[Episode : 74] Pilihan.

256 18 1
                                    

Herman Gilton memasuki kediamanya yang ada di pertengahan kota sejajar dengan perumaham elit lainya. Pria itu menghentikan langkah tatkala matanya beredar kearah dalam,  melihat seorang wanita duduk di ruang tamu miliknya,  sembari menyadari tuan rumah telah sampai disini.

"Tuan besar" sapa pelayan rumah tangga yang mengambil mantel hangat di lengah Herman,  wanita itu mengundurkan diri ketika Herman Gilton bereaksi serius atas tamu yang hadir.

Herman melangkah kearah depan,  memposisikan diri dengan sewajarnya untuk menyambut tamu yang tidak ia inginkan.

"Selamat malam Pa" sapa Celine pada pria itu,  istri pertama Kenderick tersebut cukup lancang memasuki kediaman Gilton tanpa setujui,  namun bagaimana lagi,  statusnya yang merupakan istri sah Ken mengaruskan Herman menerima wanita ini.

"Selamat malam,  kenapa kau ke rumahku?" tanya beliau dengan sikap dingin.

"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu"

"Tentang apa?" saut Herman segera.

"Beberapa pihak berita sudah mengetahui tentang kondisi Serafina,  sialnya kejadian naas yang Jasson lakukan pada Sera di tangkap basah oleh paparazi. Sehingga mereka mengirimkan lampiran foto tentang kejadian itu. Namun saat ini aku sudah menekan pihak terkait untuk tidak menyebar luaskan.  Namun aku tidak menjadim jika hanya satu orang saja yang memilikinya, pasti ada orang lain yang sudah mendapatkan ini lalu menyembunyikanya diam-diam" jelas Celine kehadapan Herman.

Membuat pria itu terdiam sembari mengamati gambar tentang Jasson yang mencelakai Serafina. Malangnya pria yang sudah ia besarkan dengan sepenuh hati untuk senjata balas dendam itu,  menghancurkan orang yang harusnya ia lindungi,  namun atas kejadian ini harusnya Jasson paham,  jika ia tidak sepantasnya mengancam Kenderick.

"Lalu apa yang kau inginkan? Apa tujuanmu sebenarnya menjelaskan hal ini pada ku?" todong Herman dengan pertanyaan lugas,  sembari bersikap dingin di hadapan Celine.

"Sederhana. Minta Ken menceraikan Serafina" ujarnya.

Kening Herman berkerut dalam atas permintaan itu.

"Apa Papa keberatan?" tawar Celine dengan penuh perhitungan.

"Ini bukan masalah keberatan atau tidak,  apa motifmu untuk meminta Ken menceraikan Sera,  apa kau fikir Ken rela melepaskan istrinya, apalagi mereka saling mencintai"

"Ken harus melepaskanya mau tak mau" kejar wanita itu dengan penuh percaya diri.

"Apa maksudmu sebenarnya Celine" dengus Herman penuh jengkel. Ia tidak bisa bersabar lagi atas sikap Celine yang cukup keterlaluan.

"Karna kau tidak pernah menerima Serafina sejak awal"  kening Herman berkerut dalam, wajahnya muram, ia merubah posisi tubunya yang tidak bergitu nyaman untuk mendengarkan perkataan wanita itu lekat-lekat. "Kita sangat paham jika Kenderick dan Sera saling mencintai,  sejak awal aku juga korban untuk menjadi istrinya bukan,  namun biarlah itu menjadi masalahku dan Ken. Terlepas dari Sera menjadi menantu kedua di keluarga ini,  bukankah sangat mencurigakan kenapa harus dia.  Apalagi keluarga Moon tidak sehebat dan berpengaruh untuk bisnis,  kalian seperti sengaja menyerang Bisnis mereka lalu menjatuhkan, namun di saat bersamaan menawarkan kerja sama seperti seorang malaikat,  bukankah itu mencurigakan,  sebab sejak awal kalian memang sengaja menargetkan Serafina. Hal ini membuatku bertanya-tanya,  kenapa harus Sera,  ada apa dengan wanita itu? Hingga aku ingin mengetahui alasan dari seluruh kekacauan ini,  sampai aku menemukan fakta,  bahkan,  Sera sengaja kalian dapatkan untuk alat balas dendam mu"

Hening membentang diantara keduanya,  Herman mencengkram kedua tanganya lalu menatap tajam kearah Celine.  Dari mana wanita ini mengetahuinya,  tidak mungkin ia mencari tahu kebenaran ini sendirian sebab segala bukti masa lalu telah dihapuskan,  kecuali, Jasson biang dalam rahasia besar yang ia tutupi bertahun-tahun.

Second marriage of SerafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang