[Episode : 17] Sedang terluka.

1K 40 0
                                    

Hari ini adalah pertama kalinya untuk Sera menjadi sekretaris Jasson, meskipun Sera berada satu perusahaan dengan Kenderick tapi di kantor ini mereka berbeda ruangan, untuk itulah Sera menjamim dia tidak akan memiliki waktu untuk melihat suaminya.

Jasson begitu teliti dan penuh akan ambisi untuk mengajari Sera berbagai hal, pria itu sangat dewasa dan sangat tegas, bahkan jiwa kepemimpinan Jasson membuat Sera seperti tidak berarti menjadi sekretarisnya.

"Bagaimana Sera? Apa kau mengerti?" tanya Jasson pada adik kandungnya itu.

"Mengerti kak, Sera akan mencoba melakukanya dengan baik" balas Sera dengan sikap patuh.

"Baiklah, bekerjalah dengan baik, kakak ke ruangan dulu" balas Jasson sambil mengusap kepala Serafina, membuat Ken yang berlalu keruangan itu melihat kakaknya memberikan perlakuan spesial pada istrinya.

Baru saja Jasson menghilang di balik pintu ruangan, mata Sera menemukan kehadiran Ken disana, namun nampaknya wajah itu seperti kesal sambil menatapnya dengan tajam.

Ken meraig handle pintu untuk membukanya, namum pria itu mengurungkan niat untuk membalikan badan kebelakang. "Aku mengizinkan mu bekerja untuk menambah pengalaman dan mengisi kesibukan mu Sera, jangan sampai kau malah melakukan niatan lain untuk bekerja dengan kakak ku" ketus pria itu.

"Apa maksudmu Ken, niatan lain apa yang kau maksud" tanya Sera kehadapan suaminya.

"Jangan berpura-pura polos, kau tahu sendiri apa maksudku barusan" terus pria itu hingga membuat Sera terdiam.

Apakah Ken melihat kak Jasson mengusap kepalanya, tapi entah kenapa Sera hanya menganggap hal itu seperti ikatan adik kakak, entah kenapa saat dekat dengan Kak Jasson ia seperti menemukan sosok rumah yang hangat dan penuh akan wibawa pemimpim, apakah salah jika Sera menganggap perlakuan kak Jasson padanya seperti kakak pada umumnya.

Ken membanting pintu itu hingga menghilang dari hadapan Sera, membuat Sera terloncat dengan kaget melihat sikap suaminya.

"Kenapa kau ke ruangan ku Ken" tanya Jasson kehadapan adiknya, pria itu bahkan tengah sibuk dengan laporannya seraya bicara tanpa melihat kedatangan Ken.

"Aku kesal" keluh pria itu, membuat Jasson mengangkat kepala kearah adiknya sambil memperhatikan Kenderick.

"Kesal? Apa yang membuatmu Kesal?" tanya Jasson dengan gurat santai sebab tertarik dengan reaksi adiknya.

Mata Ken menatap kearah Jasson kakaknya, bahkan untuk membicarakan tentang kekesalnya saja Ken merasa tidak sangup, kenapa bisa seprti ini. "Entahlah, lupakan saja" ucap pria itu.

"Aku mau meminta laporan tentang pembangunan Villa di daerah pegunungan" pintanya kearah Jasson.

"Kau minta saja kepada Sera, seluruh laporan ada di tangannya"

"Kau jangan bercanda, dia baru bekerja hari ini. Aku tidak mau menunggu dan aku masih belum percaya pada kinerjanya"

Hingga Jasson bertopang dagu melirik Kenderick, ia tersenyum kecut ketika adik perempuanya di remehkan oleh Suaminya senduri.

"Apa kau tengah mengatakan jika Sera tidak bisa di andalkan?" tanya Jasson dengan tanpa rasa segan.

"Bukan itu maksud ku, aku percaya hanya saja dia baru bekerja hari ini"

"Sama saja" bantah Jasson ketika berdiri dari duduknya,  pria itu berjalan menghampiri Kenderick untuk mensejajarkan diri denganya, bahkan belum sempat Ken membuka mulutnya, Jasson melayangkan kedua telapak tanganya untuk mencengkram lengan kekar Ken, sembari menekanya dengan penuh kekuata. "Aku tidak pernah ragu akan Serafina, terkait ia bisa di andalkan atau tidak, itu buka ranahmu untuk menilai, karna istrimu adalah cerminan dirimu, jika kau merendahkan dan meragukanya, sama saja mau tengah merendahkan dirimu sendiri"

"Aku tidak mengerti" timpal Jasson dengan segera, seolah tidak ingin memberikan ruang untuk Ken membantahnya. "Jika perlu di bandingkan, istri kesayangmu itu tidak sebanding dengan Serafina, karna suatu saat nanti kau akan tahu siapa Sera sebenarnya" hingga pancaran mengerikan dari Jasson membuat Kenderick bungkam.

"Memangnya siapa wanita itu?" balas Ken dengan jengekel.

"Tentu istrimu" balas Jasson tanpa ragu, bahkan ia menyemaikan senyum licik penuh ejekan kearah Kenderick.

"Apa kau sedang bercanda kak?"

"Bisa saja iya, bisa saja tidak" balasnya.

"Apa maksud mu sebenarnta"

"Aku tidak bermaksud apapun, selain kau menghargai Sera saja" Jelas Jasson saat melepaskan cengkraman tanganya. "Terkait laporan itu aku akan meminta Sera meng- Emailkan laporan itu padamu, sekarang pergilah, aku tidak memiliki waktu bercanda, pekerjaan ku sudah menumpuk" balas Jasson pada adiknya, membuat Ken berlalu keluar kantor untuk meninggalkan Jasson.

Rasanya ia begitu kesal dan membenci kakaknya itu akir-akir ini, tapi apa yang bisa di lakukan selain bersabar, hanya tinggal beberapa hari lagi semuanya akan lancar dan nanti kakaknya akan menadatangai surat ahli waris untuk di jatuhkan ketangan Kenderick.

Serafina bekerja dengan sangat baik,bahkan kemampuanya tak kalah hebat dari mereka yang membawa gelar untuk duduk di posisi sekretaris itu, tentu Jasson tidak meragukan adiknya lantaran Sera hampir sama dengan Jasson, memiliki kemampuan diatas rata-rata namun keluarga Moon tidak mewadahinya.

Sepulang dari kantor Sera membersihkan diri di kamar mandi, ia menganti pakaian kerja sesegera mungkin dan menyiapan pakaian ganti untuk suaminya, Sera berlalu kearah dapur untuk membantu pelayan rumah membuat makanan untuk nanti malam, bahkan saat Sera menyapa beberapa bibi pelayan seorang wanita cantik yaitu Hellena menyapanya, ternyata ibu dari Lilyana dan arkana itu juga disana sedari tadi.

Banyak cerita dan juga candaan yang terselipkan dengan akrab, bahkan tawa mereka terdengar oleh telinga Ken yang kala itu sedang mendendong Lilyana di pangkuanya, mata Ken menatap Sera yang tengah mengunakan celemek masak berbahan plastik di tubuhnya, hingga wanita itu memang terlihat seperti istri yang tidak pandai bersolek saja.

"Bibi putri...." teriak Lilyana ketika berlalu ke hadapan Sera, membuat gadis itu menundukan tubuh untuk membanjiri pipi Lilyana dengan ciuman.

"Apa Lily sudah makan?" tanya Sera dengan peduli.

"Sudah bi, Lily menghabiskan semua cemilan yang bibi buat tadi pagi"

"Anak pintar, sekarang pergilah bermain dengan paman, nanti Lily terkena minyak panas" ucap Sera pada keponakan suaminya itu, bahkan ia sudah berhasil membawa Lily menepi dari arah kompor.

"Lily mau main sama Bibi"

"Nanti kita akan bermain, sekarang bibi sedang membantu mami memasak"

"Iya sayang, nanti saja bermain dengan bibi putri" timpal Hellena yang sibu memotong sayuran.

"Tapi, Lily mau main sekarang" ucapnya dengan memelas, bahkan pipo bulat yang mengemaskan itu membuat cinta dan sayang Sera semakin berkembang untuknya.

"Sayang, sebentar lagi bibi sudah selesai memasak" bisik Sera pada gadis itu. Membuat Lily begitu malas dan mengerucutkan bibirnya dengan kesal.

"Sera, kau temani saja dia bermain. Jangan menolaknya seperti itu, jika kau tidak mau bermain dengannya katakan saja" tukas Kenderick saat mendengar percakapan keponakan dan istrinya.

"Apa maksudmu Ken, jangan bicara seperti itu, bisa saja ucapanmu salah diartikan oleh Lilyana" kesal Sera pada Kenderick.

"Aku bicara yang sebenarnya, jika kau tidak mau katakan saja, jangan beralasan untuk menolak seseorang" ketus pria itu, hingga membuat Kendrick mengendong tubuh Lilyana yang begitu montok. "Ayo sayang kita pergi saja" terusnya hingga berlalu meninggalkan Sera yang terpaku melihat suaminya.

Tentu Hellena menyaksikan perdebatan itu, ia cukup kasihan dan begitu kesal terhadap Ken, bahkan sudah hampir beberapa minggu sikap Ken tidak pernah berubah, jika terus begini apakah Jasson sedang membiarkan Adiknya terluka.

Second marriage of SerafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang