BAB 2

15.8K 851 15
                                    

~HAPPY READING~

Berhubung pegawai yang biasa mengantar kue sedang tidak masuk, jadi Shyina sendirilah yang harus turun tangan untuk mengantar brownis itu ke rumah laki-laki menyebalkan yang datang ke tokonya kemarin. Saat ini Shyina sudah berdiri tepat di depan rumah mewah dengan cat berwarna putih dan krem. Menurut Shyina itu adalah rumah laki-laki yang kemarin memesan brownis di tokonya. Tanpa menunggu lama lagi, Shyina segera berbicara dengan satpam supaya mengizinkannya masuk ke rumah itu.

Setelah mendapat izin, Shyina langsung masuk dan menekan bel yang berada tepat di sebelah pintu. Dan tidak lama kemudian, keluarlah seorang wanita yang berumur kira-kira 50 tahunan. Dia menatap Shyina dengan senyum tipis di wajahnya. Tapi di sisi lain, wajahnya itu juga nampak bingung karena mungkin dia tidak tau siapa yang ada di depannya saat ini.

"Assalamu'alaikum" ucap Shyina.

"Wa'alaikumsalam. Mau cari siapa?" Tanya ibu itu ramah.

"Saya dari SHYN'S BAKERY. Saya ke sini karena saya mau mengantar pesanan kue"

"Pesanan kue? Tapi saya nggak merasa pesen kue"

"Iya, bu. Kemarin ada mas-mas yang datang ke toko kami. Dia pesan kue dan meminta kami untuk mengirim ke alamat rumah ini. Ini benar perumahan Araya blok A nomor 5 kan, bu?" Tanya Shyina sopan.

"Iya, benar. Tapi mas-mas siapa?"

"Arkan yang pesen, ma"

Pandangan Shyina langsung teralihkan ke belakang wanita itu. Di sana terlihat seorang laki-laki yang sedang berjalan menuju pintu. Dan laki-laki itu adalah laki-laki yang sama dengan yang datang ke tokonya kemarin.

Namanya Arkan Ardi Pratama. Dia adalah CEO muda yang baru berusia 27 tahun. Dia memiliki perusahaan besar yang bergerak di bidang furniture dengan label ARMA'S COMPANY. Dia juga anak dari pengusaha terkenal yang ada di Kota Malang.

"Kamu pesen kue nggak bilang-bilang. Kan mama nggak tau" ujar mamanya Pak Arkan.

"Maaf ya, nak. Saya nggak tau kalo anak saya yang pesen. Yaudah, ayo dibawa masuk dulu kuenya"

"Iya, bu"

Shyina langsung mengeluarkan kue-kuenya dari dalam mobil kemudian membawa masuk ke dalam rumah besar itu. Baru saja Shyina menginjakkan kakinya di dalam, dia sudah dibuat terpesona dengan berbagai macam furniture mewah yang ada di sana. Shyina tidak heran lagi karena perumahan ini adalah perumahan elit. Dan pastinya hanya konglomerat yang ada di dalamnya.

"Arkan. Bantuin sana" suruh mamanya Pak Arkan.

"Arkan sibuk" jawab Pak Arkan tanpa mengalihkan pandangannya dari handphone.

"Sibuk ngapain, sih? Orang cuma main HP dari tadi"

Pak Arkan melirik Shyina yang sedang berdiri di depannya. Tapi tidak lama kemudian dia kembali fokus ke handphonenya.

"Kamu bantuin dia atau mama ambil HP kamu?"

Pak Arkan menghela nafasnya pelan, kemudian menatap mamanya datar. Setelah itu dia bangkit dari duduknya dan mulai mengikuti langkah Shyina menuju mobil untuk mengambil kue-kue yang masih tersisa.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang