3 hari berlalu setelah acara malam itu.
Kulit putih nan mulus milik Seanara berbalut mini dress broken white dengan jaring pink soft dipingirnya menambah kecentilan ditengah wajah menawan nan indah milik Seanara, apalagi ruangan kamar bernuansa alami di pagi ini, lalu kaca besar mengelilingi ruang kamar mereka membuat Seanara seperti primadona dalam lingkup pandangan Kirby.
Pria setengah telanjang itu penuh dengan keringat ditambah otot badan yang mengkilat indah pagi ini berhasil membuat Seanara mengagumi suaminya.
Langkah mungil dengan perut Seanara yang melendung perlahan mendekati pria yang ia cintai, tatapan manis bercampur keinginan mengoda dapat Kirby rasakan dengan begitu manja.
"Ini masih siang sayang" ucap Kirby setengah mengoda lantaran wanita kesayanganya telah merekatkan tangan dileher Kirby.
"Lalu apa aku tidak boleh memelukmu?"
"Tentu saja boleh, tapi aku sedang berkeringat" ucap Kirby yang tak ingin menodai kecantikan serta keanggunan istrinya.
"Aku juga belum mandi, bagaimana jika kau mengajak ku mandi bersama" ujarnya.
Tatapan mesum dari pria itu memancar luar biasa, membuat Seanara kembali tersadar ketika dirinya telah menangkap singa yang kelaparan, astaga Seanara, bagaimana dia bisa melupakan jika Kirby tak bisa di permainkan.
"Aku bercanda, aku hanya ingin menggodamu, aku ingin-" belum sempat Seanara menjauh dari pria itu, Kirby menarik tangannya, mengendong tubuh istrinya secara hati hati lalu membawa Seanara menuju kamar mandi, meskipun wanita itu berteriak minta dilepaskan, namun sudah terlambat, Kirby tak memiliki kamus batal terkait pertautan mereka yang intim.
Seanara kira, ini akan berlangsung beberapa menit saja, tapi ternyata tidak, Kirby memangsa dirinya dalam 2 sampai 3 jam hingga Seanara mengakui, suaminya tak bisa diperolok.
Namun melayani Kirby sudah menjadi bagian terindah dalam hidupnya, melihat pria itu merintih diatasnya membuat Seanara percaya, Kirby telah sepenuhnya milik Seanara, selain itu sikap manja Kirby yang tidak dunia tahu, membuat Seanara merasa menjadi pemilik alam semesta.
Kenapa, dia tidak pernah meragukan Kirby, namun Seanara selalu ragu pada keluarga dan juga lingkunganya, seolah ini semua bukan milik mereka, seolah Seanara hanya memiliki suaminya.
"Apa yang kamu fikirkan?" tanya Kirby ketika mengelus anak rambut Seanara untuk disematkan ke telinga.
"Aku hanya memikirkan, bagaimana aku bisa mencintaimu. Kenapa dari banyak hal yang ada di dunia aku merasa hanya punya kamu. Padahal Orang tua, keluarga, sahabat, Latar belakang kita, sampai sekarang aku tak merasakan kedekatan apapun"
"Bukankah ini karna kecelakaan waktu itu, kita kehilangan banyak Memori dan moment"
"Tapi aku juga kehilangan banyak memori tentang kamu sayang. Namun saat kita bersama aku tidak merasa seperti orang asing, aku bahkan tak ingat apapun kecuali ingatan samar tentang kita, tapi setidaknya aku memiliki ingatatan itu. Hanya saja menyangkut keluarga, sahabat bahkan orang terdekat, aku sama sekali tak pernah mendapatkan ingatan samar, bahkan orang asing yang kita temui dipesta itu, malah ada dalam mimpiku"
Kirby terpana luar biasa, ia tak menyangka atas apa yang Seanara katakan. Namun bisa saja itu terjadi karna trauma bukan, ketika orang asing menganggu mereka, apalagi pada acara malam itu, mereka cukup keterlaluan.
"Aku tahu, mungkin kau akan menghubungkan hal ini dengan keadaan psikologis ku lagi. Dimana kita mengalamani trauma berat sehingga kehilangan beberapa memori, sehingga atensi dari luar berpengaruh besar untuk proses pemulihan. Namun dokter mengatakan, sekecil apapun ingatatan atau bahkan mimpi yang terjadi, mungkin itu kunci menemukan kembali apa yang hilang"
Belum sempat Kirby menyangkal argumen yang Seanara tuturkan, suara ketukan pintu mengalihkan perhatian mereka, baiklah, Kirby berusaha mengalah, ia bergegas bangkit sambil mencium kening istrinya seraya mengunakan pakaian untuk membuka pintu kamar.
Pria tampan itu berdiri diambang pintu, ia terlihat berdiskusi dengan pengurus rumah, sebelum akirnya kembali lalu merengsek mendekati istrinya yang masih setia diatas ranjang.
"Malam ini kita-"
"Baiklah, aku akan mencari pakaian senada untuk kita kenakan" putus Seanara segera tanpa mendengarkan seluruh perkataan suaminya.
Tentu saja Seanara tahu, ia amat dongkol sekarang, entah karna kesal menghadiri acara persepupuan tiap tahunnya atau karna Kirby seperti tak mengindahkan perasaanya, entahlah, yang jelas, Seanara akan mencari pakaian senada untuk mereka kenakan diacara persepupuan nanti malam.
-
Malam ini, dress serta setelan yang mereka kenakan cukup mengundang perhatian semua orang, dari ujung kaki hingga kepala merupakan merek dunia dengan edisi terbatas tiap musimnya.
"Kalian berdua memang tak pernah mengecewakan"
"Untuk apa kami mengecewakan" ledek Seanara pada sepupu dari suaminya itu.
Mereka memang berbalut senyum manis diluar, namun entah kenapa tak ada satupun yang terlihat tulus menyukai Seanara. Tapi hal ini sudah menjadi rahasia umum, dalam keluarga ini, tak ada yang benar-benar menjadi keluarga, mereka adalah musuh yang dibalut di dalam selimut, jika kita lengah atau lemah, maka sewaktu-waktu akan terlilit tanpa bisa melepaskan.
"Bukankah wajahmu itu harus dikondisikan Seanara, jika saja saat itu kau-"
"Mwrna, jaga sikapmu" tegur seorang pria yang tiba tiba menghentikan ucapan Mwrna.
"Tuan Lenon" sapa Mwrna dengan pipi merona, tentu saja pria itu merupakan orang yang paling dekat dengan Seanara dan Kirby. Hanya denganya Kirby serta Seanara merasa tak terlalu asing.
"Kau sudah sampai Lenon" sapa Seanara dengan penuh senyuman manis.
"Benar. Saya tidak menyangka malam ini akan sangat meriah. Bagaimana kehamilan anda, apakah sejauh ini berjalan dengan lancar?"
"Untunglah, aku hanya merasa sedikit mual dipagi hari dan kelelahan, mungkin akibat janin terlalu aktif atau aku yang akir-akir ini kurang menjaga imun tubuh"
"Anda pasti kesulitan Nyonya Seanara, namun anda harus lebih memperhatikan mereka, bagaimanapun, mereka merupakan penerus Kirby"
"Tentu saja, istriku pasti akan menjaga calon penerusku dengan baik, karna dia Seanara"
"Apa sekarang kau membangakan istrimu di hadapan jomblo sepertiku, Kirby?"
"Tidak, ini kenyataan Lenon. Ayolah, aku tidak bermaksud mengejekmu, tapi lebih baik kau secepatnya memiliki istri, agat hartamu bisa diteruskan pada keturunanmu. Tidak lucu, jika garis keturunan terputus hanya karna sikap buayamu"
Gelak tawa mereka mengundang keakraban yang menyenangkan.
"Lenon, apa aku bisa bicara denganmu sebentar?" terus Kirby pada pria berbalut setelan putih itu.
"Tentu saja" jawabnya singkat namun menatap Seanara penuh pertimbangan, seolah mencari validasi apakah Seanara mengizinkan.
Dengan penuh kepekaan, Seanara menganggukan kepala sembari meningalkan Kirby begitu saja, menyadari sisi ketus Seanara hari ini, Kirby mengerti pembicaraan mereka diatas ranjang sore tadi cukup merusak suasana hati istrinya.
"Apa kalian bertengkar" Tanya Lenon dengan ingin tahu tinggi.
"Tidak. Seanara hanya kesal" saut pria itu.
"Jadi apa yang ingin kau bicarakan denganku"
"Aku tak ingin bekerja sama dengan orang irlandia itu"
"Kenapa Kirby? Itu bisnis yang menguntungkan sekali"
"Kau benar, itu menguntungkan, tapi tidak baik untuk kesehatan istriku. Rasanya ada yang tidak beres tentang mereka sehingga sikap dan perlakuan yang tak asing itu terus menganggu Seanara, aku tak ingin hal itu menjadi hambatan atas kesehatan istriku"
"Hanya itu saja?" tanya Lenon dengan sikap menuntut seolah ia tak menyangka betapa cintanya pria hangat itu pada istrinya, sampai-sampai memutus kerja sama bisnis yang sangat menguntungkan hanya karna cemas.
"Baiklah, aku akan bicara dengan pihak mereka"
KAMU SEDANG MEMBACA
Second marriage of Serafina
Teen Fiction[WARNING ONLY FOR 21+] ------------------------------------------- Ayah menikah lagi setelah Serafina menjadi anak piatu atas kepergian ibunya, Sera memiliki ibu tiri yang cukup membencinya sedangkan adik sambungnya terus iri setelah merampas banyak...