[Episode : 81] Ingin bertemu

192 20 1
                                    

Dua hari setelah penculikan sera yang Herman lakukan.

-

Jasson tak bisa menemukan Serafina, pria itu tak tahu kemana Sera dibawa oleh Herman Gilton, bahkan ia sudah mengobrak abrik seisi kota namun tak mendapatkan jejak apapun, hingga rasa putus asa itu mengantarkan Jasson pada sebuah pilihan untuk menemui pengacara ibunya dan juga Dokter Serafina.

Cacatan kecil yang Adamar berikan membuat Jasson memutuskan pilihan untuk menemui mereka.

Hingga pria itu memasuki kantor pengacara yang berada di bangunan sempit dan juga kumuh, bangunan ini terletak di pinggiran kota sehingga Jasson mengeryitkan dahi melintasi lorong kotor tersebut, ia membaca merek dagang yang mereka gunakan sesuai dengan informasi yang Jasson dapatkan, pria itu memasuki kantor namun matanya di hadapkan pada tumpukan kertas yang bertebaran diatas meja, dengan sampah berserakan dimana-mana seolah meja tamu juga digunakan sebagai meja makan.

“Apakah ada orang yang mengunakan jasa mereka dengan bentuk kantor seperti ini?” batin pria itu dengan tatapan mengina.

Jasson mendapati seorang pria tua menyadari kedatanganya, pria tua tersebut membuka kaca mata retak itu sembari menghampiri mempersilahkan Jasson masuk.

“Apa ada yang bisa saya bantu. Jika kau datang dengan kasus, pemerkosaan, pembunuhan, pencabulan, kekerasan seksual aku tidak menerima. Silahkah pergi” usirnya.

“Aku tidak datang untuk berkonsultasi” ucap Jasson tegas, hingga pria itu menatap kehadiran Jasson lekat-lekat sembari melihat apa tujuanya datang kemari.

“Aku membawa surat kuasa” ucalnya ketika memberikan sebuah lembaran kehadapan pria tua itu.

Dengan segera,  beliau medekat untuk meyaut pemberian Jasson.

“Apa kau Jasson, putra Laura William?” tanya pengacara Sillky dengan tatapan nanar kearahnya, dengan segera Jasson menganggukan kepala sembari mengamati ruangan itu.

Sebuah pelukan mendarat di tubuh Jasson dengan sangat erat, membuat dirinya kaget sampai akirnya Jasson mencoba memisahkan diri dengan segera.

“Kenapa? Ada apa denganmu?” tanya Jassson dingin dengan tatapan bingung.

“Akirnya kau datang" ujar beliau. "Aku sudah menunggumu sejak lama, aku sudah merasa nyawaku hampir di cabut namun di hentikan, sebab ada janji yang harus aku tepati”

Jasson mengeryitkan dahi sekali lagi, ia sangat bingung atas respon pria ini.

“Duduklah, biar aku jelaskan semuanya” bujuk Tuan Silky dengan sikap menenangkan, mau tak mau Jasson mendudukan diri untuk mendengar penjelasan pria itu.

“Bagaimana kau bisa datang kemari? Apa kau sudah mengetahui tentang ayah kandungmu?” tanya beliau dengan tatapan berbinar, membuat Jasson jengah atas penuturannya.

“Bagaimana kau bisa tahu”

“Ibumu, Laura. Dia sangat mencintai putra dan putrinya, aku mengetahui sedikit hal tentang cerita-nya yang sangat menyedihkan. Namun aku fikir apa yang Laura harapkan tak akan mungkin terjadi, tapi ternyata ini terjadi seperti mimpi. Kau benar-benar datang kesini untuk adikmu”

“Apa maksudmu?” geram Jasson penuh bingung, seolah sikap pria ini begitu aneh untuk dia terima.

“Siapa nama belakangmu?” tanya Tuan Sillky kehadapan Jasson.

“Jasson, Jasson Gil-“ seketika ia menghentikan ucapannya,  seolah enggan mengakui nama keluarga Gilton.

“Kau lebih pantas menjadi Jasson Moon nak, kau sangat mirip denganya, ibumu” ucap pria itu ketika menatap takjub kearah Jasson.

Second marriage of SerafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang