[Episode : 110] And Game

123 8 4
                                    

"Lalu dia dimana?" pertanyaan itu seharusnya keluar dari mulut Lolita,  namun tidak,  suara itu berasal dari ambang pintu kamar yang saat ini ada Adamar Moon disana.

"A-Ayah"

"DIMANA ISTRIKU!" teriak Adamar heboh saat ucapan Jasson berhasil membuat darahnya mendidih marah.

Lolita yang melihat pria itu mempertanyakan tentang istrinya, cukup mengerti bagaimana perasaan beliau,  hanya saja Lolita tidak dalam keadaan dimana dirinya bisa mengkasihani suami ibunya itu.

"Dimana istriku Jasson,  dia dimana?" tanya Adamar penuh permohohan seolah meminta Jasson untuk menjelaskan sesuatu.

"A-Ayah. Sebenarnya-"

"SEBENARNYA APA!" TERIAK BELIAU DENGAN NADA BERGETAR DAN TUBUH MENGIGIL MURKA.

Jasson baru mengerti sekarang,  apa yang membaut Sera ketakutan jika terjadi sesuatu dengan ibu tirinya,  lantatan kondisi ayah-nya semenyedihkan ini.

Jasson menarik bahu beliau,  berusaha menenangkan dirinya sambil berkata.

"Dia pasti baik-baik saja"

"Pasti?" beo Adamar murka. "Kau bicara seolah tak tahu apa yang terjadi pada istriku, serta berharap dia baik dimanapun berada. JIKA TERJADI SESUATU PADANYA BAGAIMANA"

"Tidak.  Dia akan baik-baik saja" gencar Jasson kehadapan ayah kandungnya.

"Tidak nak, pasti sudah terjadi sesuatu denganya.  Aku harus mencarinya"

"Tidak bisa.  Ayah sedang dalam pengobatan"

"Untuk apa aku hidup jika istriku tidak ada"

"Tapi,  ayah-"

Adamar memutus seluruh tali yang menyambung ke tubuhnya,  ia meringis sakit merasakan betapa ngilunya infus itu saat dicabut paksa.

Adamar tahu siapa yang mungkin menahan istrinya, tak jauh dari Herman Gilton.

"Ayah mau kemana?" tanya Jasson panik, melihat pria itu hampir bergegas keluar dari bangsal.

"Aku akan menemui Herman Gilton.  Aku tak akan membiarkan dia mengambil apapun yang dia inginkan lagi"

"Tapi-"

Tubuh Jasson di tepis kasar,  beliau berlalu dengan tertatih saat kondisinta masih mengunakan pakaian rumah sakit. Melihat gal itu, Jasson tak akan membiarkan begitu saja,   tentu sebagai anak yang merasa menyesal atas semua yang terjadi,  ia harus menebus kesalahanya.

"Aku ikut. Aku akan berada di sampingmu"

Mereka berniat meninggalkan bangsal VIP, hanya saja.

"Tidak!" teriak Serafina ketika menghentikan langkah kaki kakak dan ayahnya. "Kalian tidak boleh kemana-mana.  Tidak!???" bentaknya lagi.

"Sera" ucap Jasson lirih.

Wanita itu mendekati ayahnya,  menatap kedua mata beliau sambil berkata. "Menurutmu kenapa ibu rela menghilang tanpa jejak, padahal dia bisa saja mencari bantuan atau kabur dari sana. Namun tidak di lakukan, dari hal ini saja kita bisa melihat mengapa dirinya aman saat diam,  hening,  seolah tak ada kabar apapun. Semuanya karna Herman Gilton sudah menekan ibu"

Adamar jengah. "Lalu kenapa jika dia sedang ditekan.  Aku harus menyelamatkan istriku"

"Ayah. Percuma jika kau menemui Herman Gilton tanpa persiapan apapun dan meminta melepaskan istrimu.  Dia mungkin kembali menekan titik kelemahan-mu hingga menghabisi kita semua"

"Lalu kau meminta ayah diam saja Sera" teriak beliau kearah putrinya.

"Mau tak mau,  kita harus melakukan itu"

Second marriage of SerafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang