BAB 20

12.4K 554 10
                                    

Pencet bintang jangan lupa bestiee

~HAPPY READING~

"Wa'alaikumsalam. Ya Allah Pak Arkan kenapa?!"

Shyina langsung membulatkan matanya karena terkejut dengan kondisi Pak Arkan. Baju kotor, celana digulung sampai lutut karena lututnya yang berdarah, juga tangan yang terluka dibeberapa bagian.

Shyina menuntun Pak Arkan menuju sofa dan mendudukkan dia disana. Setelah itu, dia kembali berdiri untuk mengambil kompresan dan obat. Baru saja Shyina melangkahkan kakinya, tapi Pak Arkan sudah mencegahnya terlebih dahulu.

"Kamu mau kemana?"

"Sebentar, pak. Saya ambilin kompresan sama obat dulu biar lukanya nggak infeksi" jawab Shyina panik.

"Kamu disini aja, jangan kemana-mana"

"Iya. Saya ambilin kompresan sama obat sebentar. Habis itu saya kesini lagi"

"Yaudah, jangan lama-lama"

"Iya"

Shyina langsung lari menuju dapur. Sampai disana, dia langsung mengambil air dan juga handuk kecil untuk membersihkan luka Pak Arkan. Dia juga mengambil kotak P3K. Setelah itu, dia kembali lagi ke ruang tamu untuk menemui suaminya.

"Sini, saya bersihin lukanya" ujar Shyina yang sudah duduk disebelah Pak Arkan.

"Pelan-pelan, na. Sakit"

"Iya"

Shyina mulai menempelkan handuk basah ke luka Pak Arkan. Setelah itu dia sedikit menekan supaya kotoran yang ada didalamnya bisa terangkat. Setelah selesai, dia juga meneteskan obat merah supaya luka Pak Arkan tidak infeksi.

"Akhhh pelan-pelan, na. Perih" rintih Pak Arkan sambil menyenderkan kepalanya disandarkan sofa.

"Iya. Ini udah pelan"

"Udah" ujar Shyina sembari membereskan kotak P3K didepannya.

"Pak Arkan kenapa bisa luka kaya gini?" Tanya Shyina sambil menatap Pak Arkan khawatir.

"Nanti aja ceritanya, saya mau ke kamar dulu. Kamu bisa bantuin saya ke kamar?"

"Iya. Ayo saya bantu"

Shyina membantu Pak Arkan berdiri, kemudian dia melingkarkan tangannya di pinggang Pak Arkan. Lalu, perlahan-lahan dia membantu Pak Arkan berjalan menuju tangga.

Sebenarnya Shyina sangat kesusahan karena Pak Arkan meletakkan tangan kekarnya dibahu Shyina. Meskipun tubuhnya kecil seperti itu, tapi dia sangat berat. Rasanya Shyina akan oleng sekarang juga.

"Bisa naik, nggak?" Tanya Shyina.

"Bisa. Pelan-pelan tapi"

"Iya"

Sampai dikamar, Shyina langsung membantu Pak Arkan untuk duduk di ranjang. Setelah itu dia berjalan menuju almari untuk mengambil baju ganti suaminya.

"Ini, ganti dulu bajunya" ucap Shyina sambil menyodorkan bajunya kedepan Pak Arkan.

"Gantiin, na. Tangan saya sakit" ujar Pak Arkan sembari menunjukkan sikunya yang terluka.

Shyina menghela nafas pelan. Setelah ini dia pasti akan kuwalahan karena sifat manja Pak Arkan kumat lagi.

"Pak Arkan nggak mau mandi?"

"Mandiin" jawab Pak Arkan polos.

Shyina menatap Pak Arkan tajam. Bagaimana bisa Shyina memandikan orang dewasa seperti Pak Arkan ini. Ya meskipun mereka sudah sah menjadi suami istri, tapi itu adalah hal yang tabu menurut Shyina.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang