Tingkat kewarasan Jasson mungkin sudah mencapai ambang, ia berusaha meredam diri untuk tidak terpengaruh dan berusaha mencari cara tanpa harus memohon pada pria itu.
Jassson membalikan badan tanpa mengatakan apapun, ia berusaha mengalah dan meredam kekecewaan yang paling mendalam, sekalipun ia sadar saat ini dirinya tidak punya pilihan lain, bukan berarti Jasson berlutut dihadapan Adamar, untuk mendapatkan penawar, sebab hal yang bisa dilakukan adalah menenangkan diri, sebelum akirnya bicara secara mendetail penuh perhitungan.
Mata Adamar terpana gugup, kenapa pria itu tidak seperti biasanya, kenapa ia tidak terprofokasi bahkan ingin membunuh dirinya, atas kata menyebalkan yang sudah Adamar utarakan, seharusnya ia marah bukan mengalah, tapi pria yang dikenal sadis itu menutup pintu kembali lalu berdiam diri duduk dihadapanya.
Tangan Adamar mengepal, ia mulai merasakan takut dan cemas, apakah Serafina tengah celaka atau mereka sudah melakukan sesuatu pada dirinya, jujur saja Adamar sangat mencintai putrinya sekalipun ia bukan ayah yang baik untuk Serafina, ayah mana yang tega anaknya menderita, ayah mana yang akan rela jika seseorang melukai putrinya, untuk itulah, tidak mungkin terjadi sesuatu bukan.
Mata Jasson menatap kehadapan Adamar, mengamati pria tua itu seraya mengendalikan diri untuk tetap tenang.
"Kenapa kau berakir disini, apa kau masih tidak menyadarinya tuan Adamar Moon?" putus Jasson yang berusaha memecah keheningan, membuat Adamar memalingkan wajah enggan, terlihat tak peduli, namun memiliki rasa ingin tahu tinggi.
"Aku membutuhkan sesuatu darimu" lanjutnya lagi.
"Apa yang kau butuhkan dariku?" celanya dengan cepat, mata pria itu menajam, menuntut jawaban yang tidak pernah terfikirkan, seorang Jasson membutuhkan sesuatu darinya, bukankah itu sangat aneh, jika dibilang, dia jauh luar biasa dari Adamar, apa sebenarnya yang Jasson incar.
Harta? Dia memiliki itu semua, lebih dari yang Adamar miliki. Kekuasaan? Jangan bercanda, Adamar tidak terlibat dengan organisasi manapun, ia hanya pria dewasa yang menjadi kepala keluarga di rumah tangganya.
"Kenapa kau melihatku seperti itu tuan Adamar, seolah tatapanmu seperti pujian untuk diriku" saut Jasson dengan sikap mengejek, lantaran Adamar sendiri tidak menyadari kehebatan dirinya.
"Jangan bertele-tele, apa yang kau butuhkan dariku, apa yang tidak kau punya? Kau memiliki segalanya, hal apa yang dibutuhkan orang mengerikan sepertimu, dari diriku yang lemah dan tidak memiliki apapun lagi"
"Lemah" tukas Jasson yang sangat tidak terima, bahkan ia berdiri mendekati Jeruji besi yang sudah terkunci. Tanganya menancap di besi itu, menebarkan tatapan menghina yang luar biasa dirasakan Adamar.
Pria tua itu terpana kearah depan, menatap Jasson yang mengintimidasi ruangan dengan tatapan membunuh paling menakutkan. "Mengatakan dirimu sendiri lemah, bagaimana bisa orang tidak tahu diri sepertimu bisa hidup di dunia ini. Kau membunuh istri pertama mu dengan tanganmu sendiri, bahkan tidak mengakui kehamilan dirinya, hingga menyiksa anak kandungmu Serafina, apakah itu yang orang lemah lakukan"
"Lalu apa hubunganya keluargaku denganmu" tantang Adamar penuh marah.
"Memang tidak ada hubunganya dimata mu, tapi miris saja, bagaimana bisa Tuhan mengikat Serafina dengan ayah sepertimu, seorang suami yang membiarkan istrinya meninggal, bahkan suami yang tidak mempercayai anaknya sendiri"
Adamar terdiam, ia membeku, menatap bingung, atas argumen tidak masuk akal yang di lontarkan oleh Jasson.
"Kenapa kau diam saja? Apa aku benar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Second marriage of Serafina
Genç Kurgu[WARNING ONLY FOR 21+] ------------------------------------------- Ayah menikah lagi setelah Serafina menjadi anak piatu atas kepergian ibunya, Sera memiliki ibu tiri yang cukup membencinya sedangkan adik sambungnya terus iri setelah merampas banyak...