BAB 77

8K 446 28
                                    

Mohon diramaikan komentarnya, supaya author dengan senang hati mau melanjutkan cerita ini!

Kalo sepi gitu jadi males mau ngetiknya ishh.

~HAPPY READING~

Sekarang sudah pukul 8 pagi. Tapi Shyina masih setia memejamkan matanya di atas brangkar milik Pak Arkan. Mungkin Shyina sangat lelah karena mengurus Pak Arkan tadi malam, jadi dia bangun kesiangan hari ini.

Tidak lama kemudian, datanglah seorang perawat dengan membawa kantung infus di tangannya. Dia berjalan menghampiri brangkar Pak Arkan, kemudian berhenti tepat di belakang Shyina.

"Loh, kok pasiennya ganti?" Gumam suster itu.

Bagaimana tidak bingung, saat ini yang tidur di atas brangkar hanya Shyina saja. Pak Arkan entah pergi kemana.

Shyina mulai membuka matanya perlahan. Awalnya dia bingung kenapa bisa tidur di rumah sakit seperti ini. Tapi setelah kesadarannya terkumpul semua, dia mulai ingat jika yang sakit adalah suaminya.

Shyina menolehkan kepalanya ke belakang, dan terlihatlah seorang perawat yang sedang diam menatapnya.

"Sus?" Ujar Shyina.

"Eh. Iya, mbak?" Jawab perawat itu.

"Suster kenapa lihatin saya kaya gitu?"

"Saya bingung, mbak. Ini saya yang lupa apa emang pasiennya udah ganti, ya? Seingat saya baru kemaren ruangan ini ditempati sama mas-mas yang ganteng itu"

Shyina membelalakkan matanya. Bisa-bisanya perawat itu memuji Pak Arkan didepan Shyina. Apakah dia tidak tau kalau orang yang berada didepannya ini adalah istri dari orang yang dia puji?

Shyina jadi teringat akan Pak Arkan. Dimana suaminya itu sekarang? Apakah dia kabur dari rumah sakit dan meninggalkan Shyina sebagai jaminan disini?

"Sus, suami saya kemana?" Tanya Shyina.

Perawat itu mengerutkan keningnya "Suami mbak yang mana? Saya nggak tau" jawabnya.

"Yang nempatin ruangan ini. Seingat saya, tadi malem dia masih tidur sama saya disini. Tapi sekarang kok nggak ada, ya?"

Perawat itu langsung membelalakkan matanya. Dia terkejut karena ternyata orang yang dia sebut tampan adalah suami dari wanita didepannya saat ini. Beruntung saja Shyina tidak marah.

Tadinya Shyina sudah mau marah. Tapi setelah tau kalau suaminya menghilang, amarahnya seketika berubah menjadi rasa cemas.

"Ya nggak tau, mbak. Kan yang punya suami, mbaknya. Bukan saya" ucap perawat itu.

Shyina hanya menatap perawat itu datar "Ya barangkali suster tau" ujarnya.

Tidak lama kemudian, terdengar suara pintu kamar mandi yang terbuka. Setelah itu, terlihat Pak Arkan yang menyembulkan kepalanya disana.

Shyina dan perawat itu hanya diam sembari menatap Pak Arkan bingung. Entah apa yang di lakukan Pak Arkan disana.

"Na" panggil Pak Arkan.

"Kenapa?" Jawab Shyina dan perawat itu bersamaan, kemudian mereka berdua saling melempar pandangan.

"Suster ngapain nyaut juga?" Tanya Shyina.

Suster itu tersenyum hambar "Saya kira masnya lagi manggil saya, mbak. Soalnya nama saya Nana" ujarnya.

"Gue nggak peduli" batin Shyina.

"Suster bisa keluar sebentar? Saya ada perlu sama istri saya" kata Pak Arkan.

"Eh. Iya, mas. Tapi ini infusnya harus di ganti dulu" ucap perawat itu sambil mengangkat kantung infus yang berada di tangannya.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang