BAB 12

13.1K 635 9
                                    

~HAPPY READING~

Siang ini, Pak Arkan sama Shyina rencananya mau ke supermarket untuk membeli bahan makanan dan keperluan lainnya. Tapi suami tampan Shyina Syabira ini rupanya masih nyenyak berpelukan dengan bantal gulingnya.

Sudah beberapa kali Shyina mencoba untuk membangunkan Pak Arkan, tapi tidak ada respon sama sekali.

"Bangun dong, pak. Tadi katanya mau nganterin ke supermarket" ujar Shyina yang sudah lelah karena Pak Arkan sama sekali tidak merespon.

"Pak Arkan tidur apa pingsan sih?"

"Pak!!"

"Pak Arkan!!!"

"Hmmm" gumam Pak Arkan.

"Ayo anterin saya!" Ujar Shyina sedikit berteriak.

"Kemana?" Tanya Pak Arkan yang masih memejamkan matanya.

"Ishh.. Pak Arkan mah gitu. Kemaren katanya mau nganterin ke supermarket"

"Nanti aja, saya masih ngantuk"

"Apa? Ngantuk? Yang bener aja dong, pak. Orang Pak Arkan tidur dari tadi pagi!!" Teriak Shyina.

"Shuuttt.. jangan teriak-teriak"

"BIARIN! BIAR PAK ARKAN BANGUN!!"

"Dilarang teriak malah suara toa nya keluar" gumam Pak Arkan.

"Pak arkan ngomong apa?"

"Enggak"

Pak Arkan kembali mengeratkan pelukannya pada bantal guling kesayangannya, dan sukses membuat Shyina semakin emosi.

Shyina menarik tangan Pak Arkan "Ayok, Pak Arkan" ujarnya.

"Gendong, na"

Shyina melebarkan matanya "APA?! GENDONG? Yang bener aja dong, pak. Badan Pak Arkan sama saya itu lebih gede siapa" ucapnya.

"Badan saya nggak gede, tapi tinggi" ujar Pak Arkan menyangkal.

"Sama aja"

"Yaudah, cium dulu kalo gitu"

Shyina menatap Pak Arkan tajam "HEH!! gak gak. Apa apaan!!" Tolaknya.

"Yaudah, saya nggak mau bangun" ujar Pak Arkan sembari merobohkan tubuhnya kembali.

"Yaudah, saya berangkat sendiri"

Shyina bangkit dari duduknya. Ia memutuskan untuk pergi ke supermarket sendiri menggunakan motor. Dia sudah sangat jengkel dengan Pak Arkan.

Mendengar perkataan Shyina, membuat Pak Arkan langsung bangun dan menahan tangan istrinya itu.

"Eh iya iya. Jangan ngambek dong" ucap Pak Arkan.

"Pak Arkan, sih. Bikin emosi mulu"

"Kamu beneran nggak mau gendong atau cium saya?" Goda Pak Arkan.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang