[Episode : 28] Mencari jawaban

502 36 7
                                    

!WARNING!

"Pada episode kali ini,  terdapat konten dewasa dan juga pengunaan kata yang tidak sesuai dengan pembaca yang belum berusia cukup,  diharap bijak dalam membaca, sehingga anda bisa melampaui episode ini jika dirasa tidak pantas"

*
Thank you

Pakaian yang Ken gunakan hampir saja basah kuyup,  bahkan ia menuruni Taxi tanpa mengelar payung yang baru saja dibeli ditoko kelontong,  pria itu seperti lupa diri sebab ia hanya memikirkan Serafina.

Hingga,  mata Ken terpana penuh kecemasan atas apa yang ia lihat di hadapanya,  bagaimana bisa terjadi pemadaman listrik di Villa,  bahkan perkarangan dan Villa mereka sudah gelap gulita,  hingga Ken berusaha keras mengedor pintu utama namun tak ada sautan dari istrunya.

Apa yang sedang Sera lakukan,  apakah wanita itu bodoh,  dia bahkan tidak menelfon Ken dan panggilan Ken tidak mendapatkan sautan dari Serafina.

"Serafina,  ini aku" teriak Ken dengan penuh kecemasan.

"Buka pintunya!  Sera!" namun tetap tak ada sautan apapun.

"Astaga,  apa yang dilakukanya!" dengus Ken penuh kesal.

Hingga,  guntur menghantam lagi,  bahkan udara yang semakin dingin hampir merasuk ke tulang Kenderick,  ia sudah dibasahi air hujan dan dihantam kilat yang menyilaukan sampai akirnya Ken tidak bisa berdiam diri saja.

"Ken.... " ciut Sera dengan suara bergetar,  bahkan membuat langkah Ken terhenti ketika suara samar itu memanggil namamya.

Tadinya Ken akan pergi untuk mengambil kunci cadangan di pengurus Villa,  tapi beruntung ia mendengar suara Sera yang menyaut dari dalam sana.

"Sera ini aku,  buka pintunya!"

"Ken,  a-aku takut" balas Sera dengan gugup, lantaran kakinya gemetaran akibat gelap dan juga guntur yang memekakan telinga.

"Tidak apa-apa Sera,  ada aku disini, bukalah pintunya!"

"Aku tidak bisa melihat apapun,  disini gelap sekali"

"Berjalanlah hati-hati,  dan mendekat ke sumber suaraku"

Membuat wanita itu merentang tanganya untuk melangkah secara tertaih,  bahkan Sera benar-benar tak melihat apapun,  entah kenapa lampu bisa padam bahkan Sera tidak menyangka ia akan membuat Ken cemas.

"Sera,  apa kau sudah dekat?" teriak pria itu dengan tidak sabarnya.

"Ya,  aku sedang berjalan kearahmu" seru Serafina yang tengah berusaha untuk menuju ambang pintu,  bahkan Sera membuka kunci yang sudah ada di ganggangnya,  sebelum akirnya pintu itu terbuka sempurna.

Keduanya menatap secara seksama ketika mata Sera sudah sembab penuh akan bulir yang dihapusnya,  sejak kapan wanita ini menangis,  bahkan ia terlihat gemetaran hingga hati Ken berdesir pilu melihat ketakutan dari wajah istrinya.

"Maafkan aku Sera,  maaf!"

Kenderick tak bisa berkata apapun selain memeluk Serafina,  andai saja ia jujur dan mengatakan untuk Sera ikut ke hotel mungkin semuanya tidak akan terjadi,  dengan bodohnya Ken meninggalkan Sera di Villa yang sepi da sunyi ini,  bahkan tak ada kehidupan jika ada pemadaman listrik sehingga ini terkesan sangat menakutkan,  Ken saja yang sebagai pria mungkin akan mengigil penuh cemas,  tapi Serafina,  masih bertahan sudah membuat Ken amat bersyukur.

"Ken,  kenapa kau memeluk ku erat sekali,  aku sulit bernafas" ungkap wanita itu dengan sesak,  bahkan suaminya benar-benar menyatukan tubuh mereka hingga menempel cukup lekat.

Second marriage of SerafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang