BAB 13

12.4K 594 8
                                    

~HAPPY READING~

Sampai di supermarket, mereka tidak langsung masuk. Seperti biasa, ada saja drama diantara mereka. Kali ini, Shyina sedang merajuk karena tidak diizinkan membeli jajanan pedas sama Pak Arkan.

Padahal sudah jelas, alasan Pak Arkan melarang Shyina karena takut dia sakit perut nantinya. Tapi Shyina tetaplah Shyina. Gadis keras kepala dan si tukang ngambek.

"Ayo turun" ajak Pak Arkan.

"Enggak"

"Kamu masih ngambek?" Tanya Pak Arkan.

Shyina masih tetap diam. Dia mengalihkan wajahnya supaya tidak menatap Pak Arkan. Dia baru mau membuka suara kalau keinginannya terpenuhi. Itulah prinsip Shyina.

Terkadang, dia juga tiba-tiba diam dan tidak mau berbicara dengan siapapun. Tapi nantinya, dia akan kembali normal seperti biasanya. Entahlah, sifatnya seperti orang bipolar. Dimana moodnya sangat mudah berubah.

"Dengerin saya. Saya ngelarang kamu karena ada alasannya. Emang pernah saya ngelarang kamu kalo itu nggak bahaya buat kamu? Enggak kan? Nanti kalo kamu makan itu terus kamu sakit perut, kan yang ngerasain kamu bukan saya" ujar Pak Arkan sehalus mungkin supaya istrinya itu tidak semakin marah.

Shyina menghela nafas pelan, kemudian dia membalikkan tubuhnya menghadap Pak Arkan.

"Yaudah nggak jadi beli itu. Tapi beliin es krim " kata Shyina.

"Iya. Ambil apapun yang kamu mau. Tapi jangan ngambek gitu, jelek"

Shyina hanya menatap Pak Arkan datar.

"Senyum dong biar cantik"

Shyina memberikan senyum termanisnya, lalu mengikuti Pak Arkan masuk ke dalam supermarket.

Setelah semua belanjanya lengkap, Shyina mengatakan bahwa ia akan mengambil es krim dan menyuruh Pak Arkan untuk menunggu disini. Tepatnya didepan lemari pendingin untuk minuman.

Setelah selesai memilih es krim, Shyina kembali ke tempat dimana dia menyuruh Pak Arkan menunggu. Dan ternyata Pak Arkan sudah tidak ada disana. Shyina mencari Pak Arkan keliling supermarket, tapi tetap tidak ketemu.

"Masa gue ditinggalin, sih? Yakali gue kaya orang ilang disini. Mana duitnya dibawa Pak Arkan semua" gumam Shyina yang masih berkeliling supermarket untuk mencari Pak Arkan. Berharap suaminya itu tidak meninggalkan dia.

Sampai akhirnya, dia tidak sengaja melihat Pak Arkan yang sedang berbicara dengan seorang perempuan. Dia siapa?Apa jangan-jangan dia pacarnya Pak Arkan?

Shyina tetap menunggu Pak Arkan sambil bersembunyi disebelah rak tempat sayuran. Karena tubuhnya tidak terlalu tinggi, jadi Shyina berfikir Pak Arkan tidak akan memergokinya.

Karena Shyina masih asik dengan fikirannya sendiri, sampai-sampai dia tidak sadar kalau Pak Arkan sudah berdiri didepannya sambil melipat tangan didepan dada.

"Ngapain disini?" Tanya Pak Arkan yang mampu membuyarkan lamunan Shyina.

"Loh? Pak Arkan kok disini?" Tanya Shyina.

Shyina menoleh ke arah dimana dia tadi melihat Pak Arkan yang sedang berbicara dengan seorang perempuan. Tapi mereka memang sudah tidak ada.

"Kamu habis mata-matain saya?"

"Enggak, saya tadi cuma lagi itu eemm apa pilih buah. Iya pilih buah"

Shyina mencari alasan supaya Pak Arkan tidak mengetahui kalau dia dari tadi memang mengawasi suaminya itu.

"Pilih buah kok ditempat sayuran" sindir Pak Arkan.

Shyina membulatkan matanya. Kenapa dia sangat bodoh sehingga mencari alasan yang tidak masuk akal seperti itu.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang