BAB 42

9.1K 427 21
                                    

Anyeong gaiseuu. I am kambekk

Tangannya gatel banget pingin up 😌

~HAPPY READING~

Didalam sebuah kamar yang terkesan sederhana namun elegan, terlihat sepasang suami istri yang sedang bersantai diatas ranjang dengan menatap televisi yang berada didepannya. Shyina yang awalnya berniat pulang malam dari rumah Mama Bida tiba-tiba saja mengubah niatnya itu. Dia merengek kepada Pak Arkan untuk segera pulang tadi sore. Dan tidak ada alasan bagi Pak Arkan untuk menolak permintaan Shyina. Jadi mereka pulang sore itu juga.

Karena sekarang sudah malam dan kebetulan mereka juga belum makan, jadi Pak Arkan berniat untuk mengajak Shyina makan diluar.

"Masih pingin sate, nggak?" Tanya Pak Arkan.

"Enggak" jawab Shyina dengan pandangan yang fokus ke handphonenya.

"Kalo ngomong lihat orangnya, jangan gitu. Nggak sopan" ujar Pak Arkan.

Shyina langsung menyimpan handphonenya. Kemudian dia memeluk lengan Pak Arkan dan menyenderkan kepalanya disana.

"Kenapa?" Tanya Pak Arkan.

"Nggak papa. Aku cape banget tau, nggak" jawab Shyina.

"Cape ngapain, sih. Perasaan dari tadi cuma diem dikasur"

"Cape mikir"

"Mikir apa? Mikir si Melly?"

Shyina menggelengkan kepalanya "Enggak" jawabnya.

"Terus mikir apa?"

"Nggak tau"

"Kamu itu jangan banyak pikiran. Kasian adek bayinya jadi ikut mikir nanti"

"Mikir selingkuhan ayahnya" ucap Shyina pelan.

"Heh, mulutnya! Emang mau, berbagi suami sama Melly?" Tanya Pak Arkan sambil melirik kearah Shyina yang masih menyender dilengannya.

"Nggak mau berbagi suami, maunya berbagi dosa. Biar dosa dia nambah banyak" jawab Shyina.

"Jangan nambahin dia beban, kasian. Dosa dia udah banyak malah mau kamu tambahin. Nanti kalo masuk nerakanya dua kali lebih lama, gimana?"

"Jangan menilai orang dari luarnya. Melly sekarang emang kaya gitu. Kalo tiba-tiba besok jadi ustadzah, kan nggak ada yang tau"

"Astaga, sayang. Kamu kalo buat perumpamaan jangan jauh-jauh, dong. Masa Melly yang kaya uler gitu tiba-tiba jadi ustadzah? Kan nggak mungkin" ujar Pak Arkan tidak terima dengan ucapan Shyina.

"Di dunia ini apa sih yang nggak mungkin. Kalo Allah udah berkehendak juga apapun pasti terjadi" kata Shyina.

"Ada yang nggak mungkin"

"Apa?"

"Aku ngelupain kamu" bisik Pak Arkan ditelinga Shyina.

"Jiwa buayanya kumat" cibir Shyina.

"Berarti kamu istrinya buaya?"

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang