BAB 69

7K 456 52
                                    

Ada yang menunggu saya kembali?

Btw yang kemaren minta uwu-uwuan, nanti ya. Authornya masih mau bikin Pak Arkan strees dulu. Wkwk..

Oh iya, mau minta tolong buat bantu share cerita ini, bisa?

~HAPPY READING~

Sepulang dari rumah Shyina, Pak Arkan langsung melajukan mobilnya menuju rumah Papa Arya. Dia memutuskan untuk tidak kembali ke kantor karena fikirannya sedang kacau saat ini. Kalaupun dia tetap memaksa, semuanya pasti akan berantakan dan tidak sesuai ekspektasi.

Pak Arkan sudah sampai dirumah Papa Arya. Sekarang dia sedang memarkirkan mobilnya digarasi. Setelah itu, dia langsung masuk kedalam untuk bertemu dengan mamanya.

"Assalamu'alaikum" ucap Pak Arkan.

"Wa'alaikumsalam. Ngapain kesini lagi?"

Pak Arkan menghentikan langkahnya "Nggak boleh? Kalo nggak boleh, Arkan balik pulang aja" ujarnya.

"Bukan nggak boleh, mama cuma tanya"

Pak Arkan melanjutkan langkahnya, lalu duduk disebelah Mama Bida. Dia menyenderkan kepalanya disandaran sofa sembari memejamkan mata.

"Gimana? Shyina udah ketemu?" Tanya Mama Bida.

"Udah"

"Ketemu dimana?"

"Dirumah ibunya"

"Emang dia nggak bilang kalo mau kesana?"

"Tadi Arkan nyuruh Rian buat nganter Shyina pulang. Bukannya dianter kerumah malah dianter kerumah ibunya"

Mama Bida mengerutkan keningnya "Tumben kamu akur sama Rian?" Tanyanya.

"Terpaksa. Shyina lagi marah sama Arkan" ujar Pak Arkan yang masih memejamkan matanya.

Mama Bida menolehkan kepalanya menghadap Pak Arkan, lalu menatapnya bingung.

"Kamu bikin ulah apa lagi emang?" Tanya Mama Bida.

"Arkan nggak bikin ulah. Dia cuma salah faham" jawab Pak Arkan santai.

"Salah faham gimana maksud kamu?"

Pak Arkan mulai menceritakan semuanya mulai awal sampai akhir, tanpa ada yang terlewatkan sedikitpun.

"Rasain" ujar Mama Bida.

Pak Arkan terkejut dengan respon Mama Bida. Awalnya dia menduga mamanya itu akan kasihan lalu membantunya untuk membujuk Shyina supaya mau kembali pulang. Tapi dugaannya salah. Ternyata Mama Bida berada di pihak Shyina.

"Mama kok gitu sama Arkan?" Tanya Pak Arkan sambil menatap mamanya bingung.

"Siapa suruh masih berhubungan sama mantan" ketus Mama Bida.

"Gimana nggak berhubungan, orang dia sekertaris clientnya Arkan. Oh ya, Arkan nggak pernah ada hubungan apapun sama dia. Jadi jangan sekali-kali mama nyebut dia mantan Arkan"

"Lagian kamu ngapain sih, bahas masa lalu segala. Kaya nggak ada pembahasan lain aja"

"Dia duluan"

"Kalo kamu nggak ngeladenin juga nggak bakal keterusan" omel Mama Bida.

"Ma, Arkan kesini itu mau minta solusi ke mama. Kok mama malah ikut-ikutan marah ke Arkan?"

"Nanti mama pikirin solusinya" ujar Mama Bida dengan mata fokus ke televisi didepannya.

"Sekarang aja, ma. Ngapain nunggu nanti"

"Kamu itu udah minta tolong, ngotot lagi"

Pak Arkan mengacak rambutnya frustasi, lalu dia berteriak hingga membuat Mama Bida menjatuhkan remot televisi yang sedang ia genggam.

My Arkan Is My Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang