BAB 4

13.3K 712 7
                                    


~HAPPY READING~

Pagi ini, di kediaman Pak Arkan sedang disibukkan dengan persiapan do'a bersama dalam rangka tasyakuran untuk pembukaan cabang perusahaan baru yang didirikan oleh Papa Arya. Mereka akan mengundang beberapa anak yatim-piatu dan kaum duafa.

Sedari tadi Mama Bida sudah mencoba membangunkan Pak Arkan supaya dia membantu papanya untuk mempersiapkan semuanya. Tapi anak itu masih saja tidak mau bangun.

"Bangun dong, Ar. Papamu itu loh bantuin, kasian" ujar Mama Bida.

"Hm"

"Ham hem ham hem terus dari tadi"

"Iya, habis ini" jawab Pak Arkan dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Terserah kamu deh, Ar. Mama cape"

Mama Bida keluar dari kamar Pak Arkan karena mungkin sudah jengah dengan anaknya itu. Sedangkan Pak Arkan, dia masih tetap melanjutkan acara tidurnya karena matanya yang masih mengantuk.

Satu jam kemudian, Pak Arkan sudah berada di ruang tengah. Semua persiapan juga sudah selesai. Tinggal menunggu tamu undangan saja.

"Ar. Mama mau minta tolong, boleh?" Tanya Mama Bida yang baru keluar dari dapur.

"Minta tolong apa?"

"Jemput Shyina. Bawa dia ke sini. Ini kan hari Minggu, mungkin dia nggak kerja. Kamu tau rumahnya, kan?"

Pak Arkan menatap Mama Bida datar "Kenapa nggak mama aja?" Tanyanya.

"Emang kamu mau nemuin tamunya nanti?" Ucap Mama Bida menahan emosi.

"Kalo nanti dia nggak mau, gimana?"

"Bilang aja Mama yang nyuruh. Pasti mau"

"Nanti Arkan jemput"

"Sekarang! Kalo kamu nunggu nanti, acaranya keburu mulai"

Pak Arkan menatap Mama Bida datar "Iya nyonya. Arkan berangkat dulu, assalamu'alaikum" ucap Pak Arkan sembari mencium tangan mamanya.

"Wa'alaikumsalam. Hati-hati"
........

Setelah setelah jam menempuh perjalanan, akhirnya Pak Arkan sudah sampai di depan rumah Shyina sekarang. Dia mencoba mengetuk pintu rumah itu. Sekali dua kali masih tidak ada respon. Tapi yang ketiga kali, baru ada yang merespon dari dalam. Dan ternyata yang membuka pintu adalah ibunya Shyina.

Pak Arkan mencium tangan ibunya Shyina "Assalamu'alaikum, buk" ucap Pak Arkan sopan.

"Wa'alaikumsalam. Cari siapa, ya?" Tanya ibunya Shyina.

Ibunya Shyina menatap Pak Arkan aneh. Mungkin dia bingung karena ada laki-laki tidak dikenal yang tiba-tiba mencium tangannya.

"Shyinanya ada, buk?"

"Shyina ada. Kamu siapa?" Tanya ibunya Shyina ragu.

"Saya Arkan. Saya temennya Shyina" jawab Pak Arkan sopan.

"Oh. Ayo masuk dulu, biar ibuk panggil Shyina nya"

"Iya, buk. Permisi"

Pak Arkan masuk kemudian duduk di ruang tamu untuk menunggu Shyina. Sedangkan ibunya Shyina menuju kamar Shyina untuk membangunkan anaknya itu.

"Kamu itu na, cewe kok bangunnya siang terus. Shyina, bangun!"

"Eunggh. Apa sih, buk? Aku udah sholat tadi" gumam Shyina.

"Ini udah jam berapa? Mandi kek ngapain kek. Ngebo mulu kerjaannya"

"Nanti aja mandinya. Aku hari ini nggak ke toko" jawab Shyina yang kembali meringkuk masuk ke dalam selimutnya.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang