLY FOR 21+] ------------------------------------------- Ayah menikah lagi setelah Serafina menjadi anak piatu atas kepergian ibunya, Sera memiliki ibu tiri yang cukup membencinya sedangkan adik sambungnya terus iri setelah merampas banyak...