[Episode : 79] Sial.

154 12 6
                                    

Sebulan berlalu setelah hari paling menakutkan itu, kenderick menghadiri Konfrensi Pers untuk menjadi wajah baru dari Grup Gilton, Kenderick Sah menjadi ahli waris dengan Celine yang berdiri di sampingnya, semua kota membicarakan mereka, seolah tak ada yang mengigat tentang Serafina, kepiluan dan rasa sakit masih membelengu nyata seolah Ken hidup seperti boneka yang mereka panjang lalu tata.

Setelah kembali ke kediaman Gilton, Ken menepiskan rangkulan tangan Celine untuk menjauh dari dirinya, pria itu melepaskan dasi yang mengikat sembari melangkah kearah ranjang setelah meneguk minuman yang Celine sodorkan.

Ken menghempaskan tubuh diatas sana, merasakan kelelahan setelah seharian melakukan kegiatan yang tidak ia suka, melihat hal itu Celine merasa sangat kesal, sudah sebulan Serafina menghilang,  namun Ken seperti pria yang telah mengakiri hidupnya tetapi mempertahankan raga agar bisa bernyawa.

“Apa kau tidak akan pergi?” tanya Celine sembari melepaskan perhiasan di depan meja rias.

“Tidak. Kau pergilah untuk mewakili diriku. Aku lelah sekali”

“Apa kau fikir mereka tidak akan bertanya dimana Direktur utama hingga tak mengadiri jamuan ini. Acara ini di buat untukmu,  bagaimana bisa kau tidak menghadirinya”

“Aku tak peduli” lirihnya ketika membalikan badan mencari posisi nyaman.

“Ken, setidaknya tujuanmu tercapai, kau sudah menjadi ahli waris Gilton sekarang!”

“Tujuanku” beo Kenderick saat bangkit menatap kearah Celine. “Bukahkah ini hanya tujuanmu. Kau yang ingin menjadi istri dari ahli waris Gilton, mengangkat derajatmu di depan keluarga Smith, sekarang kau mengatakan ini tujuanku, apa kau bercanda” bentak pria itu dengan sikap berapi-api selama kehilangan Serafina.

“Jangan munafik. Selain ini keinginanku, kau sudah dari dulu ingin merebut tahta dari Jasson” hina Celine dengan tatapan tajam kearah suaminya. “Mari kita jujur, bukankah kau capek di bandingkan dengan Jasson, menjadi anak kedua, selalu menempatkan nomor kedua, di bedakan soal kemampuan, tak pernah di andalkan, bukankah kau ingin merebut ini darinya. Jujur saja, alasan kenapa kau menikahi Serafina juga untuk mendapatkan ini semua. Kenapa sekarang kau bertingkah munafik seolah tak membutuhkanya. Kau lucu sekali”

“Tutup mulutmu” teriak Kenderick jengkel.

“Kenapa? Apa yang aku katakan benar?” decak wanita itu, sembari menantang kearah Kenderick yang memantul di kaca riasnya.

Ken hening,  dia tak ingin memperpanjang ini lagi,  sedangkan Celine menarik nafas ketika durasi waktu telah mencapai ujungnya.

Wanita itu melepaskan pakaian yang diikenakan, hingga tampilan Celine berubag menjadi setengah telanjang untuk berdiri dihadapan Ken. Mata Ken meneduh memandangi hasrat manusiawinya mulai menyala setelah sekian lama tak bersetubuh dengan Serafina, namun kenapa ia merasa panas melihat keberadaan Celine, bahkan tidak seperti biasanya.

“Minuman yang aku berikan, terdapat obat perangsang untuk kita menghasilkan keturunan” sontak Ken mengingat ketika dirinya meminum segelas jus segar setelah kembali beberapa saat yang lalu, apakah Celine benar-benar memasukan obat ke minumanya.

Tangan Celine merangkul mesra suaminya, menatap kedua mata Ken dengan lekat saat mata itu berubah nanar dan melemah, Celine sadar sekuat apapun tubuh Ken menolak ia tidak akan bisa keluar dari imajinasinya, lantaran obat yang Celine berikan memiliki efek halusinasi dimana ia menciptakan subjek seperti yang ia bayangkan.

“Sera” lirih Kenderick ketika menatap kearah Celine, membuat wanita itu dilanda jengkel sebab Serafina wanita yang ia dambakan.

Namun Celine tak peduli,  dia sudah menyiapkan mental untuk ini.

Second marriage of SerafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang