Wajah panik Jasson membuat Hellena ikut cemas, ia memasuki ruang pemerikasaan dan mendapati Sera berbaring di ranjang rumah sakit.
Sedangkan Liliyana dan Arkana yang menangis sedari tadi, menjangkau tubuh Hellena untuk di tenangkan, tentu Ken memberikan kedua anak itu pada orang tuanya, sambil kembali mendekati istrinya.
"Apa yang terjadi?" tanya Jasson cemas.
"Dokter masih memeriksa Sera" balas Ken.
Jasson mengusap kepala gusar, dadanya bergemuruh takut membayangkan hal buruk terjadi pada adiknya, ini sudah kedua kalinya Sera mengalami ketidak sadaran, apa yang salah sebenarnya?
Apakah efek racun yang masih ada di tubuhnya, sehingga membuat tubuhnya melemah. Namun berdasarkan pemeriksaan terbaru, itu telah berhasil, bahkan seluruh virus yang menyerang sudah terkikis habis, bahkan tak ada yang tersisa lagi di dalam darahnya, selain sistem kekebalan tubuhnya yang semakin meningkat.
Dokter selesai dengan pemeriksaanya, ia menatap Jasson dan Ken secara bersamaan sambil bertanya.
"Siapa suami Nyonya Serafina?"
"Saya Dok" ucap Ken ketika mengajukan diri kearah sang dokter.
"Istri anda tengah mengandung, apakah anda tidak tahu?" tanya sang dokter.
Membuat Jasson tercengang sempurna dengan mata membulat yang tak bisa di elakan lagi, sedangkan Ken menatap nanar penuh rasa bersalah.
"Apa kau tahu?" sambar Jasson geram. "Bajingan" bentaknya. "Bisa-bisanya kau menyembunyikan ini dari Sera"
"Karna itulah, dia tidak seharusnya dalam kondisi fisik yang lelah atau kestabilan emosi yang terguncang, Nyonya Serafina perlu beristirahat penuh dan mengontrol tingkat strees dengan baik. Hal ini tidak hanya bahaya bagi tubuhnya namun bagi janin" cegatnya untuk memutus pertengkaran itu. "Lebih lanjut lagi, saya akan merujuk Nyonya Serafina ke dokter spesial kandungan" hingga pria muda itu berlalu meninggalkan mereka.
Jasson mencengkram kerah baju Ken, tatapanya menajam geram hingga begitu jengkel atas perilaku kurang ajar Ken yang tak bisa di benarkan.
"Apa tujuanmu untuk menyembunyikan ini dari Serafina?" tanya Jasson kearah pria itu.
Ken hanya diam, sedangkan Hellena membawa putra putrinya keluar.
"Apa kau ingin membunuh adik-ku!"
"Apa kau gila!!"
"Lalu kenapa!"
"Karna itu bukan anak-ku" bentak Ken dengan kecewa luar biasa. "Kandungan Sera memasuki angka 3 bulan, namun pertemuan kami baru terjadi sebulan ini. Bagaimana bisa aku menerimanya" geram Kenderick penuh kekecewaan mendalam.
"Bukan anak-mu?" lirih Serafina ketika mengulangi perkataan suaminya yang menyelinap masuk tanpa terduga.
"Sera" saut Ken segera, ia tak menyangka Sera sudah kembali sadar lalu mendengar perkataanya.
Sedangakan Jasson melepaskan cengkraman tanganya, merasa kasihan kearah adiknya untuk keluar dari sana.
"Sera. Aku bisa menjelaskan semuanya" pinta Ken lirih, pria itu berusaha mendekati Serafina namun Sera menepisnya.
Wanita itu tak bergeming sedikitpun, hatinya perih atas perkataan yang tak berdasar dari mulut Kenderick.
Sekalipun Sera tahu Ken mungkin salah paham, namun sebagai wanita yang mengandung anaknya, ini sangat sakit untuk Sera terima.
"Meskipun ini bukan anak-ku. Aku janji akan menyayangi anak itu seperti anak-ku sendiri" kali ini tatapan Sera kembali menajam binggung.
Ia mengulas senyum masam dengan penuh keperihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second marriage of Serafina
Teen Fiction[WARNING ONLY FOR 21+] ------------------------------------------- Ayah menikah lagi setelah Serafina menjadi anak piatu atas kepergian ibunya, Sera memiliki ibu tiri yang cukup membencinya sedangkan adik sambungnya terus iri setelah merampas banyak...