BAB 66

7.1K 430 47
                                    

~HAPPY READING~

"Ya siapa tau mbak Shyina punya temen cantik. Biar dikenalin ke saya"

"Kalaupun dikenalin juga dia belum tentu mau sama kamu" sahut Pak Arkan.

Shyina menggelengkan kepalanya melihat Pak Arkan dan Rian yang selalu berdebat jika disatukan. Entah kapan mereka bisa akur.

"Udah ya, ini dimakan dulu. Kalo dingin nggak enak" ujar Shyina sembari membuka rantang yang ia bawa.

"Ambilin" kata Pak Arkan.

Shyina menatap Pak Arkan datar "Manja" ujarnya tanpa suara.

"Pak Arkan nggak boleh gitu pak. Disini saya sebagai jomblo merasa sangat iri melihat Pak Arkan dan mbak Shyina" ucap Rian.

"Nggak ada yang nyuruh kamu lihat saya"

"Yaudah kalo gitu saya lihat Mbak Shyina aja"

"Lihatin aja, tapi sebentar lagi jabatan kamu turun jadi tukang kebun" ancam Pak Arkan.

"Waduh. Ancaman Pak Arkan ngeri juga"

"Udah jangan berantem mulu ih. Mas Rian, ayo dimakan" suruh Shyina kepada Rian.

"Eh, iya mbak"

Shyina memberikan makanan yang sudah ia ambilkan kepada Pak Arkan. Bukannya menerima, Pak Arkan malah diam sembari menatap Shyina datar.

"Ini" kata Shyina.

"Suapin"

Shyina menghela nafas berat, kemudian mulai menyuapi Pak Arkan. Shyina heran, apakah Pak Arkan tidak malu dengan Rian. Shyina sendiri sebenarnya sedikit tidak enak kalau harus bermesraan didepan Rian. Tapi suaminya itu sungguh tidak bisa diajak bekerja sama.

"Mas Rian, maaf ya" ujar Shyina merasa tidak enak.

"Nggak papa mbak. Hitung-hitung wisata masa depan" jawab Rian.

"Mas Rian bisa aja. Gimana mas, enak nggak?" Tanya Shyina waktu melihat Rian mulai memasukkan sesendok nasi ke mulutnya.

"Enak mbak, enak banget malahan. Jadi gini ya, rasanya punya istri"

"Mangkanya, kamu cepet nikah sana. Udah umur segitu mau nunggu apa lagi" sahut Pak Arkan.

"Umur segitu gimana sih, pak? Saya ini masih muda, masih 25 tahun. Kan target nikah saya nanti kalo udah umur 27"

"Ngapain pake target-target segala. Kalo udah siap langsung gas aja. Keburu inceran kamu diambil orang" kata Pak Arkan.

Rian menghentikan aktivitas mengunyah makanannya, lalu dia menatap Pak Arkan lekat. Karena merasa ada yang aneh sama Rian, Pak Arkan langsung membuka suara.

"Ngapain kamu lihatin saya?"

"Pak Arkan ngomong gitu saya jadi overthinking"

"Kamu nggak usah kaya cewe. Dikit-dikit dibikin overthinking. Suka banget nyakitin diri sendiri. Heran" ujar Pak Arkan.

"Kamu ngomong gitu aku kesindir loh" ucap Shyina sambil menyuapi Pak Arkan.

"Ya emang aku lagi nyindir kamu"

Sebenarnya Shyina ingin menjambak rambut Pak Arkan sekarang juga. Tapi mengingat didepannya sedang ada Rian membuat dia mengurungkan niatnya itu.

15 menit kemudian, mereka sudah selesai dengan acara makan siangnya. Rian juga sudah keluar, menyisakan Shyina dan Pak Arkan yang masih berada di ruangan itu.

Shyina berkeliling ruangan untuk mencari sesuatu yang menarik untuknya. Sampai akhirnya, dia melihat ada sebuah kotak cincin yang didalamnya masih terdapat cincin dengan permata diatasnya. Sepertinya itu cincin pertunangan.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang