[Episode : 22] Perubahan.

645 36 6
                                    

Pagi harinya, Serafina membuka mata setelah beberapa waktu mengistirahatkan tubuh untuk menerima pengobatan, bahkan matanya terpana melirik Kenderick yang duduk tenang sembari menatap tajam namun menyelipkan kilau tulus dimanik mata indah itu.

"Tuan Ken" sapa Sera penuh kaget, bahkan sakit kepala mendera dirinya hingga gadis itu meringis kesakitan.

"Jangan bergerak dulu Sera"

"Ada apa denganku? Kenapa aku berada di rumah sakit?" tanya Sera dengan bingung sembari menatap infus yang ada di tanganya. "Dan kenapa?"

"Kau mengalami anemia" terus Ken dengan penuh kelembutan, membuat Sera memudarkan kerutan di dahinya lantaran merasa sedikit bersalah.

"Maaf......aku sudah mengacaukan perjalanan kita"

"Baguslah jika kau sadar, untuk semua kesalahanmu, kau perlu istirahat penuh dan menerima perawatan, sebagai konpensasi aku akan menjagamu dengan baik"

"Tidak perlu, kita hanya punya beberapa waktu perjalanan, jangan terikat hanya karna aku Tuan Ken, itu membuat ku merasa bersalah padamu,  lebih baik kita kembali saja ke penginapan yang sudah kakak siapkan"

"Kau tidak boleh merasa bersalah pada suami mu, bagaimanapun apa yang terjadi padamu, juga kesalahanku, untuk itulah, jangan banyak protes dan kita nikmati saja bulan madu dirumah sakit, aku juga tidak berselera lagi menikmati bulan madu ini"

Sungguh, ucapan yang ia tututkan pria ketus itu membuat pipi Serafina memerah, bahkan rasanya ia berdebar tak kuasa lantaran Kenderick bicara dengan cukup vulgar, ada apa dengan Ken sebenarnya.

Lain dari itu, kenapa ia bisa berada di rumah sakit, apa yang terjadi sebenarnya? "Oh iya, kenapa aku bisa berada disini?" celetuk Serafina yang saat itu sangat penasaran dengan apa yang terjadi.

"Apa kau tidak ingat?" tanya Ken pada istrinya, membuat Sera mengeleng pelan penuh tatapan polos,  sembari berkata.

"Tidak"

"Kau pingsan di bandara, untuk itulah aku melarikanmu ke rumah sakit terdekat"

"Oh, begitu. Terimakasih sudah menyelamatkan aku"

"Apa yang kau ucapkan bodoh,  kenapa kau berterima kasih pada suami mu sendiri. Aku peringatkan untuk memperhatikan kesehatanmu, jangan banyak berfikir dan bekerja, kau harus istirahat jika lelah, apakah kau ingin aku mempekerjakan banyak asisten rumah tangga agar kau diam saja dirumah"

"Tidak mau, Jangan lakukan itu Tuan, aku tidak bisa diam saja di rumah, aku bisa gila jika tidak ada hal yang bisa dikerjakan"

"Makanya, jangan kelelahan, kau membuatku khawatir. Dan juga, berhenti memanggilku Tuan, kau bisa memanggil nama ku saja" lirihnya dengan penuh malu namun menyimpan kesungguh-sungguhan.

"Tapi-" protes Sera, bahkan membuat Ken berdecak kesal,  hingga menghentikan sikap keras kepala istrinya.

Sungguh, Sera tidak menyangka Ken akan menarik kesepakatan diantara mereka, bukankah dia yang bersikeras untuk memanggilnya Tuan,  kenapa pria ini bisa berubah secara tiba-tiba, apakah dunia benar-benar aman?

"Ta-pi" sekali lagi Sera berusaha bersikeras,  hingga tatapan yang mencengkram tajam itu meruntuhkan kepercayaan dirinya.

"Tidak ada tapi-tapinya, " sambar Kenderick disaat mengusap lembut rambut Serafina.  "Aku minta maaf atas sikap dingin dan kasarku selama ini,  selain itu kau adalah istriku,  jadi kita tidak perlu memberikan batasan satu sama lain lagi"

"Hah" Sungguh Sera hanya mampu membuka mulutnya dengan penuh kebingungan,  apakah ini benar Kenderick? Bahkan sekali lagi ia dikejutkan dengan keadaan.

"Aku serius,  dan juga aku sudah menyiapkan sarapan,  ayo makan,  aku akan menyuapimu" terusnya disaat membuka makanan yang baru saja dibeli dari restoran bintang lima, bahkan Ken begitu menuntut untuk komposisi bahan yang segar dan tinggi protein serta lemaknya.

Membuat Serafina,  menatap bingung dan ragu,  seolah ia merasa di permainkan dan juga diterbangkan tinggi, apakah sikap Ken yang berubah kali ini lantaran perasaan bersalah semata,  jika itu masalahnya,  Ken tidak seharusnya seperti itu,  Sera bahkan tidak menyalahkan dirinya.

*

Sebelum Serafina siuman.

Ken hanya mampu terdiam di lorong rumah sakit,  ia menatap bingung ke dinding putih yang berhias poster tentang kesehatan untuk di sosialisasikan pada pengunjung serta pasien yang menginap atau rawat jalan.

"Aku akan kembali, pastikan kau menjaga adik ku dengan baik Ken.  Dan aku minta rahasiakan ini dari Serafina" ucap Jasson dengan sikap dingin,  bahkan membuat Kenderick sadar jika kakaknya masih ada di hadapanya.

"Kenapa kau menyembunyikan kebenaran sebesar ini dari Sera,  bukankah sudah seharusnya ia mengetahui jika kakaknya masih hidup,  dan kecelakaan yang menimpa ibunya bukanlah salah Serafina, tapi salahmu!"

"Untuk itulah,  aku meminta kau menjaganya dengan baik.  Jika Sera bangun,  dan keluarga Moon melepaskan dirinya demi kesepakatan bisnis,  maka aku akan membalas dendam untuk ibuku,  lalu memohon ampun pada Sera,  dan sebelum waktunya tiba,  kau harus menjaganya dengan baik, jika kau benar-benar ingin menjadi ahli waris Papa"

"Apa kau fikir ini adil kak!" kesal Kenderick yang merasa di manfaatkan.

"Ini mungkin tidak adil untukmu,  tapi tak ada manusia yang bisa adil didunia ini. Untuk itulah,  jaga Serafina hingga waktunya tiba,  maka aku dan papa akan menjelaskan semuanya,  dan kau mendapatkan ahli waris Gilton,  bukankah ini yang kau inginkan,  agar Celine-mu kembali"

Seketika Ken terdiam,  bahkan ia menatap kosong pada kakaknya yang ternyata tidak berhubungan darah denganya.

"Dan tentu-" terus Jasson dengan sikap dingin yang paling mengerikan, ia menatap penuh perhitungan kearah Ken yang duduk di kursi tunggu rumah sakit.  "Di saat yang sama juga,  aku akan mengambil Serafina.  Jika kau benar-benar tidak mencintainya,  maka kau harus bersikap baik demi tujuanmu, tapi jika suatu saat hatimu berkata lain,  kau harus siap memilih Ken"

Membuat Jasson menepuk pundak Kenderick untuk berpamitan pergi dari rumah sakit itu,  bahkan masih banyak yang ingin Ken tanyakan namun begitu sulit untuk diutarakan.

Pada dasarnya,  pernikahan ini semata-mata untuk mengambil Serafina dari keluarga Moon,  bahkan krisis ekonomi yang melanda perusahaan mereka semua itu ulah Jasson, tak hanya itu saja,  Papa dan Jasson berencana akan mengakiri pernikahan mereka jika tidak dilandasi cinta sampai waktunya tiba,  setidaknya semua hal yang terjadi pada Kenderick, sudah di tentukan awal dan akir permainanya.

Jika begini,  bukankah Kenderick adalah korban, tapi kenapa ia merasa tertekan?  Apa yang membuatnya nenjadi seperti ini,  jika kompensasi yang di dapatkan sangat menguntungkan,  disaat Serafina jatuh ketangan Jasson seutuhnya,  dan keluarga Moon hancur sampai titik terendah,  disaat itu Jasson akan menyerahkan ahli warisnya pada Kenderick,  dan jika Kenderick mendapatkan semua itu,  maka Celine akan kembali,  tapi kenapa ia tidak senang?  Sama sekali tidak bahagia dan merasa di permainkan.

*

"Ken,  ada apa?" putus Sera yang kala itu menatap sendok yang terus di gengam Ken tanpa ia sodorkan,  bahkan Sera melihat ada beban fikiran yang Ken tanggung.

"Tidak apa-apa,  makanlah yang banyak" paksa Ken disaat melanjutkan aktivitasnya.

"Hmm.... " ungkapnya sembari membuka mulut untuk menelan bubur hangat yang disuapi suaminya.

Bahkan Sera makan dengan lahap,  entah ia yang kelaparan dan tidak mengkonsumsi apapun selain infus,  atau tangan Ken yang membuat bubur itu terasa nikamat.

"Apakah se-enak itu?" tanya Ken pada istrinya,  bahkan membuat Sera menganggukan kepala dengan bahagia.

"Aku rasa tidak ada rasa apapun,  sebab sengaja dikurangi penyedap rasanya"

"Tidak,  ini enak, sangat enak" terus Sera dengan penuh semangat, membuat Ken tertawa pelan untuk menghabisi semua bubur ke mulut istrinya.

Second marriage of SerafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang